Chap 18

569 103 13
                                    

Happy Reading...

Setelah sampai di apartemen, gulf menaruh tasnya di kamar dan keluar lagi, gulf memakai apron dan mulai memasak. Mew hanya bisa diam dibuatnya, Mew duduk diam di ruang tamu sambil menonton tv dan sesekali melirik kearah Gulf yang hanya memasak dengan diam

Pandangan mata Gulf kosong dan Mew bingung harus berbuat apa, cukup lama Gulf memasak hingga beberapa hidangan telah dia selesaikan

"Mew kalau kau lapar langsung makan saja"

"Ayo makan bersa..."

"Aku mau istirahat dulu, selamat makan Mew" ucap Gulf dan langsung meninggalkan dapur menuju kamarnya

Mew terdiam seketika, pandangannya hanya tertuju pada pintu yang sudah tertutup "apa yang membuatmu begini?" Batin Mew

Beberapa saat Mew hanya berdiri mematung di depan sofa, ia bahkan belum beralih ke meja makan di dapur.

"Kruuukkkk."

Sampai suara perutnya mengintrupsi, baru Mew berjalan ke dapur untuk makan.

Ada beberapa hidangan, terlihat lezat tapi Mew sangsi memakannya sendiri.

"Gulf, apa kau tak lapar?" teriak Mew sambil menyendok nasi.

Beberapa lauk sudah siap santap di piring Mew, ia melahapnya satu satu, "Ini enak..." tapi Mew meletakan sendoknya, "Gulf, ada yang kurang, bisa kau ke sini?" teriak Mew.

Nihil, tak ada jawaban sama sekali.

Mew merasa tak enak hati, "Apa yang sebenarnya terjadi?" batinnya.

Mew menyendok lagi satu suapan sebelum bangkit dan berjalan ke arah kamar Gulf.

Mew mengetuk pintu beberapa kali dan memanggil Gulf namun di dalam tak terdengar apapun.

"Apa kau tidur?"

Masih tak ada jawaban.

"Baiklah, mungkin dia tidur." Mew membalik badannya dan pemandangan meja makan langsung terlihat.

Terbayang saat Gulf dengan ceria memasak dan kemudian mereka makan bersama dengan Gulf yang banyak bicara.

Mew membuang muka dan berlalu ke kamarnya sendiri.

--

Pov Gulf.

Sepanjang perjalanan, aku hanya diam, pikiranku penuh dengan segala hal yang merupakan ketakutanku selama ini satu persatu berubah menjadi kenyataan.

Aku mengutuk diri, merasa tak berhak hidup dan hanya ingin sendirian saja.

Tapi bagaimana bisa, sekarang saja, di jalanan ini aku sedang bersama seseorang, manusia dingin yang berhasil membawaku keluar dari neraka keluargaku sendiri, manusia yang menghadiahi "RUMAH" baru meski dengan imbalan "bekerja" untuknya.

Bagaimana aku ingin sendirian lagi saat ada si dingin yang sudah banyak membantuku?

Tak terasa, motor sudah berhenti dan aku mulai mengangkat kepala, mengedar pandangan dan ya, ini di basemen.

"Sudah sampai, ya." Tanya Ku lalu turun dan berjalan sendiri.

Mew hanya mengikuti dari belakang.
Ingin rasanya segera tidur meski hari masih siang menuju sore, tapi entah kenapa kebiasaan Ku tidak bisa hilang

Jadi ku putuskan untuk menyiapkan keperluan Mew sebelum kuputuskan untuk benar2 beristirahat.

--

Selesai memasak aku langsung masuk kamar, membaringkan badan dan mulai menangis, lagi.

THAT'S ENOUGHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang