Chap 5

35 21 0
                                    

✨HAPPY READING✨

Entah bagaimana Yeji menyetujui ajakan Lee menyebalkan Felix untuk mengikuti pemuda itu yang entah menuju kemana. Yeji sungguh tidak mengerti, bagaimana gampangnya Felix berujar 'Mau ikut gue gak?' astaga Yeji bahkan sampai berpikir bahwa itu bukanlah Felix melainkan hantu yang meminjam tubuh Felix. Yeji tahu imajinasinya terlalu jauh. Kini, pemuda itu berjalan di depan Yeji dengan jarak yang jauh. Felix dan Yeji tidak begitu jauh tingginya namun tetap saja langkah laki-laki lebih lebar.

"Bisa cepat dikit gak sih?" Lihat bagaimana menyebalkannya pemuda bersuara berat itu. Dia yang terlalu lebar langkahnya, dia juga yang protes

"Sumpah, lo nyebelin banget!" Yeji tepat berada di samping Felix. Menatap tajam Felix yang tidak dihiraukan oleh laki-laki itu, "Kita mau kemana? Jangan-jangan... Lo mau culik gue ya?!"

"Nyusahin diri sendiri kalau gue culik lo. Bukannya untung malah buntung" Felix berujar tanpa menatap Yeji

"Ya terus mau kemana?" Yeji kesal karena Felix mengabaikan rengekannya. Felix terus berjalan dengan langkah lebar sedangkan Yeji yang membuntuti hanya terus menggerutu kesal

Warung nasi goreng. Yeji menatap Felix terkejut. Jangan bilang Felix akan membelikannya makan. Astaga! Pemuda itu kenapa sih, tiba-tiba bersikap baik kepadanya. Apakah kepalanya habis kepentok pintu, tembok atau semacamnya? Ataukah Felix memiliki kepribadian ganda? Yeji tidak habis pikir. Setelah tempo hari memarahinya karena peringkatnya turun, dan tadi siang Felix mengabaikannya sekarang malah akan membelikannya makan? Yeji tidak akan tertipu, pasti ada maksud terselubung dari sikap Felix ini.

"Lo—"

"Jangan kepedean, gue beli buat gue sendiri! Duduk" Felix memotong perkataan Yeji yang membuat sebuah kerutan di kening sang gadis. Lelah berdebat, Yeji pun memilih menurut

Felix mengabaikan Yeji dan memilih bermain dengan ponselnya yang menampakkan sebuah video pembelajaran yang baru saja ayahnya kirim. Meski di tempat ramai, Felix tetap bisa fokus mencermati video tersebut. Sedikitpun pemuda itu tidak terganggu entah dengan tawa orang-orang, atau suara kompor untuk memasak nasi goreng. Bahkan Yeji yang tidak ada kegiatan merasa terganggu dengan keramaian sekitar.

"Lo masih bisa belajar di tempat umum kaya gini?" Tanya Yeji setelah tidak sengaja memperhatikan ponsel Felix. Ah... Ternyata lelaki itu benar-benar ambisius. Yah, tidak jauh berbeda dengannya sebenarnya, "Materi ini udah ada saat SMP dulu. Lo tinggal ngulangin aja, pembahasannya gak jauh berbeda sama materi pas SMP!" Lanjut Yeji

Felix mengerjap beberapa kali, "Lo udah belajar materi buat semester besok?" Felix jadi waspada. Takut-takut semester besok Yeji kembali bisa meraih juara pertama. Tentu saja Felix tidak akan membiarkannya

"Enggak juga, baru fisika, matematika sama ekonomi yang gue pelajari! Soalnya tiga materi itu banyak rumus dan yang lain paling juga sekali baca langsung apal!" Terdengar sombong di telinga Felix. Mengendus kesal kemudian menghentikan video pembelajaran tersebut

"Semester besok dan seterusnya, gue yang bakal jadi juara pertama!" Cicit Felix tiba-tiba

"Ck, Lo tuh kenapa terobsesi sama juara pertama sih? Apa hebatnya——"

"Jangan sok tahu! Juara pertama itu adalah yang terbaik. Cuma si juara yang punya tempat di dunia!"

Obrolan mereka terpaksa berhenti karena pesanan Felix sudah tiba. Lagi, Yeji mengernyit. Ketika Felix mendorong piring berisi seporsi nasi goreng yang seharusnya menjadi miliknya kehadapannya. Yeji akan bertanya namun Felix sudah menatapnya tajam seakan menyuruhnya untuk tutup mulut. Benar-benar laki-laki aneh.

NUMBER ONE | Lee FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang