Chap 6

37 21 1
                                    

HAPPY READING✨

Tepukan ringan yang Yeji rasakan di pipi membuatnya mengerang kecil. Hawa dingin hari ini membuat Yeji malas untuk beranjak dari tempat tidur. Di dukung dengan kasur nyaman dan mata yang tidak mau terbuka, Yeji semakin malas untuk bangun.

"Yeji, bangun ayo!" Namun, ketika suara lembut itu masuk ke telinganya, Yeji langsung membuka mata. Dirinya teringat, jika sekarang dia sedang menumpang di rumah Kim Hyunjin

"Duh, maaf Kim... Lupa kalau gak di rumah"

Kim tertawa kecil, "Enggak papa, aku juga baru bangun kok. Ayo bangun, mandi terus sarapan bareng. Kamu pakai baju aku dulu gak papa kan?"

"Eh, gak usah! Gue pakai baju ini lagi gak papa" Tolaknya merasa tidak enak

"Gak papa, ji! Baju kamu ini udah kotor, pakai punyaku aja"

Yeji akhirnya mengangguk dan tersenyum tipis menurut pada Kim. Gadis gembul itu menuju almarinya dan memilah pakaian apa yang cocok untuk Yeji kenakan. Pilihannya jatuh pada sweater ungu dan celana jeans panjang berwarna hitam tidak lupa mengambil stok pakaian dalam yang belum Kim buka, untungnya ibu Kim selalu menyediakan sesuatu yang baru jika sewaktu-waktu butuh bisa langsung ambil. Segera ia serahkan pada Yeji agar gadis itu bisa membersihkan diri.

"Nanti habis mandi, langsung ke bawah ya kita sarapan bareng" Ujar Kim sebelum menutup pintu kamarnya

"Makasih ya, Kim!"

"Sama-sama!"

Yeji tidak berpikir jika acara kaburnya akan semulus ini. Untung saja dia bertemu Kim yang baik. Meskipun Yeji tidak kenal Kim, namun Yeji yakin jika Kim tulus menolongnya.

Selepas mandi, Yeji turun untuk sarapan seperti perintah sang tuan rumah. Ternyata ada anggota keluarga Kim lainnya juga di bawah. Jika Yeji tebak mereka adalah ayah, ibu dan kakak Kim. Kim sadar jika Yeji berada di tangga, lantas melambai menyuruh Yeji untuk turun segera. Tersenyum kikuk Yeji lantas turun dan ikut bergabung dengan mereka.

"Kamu Yeji, temannya Kim?" Yeji mengangguk sembari tersenyum tipis. Sebenarnya, Yeji tidak banyak bertemu orang asing dan kini Yeji seperti lupa rasanya berinteraksi dengan orang asing, "Ayo di makan, gak usah sungkan. Kalau mau nambah, silahkan!"

Yeji tersenyum simpul, "Iya, makasih tante"

Ketika kepalanya menoleh pada Kim, Yeji melihat senyum lebar Kim yang tertuju padanya. Yeji ikut tersenyum. Yeji merasa nyaman berada di rumah Kim. Rasanya berbeda dengan keadaan rumahnya. Yeji bahkan jarang makan bersama seperti ini. Bercanda pun tidak pernah semenjak Yeji menginjak bangku sekolah menengah. Mungkin, dulu mama papanya masih sedikit meluangkan waktu karena Yeji masih kecil, namun ketika SMP mereka sudah menganggap Yeji dewasa dan bisa mengurus dirinya sendiri. Tidak, saat itu pun Yeji selalu menunggu kepulangan mereka agar bisa bercerita banyak namun ketika mereka pulang Yeji pasti sudah tidur.

"Hey, kok bengong? Di makan dong!" Ucap mama Kim lagi, kini sambil sedikit menyenggol tangan Yeji

"Oh, maaf tante. Iya, Yeji makan!"

Yeji menyendok satu suap nasi berserta lauknya. Kapan Yeji terakhir memakan masakan mamanya? Sepertinya ketika kelas 5 SD. Jujur saja, Yeji juga ingin keluarganya seperti ini. Kakak Kim sedang bercerita tentang sibuknya fakultasnya yang sedang menyiapkan festival dan Kim yang bercerita ingin pergi liburan ke luar kota. Yeji hanya menyimak saja.

"Kalau Yeji?" Yeji tersentak ketika papa Kim bertanya padanya, "Kamu sekeluarga ada rencana liburan ke mana?"

Liburan? Seingat Yeji, terakhir mereka menghabiskan waktu bertiga adalah ketika ulang tahun Yeji yang ke 8 tahun. Yeji baru sadar jika hidupnya semenyedihkan itu.

NUMBER ONE | Lee FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang