Happy Reading...
Gulf turun ke basement dan di sana Mew sudah siap di dekat motornya.
"Kau tidak apa-apa masuk hari ini?" tanya Mew pada Gulf, mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.
"Aku sudah lebih baik. Lagi pula aku sudah absen tanpa alasan beberapa hari, aku takut pihak sekolah malah melakukan kunjungan. Itu akan jadi masalah baru."
"Baiklah. Ayo naik!" ajak Mew yang kini sudah naik ke motor.
"Tenang saja, aku tidak akan membiarkan bajingan itu mendekatimu lagi."
Gulf mengangguk.
"Pake helm ini untuk sementara, nanti aku beli satu lagi biar kita bisa sama-sama pakai."
Gulf meraih helm yang Mew sodorkan dan memakainya, lantas turut naik ke motor besar itu untuk berangkat sekolah bersama.
...
Sesampainya di sekolah, Gulf disambut Mild yang langsung memeluknya saat ia baru saja turun dari motor.
Mild diberitahu Mew kalau Mew sudah bertemu dengan Gulf dan Gulf sudah bisa masuk sekolah hari ini, jadi ia menunggu di parkiran sekolah sejak tadi.
"Kau kemana saja? Aku khawatir Gulf!!" Mild memutar tubuh Gulf, memeriksa keadaan sahabatnya. "Kau baik-baik saja, kan?"
"Aku baik, Mild. Kenapa kau rusuh sekali? Aku hanya tak masuk beberapa hari"
"Ya, tapi kau tak mengabariku bodoh!!" Mild merengut sebal karena Gulf selalu menyembunyikan segalanya dari Mild, ia harus pandai menebak dan mencaritahu sendiri apa masalah yang Gulf hadapi.
Kadang Mild juga kesal, apa ia tak cukup layak untuk dapat kepercayaan Gulf sebagai sahabatnya "Sudahlah, yang penting kau sekarang sudah baik-baik saja dan sudah bisa menghadiri kelas. Aku kesepian beberapa hari ini."
Gulf tersenyum menanggapi ocean panjang Mild, "Ayo ke kelas."
"Ayoo!!"
"Mew, aku duluan ya." Pamit Gulf pada Mew yang masih membenahi letak motornya, Mew mengangguk dan kembali pada fokusnya.
"Eh, Gulf. Kenapa kau bisa bersama Mew? Kau di jemput Mew?"
"Tidak, sekarang aku tinggal dengan Mew hehe"cicit Gulf
"HAAHH!??"
"Hey, pelankan suaramu."
Mild menutup mulutnya, "ta..tapi?? Bagaimana bisa?"
--
Flash back...
Gulf masuk ke rumah setelah memastikan Mew pergi dengan motornya.
Seluruh tubuhnya terasa lelah, Gulf masih terbayang akan perlakuan Kao tadi. Gulf berjalan pelan dan membuka pintu, namun di sana sudah ada sang Bibi tengah berkacak pinggang.
"Kemana saja kau? Hah!? Kenapa pulang terlambat? Bukannya kau harus pergi bekerja setelah ini? Bagaimana bisa kau memberikanku uang jika kau malas-malasan begini!" cercanya pada Gulf yang bahkan belum melangkahkan kakinya untuk masuk area rumah.
"Maaf, bibi. Tadi aku ada keperluan."
"Terserah!! Cepat pergi bekerja, aku tak mau berlama-lama berada di udara yang sama denganmu!" Bibi Gulf berlalu masuk ke kamarnya, sementara Gulf ikut masuk dengan menahan tangis.
Itu sudah biasa sungguh, itu tidak menyakitkan sama sekali. Telinganya sudah kebal dengan caci maki paman dan bibinya, yang ini bahkan tak seberapa.
Gulf rindu orangtuanya, Gulf ingin bercerita tentang harinya yang melelahkan. Apalagi hari ini ia mendapat satu peristiwa yang membuatnya merasa kotor dan hina.