Lembar Yang Tlah Terbuka

329 27 3
                                    

Zoro mengemudikan Porschenya dengan santai melintasi jalanan yang dikelilingi oleh pepohonan kelapa tanda mereka akan segera tiba di lokasi yang dituju.

Selama Selama hampir empat jam perjalanan tadi, tidak ada topik pembicaraan yang menarik diantara Robin dan Zoro. Hanya sekedar basa basi menanyakan arah jalan dan juga menanyakan jenis musik apa yang akan mereka dengarkan di mobil. Selebihnya Robin lebih fokus mengerjakan sesuatu di ipadnya sedangkan Zoro, lelaki itu sibuk menyetir walaupun tak jarang ia melirik kearah istrinya yang tampak serius itu.

"Robin, main ipad mulu ih," keluh Zoro pada tiga jam mereka berkendara. Robin yang duduk disampingnya melihat kearah Zoro sambil mengangkat sedikit sudut bibirnya.

"Gue kan kerja sekarang biar nanti disana gue gak mikirin pekerjaan," balas perempuan itu. Robin menatap kearah Zoro sekilas lalu kembali menatap layar ipadnya untuk memberikan sentuhan akhir pada 'pekerjaan' yang ia lakukan sedari tadi.

"Kerja apaan sih, orang sekarang lagi musim liburan," ujar Zoro lagi.

Mendengar keluhan Zoro, Robin kemudian tertawa kecil. Ia tau pasti Zoro merasa bosan karena sedari tadi hanya ada keheningan diantara keduanya. Sebenarnya tidak hening, mereka berkendara sembari mendengarkan musik, jadi tidak cukup sepi bukan?

"Iya, iya, udah selesai juga kok ini." Robin mematikan ipadnya dan memasukkan benda pipih tersebut kedalam tasnya. Selanjutnya, ia pun menyandarkan tubuhnya di jok sembari melihat kearah Zoro yang fokus menyetir.

"Kenapa sih? Lo kok nyetirnya rewel banget. Capek? Mau gantian?" tanya Robin.

"Enggak, cuma sepi aja karena lo sedari tadi diem," balas Zoro sambil menambahkan kecepatan laju Porschenya membelah jalanan yang cukup sepi itu.

"Gue lagi mengisi energi, makanya dari tadi diem. Nanti malem bakal banyak acara kan?"

Mendengar ucapan Robin barusan, Zoro jadi teringat alasan mengapa mereka jauh-jauh dari East Blue menuju North Blue.

Malam nanti, pesta yang diselenggarakan oleh keluarga Sanji akan diadakan. Pesta yang dibuat untuk meresmikan pembukaan salah satu cabang hotel & resort yang berada di pinggir pantai milik keluarga Vinsmoke itu terletak di North Blue, sebuah daerah yang terkenal dengan pantainya yang sangat indah.

Sanji merupakan orang yang menjadi penanggung jawab utama dalam proyek tersebut, maka dari itu, peresmian ini merupakan hal yang sangat penting baginya dan juga ia mengharapkan kehadiran sahabat-sahabatnya dalam acara itu.

"By the way, gue seneng kalo lo bisa akrab sama sahabat-sahabat gue," ucap Zoro pada Robin yang tengah memandang keluar jendela.

Robin tampak menerawang, dalam hatinya ia berpikir bahwa seharusnya ia yang merasa senang karena dapat dekat dengan sahabat Zoro yang lain. Jika ia ingat-ingat, dalam hidupnya, Robin tidak pernah memiliki teman yang benar-benar dekat dengannya. Hal tersebut karena sedari dulu, ia selalu menutup dirinya dan tidak memiliki keberanian untuk berteman.

Terbiasa sendiri semenjak ibunya terlalu sibuk, akhirnya yang ia pikirkan hanyalah terus berusaha untuk menjadi mandiri sehingga merasa tidak memerlukan orang lain.

Hal tersebut masih berlanjut ketika Robin memasuki dunia kerja. Jika diingat kembali, hubungannya dengan anggota divisi lainnya sebelumnya tidak terlalu dekat. Namun dikarenakan Vivi, Franky, dan Brook adalah orang-orang yang baik dan terbuka, Robin pun akhirnya dapat membaur dan mulai merasakan kenyamanan ketika bersama dengan mereka.

Jika kata orang saat dewasa kita akan kehilangan banyak teman, justru Robin merasakan yang sebaliknya.

Robin yang saat itu baru memiliki teman merasa bahagia saat bekerja di kantor. Setidaknya dengan kesibukan kantor, ia memiliki waktu yang lebih lama lagi dengan temannya.

(One Piece Zorobin FF) We Never Get Fu*king MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang