**ARSEAN JAVERIUS MOONLIGHT**
Suara derit ranjang bergema diruangan yang tidak terlalu besar. Seorang laki-laki berbadan kekar dengan keadaan telanjang dada, tampak menggeliat di atas ranjang. Cahaya matahari yang masuk lewat jendela yang setengah terbuka, mengusik dirinya ditambah dengan suara ketukan yang menggila di luar sana. Dengan kesal dia akhirnya bangkit kemudian membuka matanya. Sinar matahari langsung menusuk matanya.
"Owh, shit!" pekiknya.
Dia segera menggunakan tangannya untuk menutupi cahaya yang menusuk matanya. Sementara itu suara ketukan tidak hentinya terdengar dan membuat kepalanya yang masih agak pening, tambah pening. Dia duduk di pinggir kasur sambil memijat kepalanya. Dia masih merasakan mual akibat banyak minum semalam.
"What the fuck?! Shut up!" teriaknya.
Krek!
Pintu geser itu terbuka dan menampilkan seorang laki-laki lain dengan iris mata sewarna obsidian dengan wajah malas, membawakan sebuah nampan berisi semangkuk sup pengar dan secangkir teh. Laki-laki di kasur itu tidak meliriknya, seakan-akan dia sudah tau siapa yang akan datang pagi ini. Laki-laki beriris obsidian itu melangkah masuk ke dalam ruangan itu, tanpa menunggu perintah dari orang yang ada di depannya. Ia meletakkan nampan itu di meja dengan sedikit keras, kemudian menatap kesal sosok di depannya ini.
"Sudah kubilang untuk tidak minum terlalu banyak! Kau harus tau seberapa takaran alkoholmu itu, Sean!" omel laki-laki itu.
Sean, si laki-laki berbadan kekar itu, mendecak sebal sembari turun dari kasur dan duduk di lantai kayu. Mereka berdua kini duduk berhadapan yang dipisahkan dengan sebuah meja makan.
"Kau ini berisik sekali, Sky! Owh, shit! Kepalaku pusing sekali!" Sean memijat kepalanya sesaat.
Sky segera menggeser semangkuk sup pengar pada Sean. "Makan dan habiskan. Aku punya berita untukmu dari klan."
Sean sepertinya tidak begitu mendengar perkataan Sky. Ia langsung mengambil sendok dan mulai memakan sup pengar itu. Dia benar-benar tidak percaya kalau ia akan ambruk malam itu karena mabuk. Biasanya Sean sangat kuat minum. Kadar alkohol di penginapan ini sangat tinggi dan Sean tidak tau itu. Sebelumnya dia memang minum bersama Sky dan yang lainnya semalam. Mereka memesan berbotol-botol alkohol semalam. Sky menyerah sebelum dia mabuk dan membiarkan Sean minum bersama yang lain. Akibatnya ia mabuk berat sekarang.
"Untung saja aku tidak ikut mabuk. Kalau aku sampai ikutan mabuk, nasibmu akan malang sekali," ejek Sky.
"Kau pikir aku tidak bisa mengurus diriku sendiri begitu?"
Sky mengangkat bahu. "Faktanya begitu kan?"
Sean ingin sekali melemparkan mangkuk berisi sup kepada Sky yang kini melemparkan senyuman mengejek yang menyebalkan. Kalau saja Sky bukan sahabat terdekatnya, sekaligus tangan kanannya yang berstatus Beta, Sean akan langsung memenggal kepalanya. Sebagai seorang Alpha, dia memegang kekuasaan tertinggi untuk bertindak dan Sky sebagai seorang Beta hanya bisa mengikuti perintahnya.
Mangkuk sup pengar itu sudah kosong lima menit kemudian. Sky sempat tercengang melihat seberapa cepatnya Sean melahap habis sup itu. Sekarang Sean sedang menyesap teh merah yang dibawakan Sky tadi. Rasa mual serta peningnya mulai berangsur-angsur menghilang.
"Wow! Kau menghabiskan makanan itu seperti anjing liar yang kelaparan," kata Sky. Sean hanya melirik dari ekor matanya dan sejurus kemudian Sky melempar cengiran.
"Bukankah kau memiliki sesuatu yang ingin kau sampaikan?" tanya Sean sembari meletakkan cangkir setengah kosong itu di meja.
"Ah iya benar! Untung kau mengingatkan." Sky segera memperbaiki posisi duduknya, sebelum berkata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTERIC
RandomSebuah pertikaian kecil membawa Arsean Javerius Moonlight-Alpha dari Hunter Clan dengan Noelle Coral Oceansea-Omega dari Mermaid Clan, sekaligus pewaris tunggal Mermaid Clan, kedalam sebuah masalah besar. Sean terpaksa menikah dengan Noelle yang me...