Part TWENTY

70 11 1
                                    

GUILTY CROWN
--TWENTY--
🌷

🌷

🌷




Jeno tertidur bersama renjun disampingnya, jeno rasa hari telah berganti ketika melihat jam pasir disebelahnya.. ya, acuan pagi atau malam di dunia werewolf hanya jeno andalkan pada jam pasir itu. Entah kenapa Jeno tetap setia dengan jam pasir disaat semua orang telah menggunakan jam analog.

Jeno bangun dengan wajah yang suntuk, feromonnya masih menguar tajam dan tampaknya hasrat birahinya belum sepenuhnya terpenuhi. Ya, karena dia sedang masuk dimasa rut sekarang, hanya bermain dengan renjun tidak akan membuat dirinya puas. Dia akan keluar dan memutuskan bermain dengan mainan lainnya.

Syukurnya Jeno punya banyak simpanan yang bersedia melayani nafsunya kapan saja. Tak peduli sebanyak dan selama apa yang raja inginkan. Namun tampaknya kali ini jeno tak ingin bermain dengan omega-omega spesialnya di istana—

Setia sepertinya sudah hilang dari kamus Jeno

Untuk renjun mungkin malam ini adalah malam keberuntungannya. Karena jeno memang ingin menghukum dan memulai rutnya bersama salah satu omega yang paling dekat dengannya itu.

Jeno memandangi wajah renjun yang tertidur pulas, ia mengendus bau tengkuk leher renjun yang masih tercium bau feromon omega, heat renjun nampaknya hampir selesai. Jeno mengelus pipi mulus renjun dengan jari-jari kasarnya, lalu berpindah menjamah tubuh halusnya.

Tubuh renjun dipenuhi bekas gigitan yang jeno berikan, untuk menutupi bau busuk manusia yang tercium dari tubuh renjun. Jeno tak menyukai bau itu, bau yang menyakiti hidungnya. Entah darimana renjun bisa terkena sentuhan dari manusia, jeno jadi penasaran apakah mungkin seorang manusia berhasil masuk ke dunia werewolf--

Karena dia memang sempat mencium bau manusia yang membuatnya langsung kehilangan selera makannya.

"Jeno.."

Ada apa?

Kurasa kau harus lebih waspada. Aku merasakan gundah dihatimu

Ya aku tau

Jangan pernah biarkan manusia masuk ke negeri ini, mereka akan mengotori tempat suci ini.

Jeno hanya diam. Ia beranjak dari kasurnya meninggalkan serigala hitam yang sedang bicara dengannya.

Kau ingat kita sangat membenci mereka kan?

Kita?

Jeno berbalik, “jangan pernah libatkan kata kita, sejak awal hanya kaulah yang membenci manusia”

Oh.. ada apa dengan rajaku ini
Tubuh serigala hitam itu berubah menjadi kabut hitam yang mengelilingi jeno

Bukankah sudah jelas sejarah yang mengatakannya? Betapa busuknya manusia itu. Kupikir kau lebih paham dan pintar daripada aku.

Jeno memicing tajam

“aku tau itu”

Serigala hitam itu tersenyum lebar memperhatikan Jeno yang berjalan ke arah jendela, memanggil seekor gagak hitam .

"Aku memang membenci manusia , namun karena dirimu jugalah yang membuat perasaan benci ini menjadi-jadi!"

KAAAKK!

Gagak hitam itu terbang berlalu, begitu jeno memerintahkan sesuatu padanya.

Jeno menoleh, “berikan aku bisa ular itu”

Crown of Sin | LuwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang