New Cafe

2 0 0
                                    

Hari ini adalah pembukaan cafe baru Brian di hadiri keluarganya dan keluarga Natasya serta teman-temanya yang dapat menghadirinya. Dia mengundang beberapa teman dekatnya juga teman kantornya dulu. Namun dia tidak mengundang mantan atasannya itu.

"Terima kasih atas dukungannya semoga usaha ini bisa berjalan lancar kedepannya." Ucap Brian pada semua yang menghadiri acara opening itu. Semua orang bertepuk tangan setelah pemotongan pita.

"Selamat ya By, kamu memang luar biasa." Ucap sang kekasih saat menghampiri Brian.

"Terima kasih sayang. Aku melakukan semua ini untukmu dan untuk cinta kita."

"Selamat ya nak, ibu bangga padamu. Doa ibu selalu bersamamu." Kata sang ibu sambil memeluk putranya.

"Terima kasih banyak ibu sudah mendukung Brian selama ini."

"Selamat nak Brian, ibu senang kamu berani membuat keputusan besar seperti ini. Semoga semuanya berjalan lancar." Ibu Natasya memberikan ucapan pada calon menantunya lalu disusul sang suami.

"Selamat Brian, semoga semuanya berjalan lancar dan paling penting adalah jangan coba-coba menyakiti putriku. Maka kamu akan menerima akibatnya." Ucapnya sambil menepuk Pundak Brian.

"Terima kasih ayah dan ibu, tenang saja aku tidak akan pernah menyakiti Tasya." Ucapnya penuh percaya diri bahwa dia mampu menjaga sang kekasih.

Teman-teman yang lain juga megucapkan selamat pada Brian. Semua orang yang menghadiri acara itu mulai menikmati makanan yang sudah disediakan. Tiba-tiba Berto menghampiri Brian sebab ingin menayaka perihal atasannya Kira. Mengapa dia tidak ada disini?

"Bro, sekali lagi selamat ya"

"Berto, terima kasih banyak. Bagimana hidangannya?"

"Luar bisa, aku harap usahamu ini berjalan lancar. Apakah terjadi sesuatu antara kamu dan bu Kira satu minggu yang lalu?"

"Tidak ada yang terjadi di antara kami. Mengapa kamu menanyakan hal itu bro?"

"Aku hanya penasaran saja karna keesokan harinya setelah makan malam itu bu Kira sedikit berbeda dan sampai hari ini juga."

"Berbeda bagaimana maksudmu?"

"Dia tidak seceria biasanya dan kenapa dia tidak ada disini?"

"Aku tidak mengundangnya karena memang tidak ada kepentingan dan kami juga tidak sedekat itu sebagai teman."

"Okey. Kalau begitu aku kembali Bersama yang lain." Meninggalkan Brian yang terdiam karena pertanyaan Berto mengenai mantan atasnnya itu. Jelas tidak ada yang terjadi di antara mereka malam itu.

Acara itu berjalan dengan lancar dan semua yang menghadirinya memberikan apresiasi dan dukungan kepada pemiliknya. Berbagai harapan baik di sampaikan para tamu sea doa-doa agar bisnis yang di jalankan Brian berjalan dengan baik seta sukses.

Dari kejauhan seseorang yang tidak diundang memperhatikan orang-orang yang tertawa bahagia di cafe baru itu. Dia berharap usaha dan keputusan yang Brian ambil berjalan lancar. Dia hanya duduk di depan kemudi, tidak lama dia melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.

"Kenapa kita harus kesana Kira?" tanya sahabatnya yang duduk disampingnya. Dia Justin Walker adalah teman Kira semenjak SMA mereka cukup dekat satu sama lain. Akhir-akhir ini mereka memang jarang menghabiskan waktu Bersama karena urusan pekerjaan dan tentu saja karena Justin memprioritaskan kekasihnya.

Kira hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan yang di lontarkan sahabatnya. Pikirannya begitu kalut karena Brian bahkan tidak mengundangnya di saat semua rekan di ruangannya ijin untuk mampir ke Cafe itu. Apakah dirinya benar-benar dianggap pengganggu?

"Kira aku berbicara denganmu, apa yang sedang kau pikirkan? Jangan bilang kamu menyukai mantan wakil manejermu itu?"

"Tidak. Aku tidak menyukainya."

"Lalu mengapa kita harus mampir dan melihat dari luar. Apa kamu tidak diundang?"

"Ya. Aku tidak di undang karena kami tidak sedekat itu."

"Tapi kamu tetap pergi kesana. Ayolah masih banyak lelaki di luar sana oarng seperti itu tidak pantas untukmu." Berusaha menenagkan sahabatnya, dia tahu mwskipun Kira mengatakan tidak jelas sekali bahwa itu hanya sebuah kebohongan.

"Apakah kamu akan terus bertanya hal itu? Lebih baik kita mencari makan siang Justin." Ucapnya kesal karna sahabatnya itu terlalu banyak bertanya.

"Kamu bisa bercerita denganku tentang pria itu aku akan mendengarkan ceritamu seperti biasa."

"Tidak ada yang perlu di ceritakan tentang dia, karena kami tidak ada hubungan."

"Aku tidak bertanya soal hubungan aku hanya bertanya tentang siapa pria itu sampai bisa mempengaruhi mu?"

"Dia tidak mempengaruhi aku Jus."

"No. Dia mempengaruhimu lihat sekarang kamu menyianyikan waktumu selama hampir 2 jam di dalam mobil hanya untuk melihatnya. Aku mengenalmu jadi tidak perlu menyembunyikannya dariku."

"Aku tidak menyembunyikan apapun. Semua yang aku katakana adalah kebenaran kami tidak dekat dan tidak ada hubungan sama sekali bahkan sebutan teman saja tidak pantas untuk kami. Karena kami seasing itu."

"But you love him?"

"Terserah."

"Baiklah jika tidak ingin membalasnya sekarang aku akan menunggu sampai kamu siap menceritakanya. Jangan terlalu banyak menyimpan rahasia sendirian kita sahabat Kira."

"Iya Jus, bagaimana kabar Mita?" perempuan itu adalah kekasih Justin sejak satu tahun yang lalu mereka bertemu di tempat kerja saling mengenal lalu jatuh cinta. Kisah Justin terdengar begitu mulus bukan? Sebenernya tidak semulus itu pacarnya sebelum yang sekarang bisa dikatakan seoarang gangguan jiwa. Dari beberapa kekasih Justin yang pernah dikenalkan dengan Kira hanya Mita yang bisa berteman baik dengannya dan tentu saja Kira merestui mereka. Karena perempuan itu tidak seperti mantan-mantan sebelumnya yang seperti perempuan aneh dan gila.

"Dia baik. Akhir-akhir ini banyak kerjaan di kantor makanya aku jarang menemui kamu. Apalagi sekarang kamu sudah bekerja aku senang kamu akhirnya mau bekerja diperusahaan itu."

"Kamu tahu pemilik perusahaan itu selalu membujukku agar bekerja disana jadinya aku terima saja karena aku bosan mendengar permohonannya."

"hahahah kamu sangat beruntung di rekrut langsung oleh pimpinan perusahaan" katanya sambil tertawa "Bagaimana kalau makan di tempat itu?" sambil menunjuk salah satu restoran di seberang jalan.

"Baiklah kita kesana." Ucap kira

"Nanti biar aku saja yang menyetir saat pulang ini benar-benar canggung. Aku duduk dan di supiri sahabat aku yang cantik dan menggemaskan."

"Aku jijik mendengar ucapanmu Jus, mengapa harus canggung bukankah ini sudah menjadi kebiasanmu hanya duduk manis lalu aku yang menyetir?" ucapnya pada sang sahabat karena perkataan yang membuatnya geli. Sejak kapan dia menjadi canggung saat menjadikan Kira supirnya.

"Mita memarahiku karena membiarkanmu melakukan hal itu."

"Itu bukan canggung tapi kamu takut pada kekasihmu" ucapnya membuka pintu mobil dan berjalan menuju restoran pilihan Justin.

Justin mengikuti kira dari belakang lalu mereka duduk di salah satu meja di dekat kaca yang menghadap langsung ke jalan raya.

"Justin?"

"Ya? Ada apa?"

"Apa menurutmu suatu saat nanti aku bisa menikah dengan seseorang yang bisa menerima aku apa adanya?"

"Pertanyaan macam apa ini? Tentu saja banyak pria yang mengantri untuk menjadi suamimu, tunggu dulu mengapa kamu tiba-tiba menanyakan hal ini. Apa terjadi suatu hal?"

Tomorrow With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang