"Ayo!"
Setelah Robin melangkahkan kakinya keluar dari dalam rumah, Zoro langsung menutup pintu dan menguncinya dari luar. Setelahnya mereka pun segera memasuki mobil yang sedang dipanaskan mesinnya.
Hari ini Zoro dan Robin berencana untuk pergi ke salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Grandline. Mereka berdua pergi untuk mencari hadiah yang akan dibawa ke pesta yang diadakan oleh Kaya dan Usopp pada akhir pekan nanti.
"Gimana kerjaan lo?" tanya Zoro memecah keheningan diantara mereka berdua. Sesekali matanya melirik kearah Robin yang sibuk menatap keluar jendela.
"Baik sih, tapi makin banyak dan agak ngebuat pusing."
"Kalo ada yang mau di diskusiin, bilang aja sama gue. Kali aja gue bisa bantu kan."
"Iya, nanti."
Zoro tersenyum kecil mendengar jawaban Robin. Ya setidaknya setelah hampir lima bulan menikah, hubungan mereka tidak pernah mengalami masalah sedikit pun.
Keduanya mampu beradaptasi dan dapat menjalin hubungan pertemanan yang baik. Walaupun mungkin tetap saja diselingi dengan ujaran kekesalan yang kerap kali Robin berikan pada Zoro ketika pria itu melakukan hal yang menurutnya menyebalkan.
Terkadang Zoro seringkali memikirkan perkataannya dengan Robin dahulu saat sebelum menikah. Ucapannya yang mengatakan bahwa mereka hanya akan menikah selama setahun. Untuk saat ini, pikirannya mulai meragu dan agak menyesali perkataanya dahulu.
Coba saja waktu itu mereka menikah tanpa membuat perjanjian seperti itu, mungkin awalnya mereka tetap terpaksa menikah, tapi setidaknya mereka dapat beradaptasi dan menjalin hubungan yang baik terlebih dahulu tanpa khawatir akan bayang-bayang perpisahan nantinya.
Namun, dapat menjalin hubungan baik dengan Robin juga sudah sangat cukup bagi Zoro untuk saat ini.
***
"Mau beli kado apa?"
Keduanya kini mengitari salah satu baby shop yang ada. Zoro menatap sekitar area pakaian anak sedangkan Robin sedang melihat kearah sepatu anak.
Saat sedang melihat-lihat, mata Zoro menangkap sebuah benda kecil yang ada di etalase toko. Tampak sebuah gelang kaki mungil dengan hiasan beberapa buah lonceng. Zoro yang sebelumnya tidak pernah tertarik dengan barang-barang seperti itu sontak saja langsung terpaku menatapnya. Dalam hati, ia ingin membeli gelang kaki itu namun ia pun teringat bahwa ia saja masih belum mengatahui hubungannya dengan Robin nantinya.
"Kayaknya jangan baju atau sepatu deh, Zor. Anak-anak kan cepat banget tumbuhnya, takut cepet ga kepake."
Suara Robin berhasil membuyarkan lamunan Zoro. Saat ini, Robin telah berdiri disampingnya dan juga ikut melihat kearah etalase yang menyimpan aksesoris bayi itu.
"Lo kepikirin buat ngasih aksesoris?" tanya Robin sambil melihat kearah Zoro.
"Ah enggak sih. Cuma pas aja lagi berdiri disini jadi gue liat-liat aja." Zoro memalingkan wajahnya kemudian melihat kearah Robin.
"Jadi mau kasih apa?"
Mendengar pertanyaan Zoro, Robin tampak berpikir sejenak. Ternyata membeli hadiah untuk anak kecil itu agak membingungkan ya. Terbukti dari Zoro dan Robin yang sudah berkeliling selama hampir dua jam di mall tapi mereka masih belum mendapatkan hadiah yang cocok untuk anak dari sahabatnya itu.
"Ke toko buku aja yuk? Mungkin aja disana bakal ada yang menarik," ujar Robin akhirnya setelah beberapa saat berpikir.
"Masih bocah mau dikasih buku?"
"Ya emang kenapa?"
"Ya gapapa sih."
"Ayo ah!"
Tanpa sadar, Robin menarik tangan Zoro untuk segera meninggalkan toko tersebut dan berjalan kearah toko buku.
***
Robin menatap kearah tas belanjaannya yang sudah hampir penuh. Setelah berkeliling di toko buku, ia akhirnya menemukan hadiah yang cocok untuk diberikan. Sebuah set buku dongeng yang dilengkapi dengan alat peraga dan juga beberapa buku ensiklopedia anak. Saat ini Sunny dan Merry baru menginjak usia dua tahun, maka dari itu Robin sengaja memilih buku yang memiliki banyak gambar dan dapat diperagakan oleh orang dewasa.
Tapi Robin tidak hanya membeli buku anak saja, ia juga membeli buku yang akhir-akhir ini berhasil membuatnya tertarik.
Buku mengenai parenting.
Setelah tempo hari Nami menjelaskan tentang parenting, Robin merasa tertarik. Ia sangat penasaran dengan dunia parenting yang sekarang sedang ramai dibicarakan oleh banyak orang tua.
"Udah?" tanya Zoro tiba-tiba. Pria itu tampak membawa beberapa alat-alat kantor di tangannya.
"Udah."
"Mana sini, gue bayar."
Zoro mengambil tas belanjaan yang ada di tangan Robin dan segera melangkah kearah kasir yang tampak ramai.
Tanpa sengaja mata Zoro menatap kearah belanjaan Robin dan melihat sesuatu yang membuatnya tersenyum kecil.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
(One Piece Zorobin FF) We Never Get Fu*king Married
Fiksi PenggemarCerita tentang Zoro dan Robin yang tidak pernah tertarik dengan yang namanya pernikahan. Karena terpaksa dan pusing mendengar omongan orang lain mengenai pernikahan, keduanya pun menyetujui untuk menikah. Berjanji tidak untuk saling membenci dan men...