Wanita bersurai hitam itu menelusuri jalanan setapak di sisi danau yang tampak tenang. Ia menyampirkan kembali syalnya yang sempat turun dari pundaknya. Tangannya kembali bersembunyi di dalam saku coat yang ia kanakan, mencari kehangatan. Matanya tampak menjelajahi setiap sudut kota di tiap langkahnya.
Wanita itu hanya seorang diri, tak ditemani oleh siapun. Sudah beberapa hari ini ia kembali ke tempat ini. Beralasan untuk mengajak ibunya berlibur, nyatanya ia sedang melarikan diri. Banyak hal yang sudah ia lalui sampai saat ini, rasanya ia ingin rehat sejenak. Entah sampai kapan, ia juga tidak tahu.
Kakinya sedari pagi tidak berhenti melangkah. Saat ini, waktu telah menunjukkan jam makan siang. Dan tepat pada sebuah toko kue yang tercium harum, langkahnya pun terhenti. Ia memutuskan untuk beristirahat sejenak sembari menikmati kudapan yang tersedia. Wanita itu memilih kursi yang berada di dekat jendela agar ia tetap dapat menikmati pemandangan danau yang tampak sedikit membeku.
Saat ini tidak banyak orang yang berada di sekitar danau. Orang-orang lebih memilih untuk mengunjungi berbagai toko dan kedai yang ada di pinggiran danau sembari menghangatkan diri. Beberapa orang di sekeliling wanita itu tampak sedang asik bersenda gurau entah dengan teman, keluarga ataupun orang terkasih.
Sambil melihat kearah danau, pikirannya terus memutar memori yang dulu pernah terjadi di tempat ini. Memori yang terjadi sekitar satu tahun yang lalu. Tepat dimana ia mengunjungi tempat ini dengan seseorang yang sekarang ia cintai.
Ia terus mengingat kenangan saat pria itu merasa bahwa dirinya memiliki tanggung jawab untuk menjaganya. Sebuah tanggung jawab yang tercipta dari ikrar yang telah terucap.
Kini, pria itu telah melaksanakan tanggung jawab tersebut dengan baik.
Dengan perlahan wanita bersurai hitam itu menyesap tehnya yang menguarkan harum. Kemudian, ia menyuapkan potongan kue ke dalam mulutnya. Matanya tak henti memandangi segala keindahan yang ada dihadapannya sambil terus menikmati kudapan yang telah ia pesan.
Sudah puas beristirahat, wanita itu hendak kembali melanjutkan perjalanannya. Setelah membayar, ia langsung keluar dari toko dan kembali menusuri jalanan kota.
Beberapa hari yang lalu ia telah menghabiskan waktu dengan ibunya. Mereka menjelajahi setiap tempat yang menjadi negara impian seseorang yang sangat mereka cintai. Ibunya yang telah menerima kepergian suaminya, tampak menikmati waktunya bersama dengan sang anak.
Hari ini wanita itu ingin menikmati waktunya sendirian. Dengan harap dapat menenangkan pikiran, tapi ternyata ia malah terus memikirkan pria itu. Entah apa yang sedang dilakukan oleh suaminya sekarang, ia tak tahu. Jika dilihat dari waktu yang berbeda, seharusnya suaminya itu telah selesai bekerja.
Beberapa waktu yang lalu, ia dan suaminya berdebat dan membuatnya memutuskan untuk pulang ke rumah ibunya. Bukan tanpa alasan, ia hanya merasa lelah.
Namun sekarang, saat liburan, bukannya bisa menikmati waktu, ia malah mengkhawatirkan keadaan suaminya.
Setelah cukup jauh melangkah, ia terhenti di sebuah kursi panjang yang menghadap kearah danau. Ia kembali mengistirahatkan kakinya yang sudah lama melangkah. Setelah menyandarkan punggungnya, ia mengeluarkan beberapa lembar foto dari saku tasnya.
Sudut bibirnya sedikit terangkat saat melihat potret beberapa orang yang ia cintai. Dua diantaranya telah pergi, dan wanita itu berharap pria satu-satunya yang ia miliki itu akan terus menetap. Tetap berada di sampingnya sampai segala alur yang tercipta telah berakhir.
Entah kapan mereka akan kembali melukis alur yang sama.
Kalau kata orang, saat ini cinta mereka sedang diuji.
KAMU SEDANG MEMBACA
(One Piece Zorobin FF) We Never Get Fu*king Married
FanficCerita tentang Zoro dan Robin yang tidak pernah tertarik dengan yang namanya pernikahan. Karena terpaksa dan pusing mendengar omongan orang lain mengenai pernikahan, keduanya pun menyetujui untuk menikah. Berjanji tidak untuk saling membenci dan men...