Chap 10

16 12 0
                                    

HAPPY READING

Semua berjalan seperti yang Felix rencanakan. Felix berhasil menguasai materi dan mengerjakan tugas-tugas tanpa adanya hambatan. Dan... Felix rasa tidak terlalu buruk menerima Jisung sebagai teman. Em, tidak sepenuhnya sih. Karena Felix memang tidak tahu caranya berteman. Jisung itu memang berbanding terbalik dengannya. Cerewet dan banyak tingkah. Sedangkan Felix lebih suka diam. Namun katanya mereka adalah perpaduan yang pas.

"Sama dia?" Felix mendongak dan mendapati Yeji, Jisung dan Lia-kalau tidak salah ingat-membawa nampan berisi makan siang masing-masing

Jisung meletakkan nampanya di meja sebelah Felix, "Iya, udah gak pa-pa cuma makan. Dari pada lo gak dapat meja kan? mau makan sambil berdiri lo?"

Felix tidak mempedulikan dua gadis itu lagi. Fokusnya kembali pada bacaan yang ada di ponselnya.

"Sini, duduk ji!" Lia sudah lebih dulu duduk di depan Jisung namun Yeji masih setida berdiri tanpa mau duduk. Ya, Lia dan Jisung mana tahu jika hubungan Felix dan Yeji itu kurang baik

"Kalau gak mau duduk ya sana cari meja lain, lagian gak ada yang maksa lo buat duduk di sini!" Felix mendongak menatap Yeji datar, seperti biasa, "Jangan ngerepotin diri!"

Jisung dan Lia saling tukar tatap bingung. Agaknya mereka baru sadar jika Felix dan Yeji itu memang tidak berhubungan dengan baik. Dan wajar jika dipikir, karena keduanya adalah anak-anak dengan nilai tertinggi wajar jika keduanya merasa seperti peserta perlombaan yang memperebutkan peringkat pertama. Jisung pun menyelesaikan makannya dengan cepat dan menarik Felix untuk pergi dari sana. Sehingga Yeji bisa makan dengan nyaman.

"Lo sama Felix berantem ya?" Tanya Lia hati-hati takutnya jika nanti Yeji tersinggung

"Setiap ketemu mungkin," Yeji bisa makan dengan nyaman tanpa harus memikirkan Felix. Namun, sesuatu mengganjal di dalam diri Yeji sekarang. Sepertinya Yeji memang sensitif jika menyangkut segala hal mengenai Felix, "Orangnya aneh!"

Lia terkekeh, "Awas jatuh hati. Biasanya orang kalau saling benci, nanti bisa jadi saling cinta. Berdasarkan pengalaman pribadi gue itu"

"Cih, lagu lama. Gak semua orang kaya gitu. Lagian siapa cewek yang mau sama si maniak nomor satu itu?" Yeji berucap dengan mata melebar, "Yang ada gak akan bahagia, sengsara terus karena gak di perhatikan. Orang kaya Felix itu, gak akan punya waktu buat jatuh cinta dan mikirin cewek. Gue yakin, berdasarkan pengalaman pribadi juga itu"

"Oh iya? pengalaman siapa?" Tanya Lia

"Mama sama papa gue," Jawaban Yeji membuat Lia terdiam. Namun Yeji segera membuat suasana mencair kembali, "Btw, kenapa lo mau deketan sama gue? Gue orang sombong dan gak pintar bergaul"

"Siapa bilang? nyatanya lo banyak omong juga tadi. Semua orang itu berhak mempunyai teman. Terlepas dari orang sombong, gak pintar atau gak bisa bergaul. Justru dengan berteman kadang kita jadi bisa tahu, pengalama-pengalaman yang gak pernah kita rasakan. Jadi menambah wawasan juga" 

Jawaban Lia membuat Yeji tersenyum tipis tanpa sadar. Itu mengingatkan pada Kim juga. Gadis itulah yang Sudi berteman dengannya lebih dulu.

"Yeji, tapi lucu deh kalau nanti lo sama Felix bisa saling jatuh hati. Nanti date kalian ke perpus, ke toko buku, ke cafe belajar. Ngedate sambil belajar. Nanti kalau berantem pakai rumus haha"

"Suara ketawa lo jelek!"

# # #

"Kalian tuh emang sering berantem ya?" Tanya Jisung kesekian kalinya dan kesekian kalinya juga Felix tidak menjawabnya

"Naluri aja sih, emang di takdirkan buat berantem setiap ketemu"

Keduanya berjalan di koridor dengan Felix berada di depan Jisung.

"Gara-gara Yeji ngegeser lo dari peringkat pertama? Lix, gue gak tahu kalian kenapa sebenarnya. Tapi ya, lo tuh kaya menyia-nyiakan kesempatan buat menjadi pacar Yeji tau gak? Anak secantik itu lo musuhin tuh rugi besar, ck! ck!" Jisung menggeleng heran

"Cih, kalau pun bukan karena peringkat pertama gue juga mau tertarik sama Yeji. Orang judes kaya gitu kok apanya yang buat tertarik?"

Kaya lo gak judes aja anjir, yang tentu Jisung ucapkan dalam hati. Alhasil Jisung hanya tertawa hambar saja.

Brug!

"E-eh, sorry sorry duh gak sengaja gue," Felix meringis pelan ketika merasakan pantatnya bertemu kerasnya lantai. Uluran tangan panjang dari cowok yang tak sengaja menabraknya itu Felix tepis pelan

"Lain kali kalau lari jangan cuma pakai kaki tapi pakai mata juga" Felix berdiri sendiri. Menatap tajam cowok tinggi berambut hitam sedikit gondrong itu

"Iyaaa, gue minta maaf. Di kejar nenek lampir gue, eh Han!" Felix menatap Jisung yang sepertinya kenal dengan cowok yang tak sengaja menabraknya

"Berantem lagi lo sama Kim? Astaga Hwang, udah tahu tuh cewek titisan mak-mak mertua sinetron masih aja di godain. Awas beneran suka, katanya kalau awalnya gak suka bakal berakhir jadi suka!" Namun, Felix menangkap jika ucapan Jisung itu juga untuk menyindirnya secara tidak langsung. Karena pupil matanya melirik Felix, "Btw, lix kenalin teman SMP gue namanya Hwang Hyunjin, tapi panggilnya Hwang aja!"

"Wis keren lo bisa dekat sama Felix. Hwang Hyunjin!" Hwang mengulurkan tangan bermaksud mengajak berjabat tangan

"Gue tahu, Jisung udah bilang tadi. Dan lo juga udah tahu nama gue, jadi... Gue cabut!" Felix pergi begitu saja

Jisung menepuk pundak Hwang pelan, "Emang begitu anaknya, bukannya dia sombong atau gak suka sama lo tapi emang dia gak bisa bersosialisasi dengan baik. Gue cabut ya!"

"Anak-anak pintar tuh emang aneh ya, pertama Seungmin terus Felix besok siapa lagi anjir?"

# # #

"Gue gak mau!" Tolak Felix untuk kedua kalinya

"Ck, ayolah lix. Belajar bareng-bareng tuh seru, lagian kita pergi juga buat hal positif bukan buat aneh-aneh. Nanti gue antar lo pulang!" Bujuk Jisung lagi

Jadi, pulang sekolah ini Jisung punya ide untuk belajar bersama di cafe belajar. Bukan ide random melainkan untuk kerja kelompok. Namun, kabar tidak baiknya Felix harus satu kelompok dengan Jisung, Yeji, Lia juga ada satu lagi yang bernama Jeno. Jisung semangat 45 untuk mengerjakannya, karena 3 diantara kelompoknya adalah anak-anak dengan otak di atas rata-rata. Jadilah Jisung punya ide untuk mengerjakan tugas di cafe belajar. Namun, seperti sudah ia tebak Felix akan menolak.

"Terus kalau lo gak ikut, gimana ngerjainnya? Masa mau via zoom?" Timpal Jeno

"Yaa biar gua aja yang ngerjain, selesai gue share ke grup. Selesai!"

"Kok egois sih? Lo pikir kita gak mau ngerjain? Kita-kita juga mau ngerjain kali, mau tahu juga materinya" Ujar Lia terlihat sudah emosi. Padahal anaknya jarang teriak-teriak

"Lo ketua kelompok, mana tanggung jawab lo?" Yeji yang sejak tadi diam mengamati pun angkat bicara. Yeji mendekatkan wajahnya ke wajah Felix yang duduk. Menatap dalam kedua mata tajam Felix, "Ikut, gak akan sampai satu jam. Gue jamin!"

Felix menjauhkan wajah Yeji dengan mendorong kening si gadis, "Oke, gak sampai satu jam!"

"Mantap juga si Yeji, langsung nurut loh. Besok-besok kalau Felix keras kepala, langsung suruh Yeji bujukin aja lah!" Lalu Felix langsung memiting kepala Jisung















###
Guys, siap-siap buat chapter selanjutnya yaa weheh. Vote dan komen-nya jangan lupa!!

NUMBER ONE | Lee FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang