Happy Reading...
Mew dan motornya membelah jalanan dengan Gulf di kursi penumpang.
Jarak kos Gulf dan apart Mew cukup jauh, kurang lebih 30 menit perjalanan.Setelah beberapa saat, Mew memasuki kawasan gedung tinggi. Berhenti sebentar di depan portal dengan mesin tiket parkir otomatis.
"Pencet tombol yang hijau!"
"Ah, baiklah." Gulf melakukan apa yang Mew perintah Lalu portal terbuka dan Mew melaju lagi, hingga sampai di besmen apartemennya.
"Mew, kenapa berhenti disini?"
"Apart ku disini"
"Ku kira ini mall."
Mew hanya menggeleng kepala dibuatnya, ada2 saja teman nya yang satu ini pikirnya
'Parkirannya saja luas begini, tadi di luar gedungnya tinggi sekali. Akan seperti apa apartemen Mew?' Gulf membatin.
"Ayo!" ajak Mew setelah keduanya turun namun Gulf malah mematung di samping motor Mew.
"Ah, iya. " Gulf mengikuti Mew.
Setelah itu...
"Kenapa Mew?" tanya Gulf di depan pintu lift.
"Itu" tunjuk mew pada layar lift yang masih menunjukkan angka 10 "Gulf Apart ku ada di lantai 21, memangnya kau mau naik tangga?"
"Ah, tidak. Terimakasih hehe"
Pintu lift terbuka, Mew melangkah dengan mudah namun Gulf ragu-ragu. Mew yang sudah berbalik menghadap Gulf keheranan, "Sini masuk, keburu nutup liftnya."
Gulf pun melangkah dengan pelan "Ish, lama." Mew menarik tangan Gulf hingga badan Gulf menubruk badannya sendiri.
Pintu lift tertutup.
Jreg.
Lift bergerak naik, namun posisi Gulf masih menempel di depan tubuh Mew.
"Lepas Gulf!"
"Maaf2, aku baru kali ini naik lift. Rasanya seperti melayang. Biarkan aku berpegangan sampai liftnya berhenti."
Sebenarnya Mew tak masalah, itu lucu pikirnya. Mana ada orang yang belum pernah naik lift. Memang aneh pikir Mew temennya ini
"Oke, silahkan saja."
Beberapa lantai sudah terlewat, Gulf sedikit mengintip tombol-tombol di sisi pintu, lalu menoleh ke atas, monitor kecil menampilkan angka yang terus berganti.
"Kenapa apartemen mu tinggi sekali."
"Yah mau bagaimana lagi, yang tersisa tinggal itu" jawab Mew sembarang "Kau yakin akan terus memelukku?" Lanjutnya
"Lalu aku harus bagaimana? Ini menakutkan."
"Berdiri saja dengan benar, aku akan memegangmu."
"Ah, baiklah." Gulf menjauhkan dirinya, mencoba berdiri tegak karena ia merasa tubuhnya bergoyang di dalam lift yang hanya berisi mereka berdua.
"Tidak burukkan?"
"Hehe Benar, aku bisa. Terimakasih, Mew."
Mew hanya mengangguk kemudian memegang tangan Gulf yang terus bergerak gelisah. "Sudah ku bilang, santai saja. Ini tidak akan jatuh."
"Mew!!!" Peringat Gulf, bisa2 nya Mew bilang seperti itu
Mew malah tertawa, "Aku bercanda. Tapi serius Gulf, kau belum pernah naik lift?"
"Dimana aku akan menaikinya? Tempatku bekerja juga hanya restoran biasa, kalau di tempatku membagikan brosur, memang itu mall yang cukup besar tapi kan aku kerja di bagian luar, aku tak pernah masuk ke dalam untuk berkeliling."