Pertemuan Tak Disengaja

1 0 0
                                    


Brian yang tengah sibuk mengurusi pesanan tiba-tiba di kagetkan oleh kedatangan seseorang yang langsung mencium pipinya.

"Sayang, malu banyak orang." Ucapnya sambil tersenyum karena ulah sang kekasih.

"kamu pacar aku jadi terserah aku dong dan supaya mata cewek-cewek yang disana gak ngeliatin kamu terus." Sambil menunjuk kumpulan anak muda yang duduk di meja panjang dekat pintu masuk.

"Cemburu ya?"

"Biasa aja cuman biar mereka tahu aja kamu sudah jadi punya aku."

"Sama aja cemburu" mencium kening sang kekasih dengan penuh kasih sayang. "Aku antar pesanan dulu kamu duduk disana tunggu bentar ya sayang." Brian berjalan menuju salah satu meja untuk mengantarkan pesanan.

Tasya memperhatikan seluruh ruangan dan bersyukur karna usaha yang baru satu bulan di Kelola sang kekasih berjalan lancar dan selalu di penuhi pengunjung. Dia bangga dengan sang kekasi yang tetap turut melayani pelanggan sibuk mengantar pesanan. Betapa luar biasa sesosok yang sangat di cintainya itu melakukan keputusan besar demi kebahagian mereka.

"Mikirin apa sayang? Pasti mikirin aku ." kemunculan brian menyadarkan Tasya dari pikirannya yang sudah bercabang kemana-mana.

"Pede banget kamu" sambil tertawa menanggapi ucapan kekasihnya.

"Kamu mau makan dan minum apa? Biar aku ambilkan."

"Kamu aja yang pilihin By, mana yang belum aku coba menu di sini."

"Siap sayang, aku ambil dulu ya pesanannya" sambil tersenyum kembali melangkah untuk mengambil pesanan tamu istemewanya.

***

"Hari ini mengapa terasa sangat melelahkan?" Kira merebahkan dirinya diatas kasurnya setelah pulang kerja. Dia merasa sangat lelah akhir-akhir ini entah apa yang terjadi pada dirinya. Memang pekerjaan di kantor satu minggu ini cukup banyak sampai harus lembur setiap malam buktinya seperti hari ini sampai di rumah sudah pukul sepuluh. Sudah beberapa hari dia melewatkan makan malamnya selesai mandi Kira berencana keluar untuk membeli bakso di samping kantornya.

Perjalanan ke tempat menjual bakso memakan waktu sekitar dua puluh menit dan Sekaran waktu sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB. Ada banyak penjual bakso yang di lewati sejak perjalanan tadi namun dia hanya ingin makan bakso di samping kantor tempat dia bekerja.

"Mang, baksonya satu ya. Jangan pedas dan baksonya di banyakin." Dia serasa tidak sabar ingin memakan bakso tersebut. Merasa heran dengan dirinya sendiri tidak biasanya senekat ini hanya untuk membeli makanan terutama dimalam hari. Malam sebelumnya dia lebih memilih tidur dari pada harus makan di tengah malam dan hari ini dia memilih menempuh perjalan jauh demi semangkok bakso. 'Ada apa dengan dirimu Kira?' tanyanya dalam hati.

"Ini neng, pesanannya selamat menikmati. Baksonya di banyakin dan tentu saja tidak pedas." Ucap sang penjual ramah dan tersenyum pada Kira.

"Terima kasih banyak Mang. Hmmm baunya enak banget nih bakso." Saat tengah menikmati bakso pesanannya seseorang yang sepertinya tidak asing baginya juga memesan semangkok bakso.

"Mas, baksonya satu ya." Ucap pria itu lalu tidak sengaja matanya bertatapan dengan perempuan yang tengah menikmati bakso di meja yang tepat ada di depannya saat ini. Dia mengabaikan perempuan itu lalu duduk di meja kosong yang tak jauh dari perempuan itu.

Kira tetap melanjutkan makanya bertingkah seolah-olah tidak peduli dengan orang yang baru saja saling bersitatap denganya. 'Apa yang dia lakukan disini? Sangat jauh sekali dia mencari semangkok bakso kemari.' Sambil sesekali Kira mencuri pandang kearah pria itu.

Tomorrow With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang