Kecelakaan

2 0 0
                                    


Semua persiapan pernikahan Brian dan Natasya sudah delapan puluh lima persen beres. Pernikahan akan diadakan satu minggu dari sekarang, namun Brian masih tetap menyempatkan dirinya untuk memeriksa cafe. Begitu juga dengan Natasya dia masih bekerja sampai hari ini rencananya akan mengambil cuti 3 hari sebelum pernikahan agar nanti setelah menikah cutinya bisa lebih banyak.

Saat ini keduanya sedang berada di cafe milik Brian untuk makan siang. Meskipun lumayan jauh dari kantornya namun Tasya lebih banyak menghabisakan waktu istirahat di tempat sang kekasih.

"By persiapan pernikah kita sudah hampir beres paling beberapa undangan yang belum kita sebar."

"Iya sayang, semoga semuanya lancar sampai hari H."

"Teman-teman kantormu dulu kamu undang juga ya. Kalau mau undang mantan atasan kamu itu juga boleh biar dia ngak ganggu." Masih saja ada kekesalan setiap mengingat perempuan itu.

"Kamu ngomongnya gitu sih? Dia ngak pernah ganggu atau cari masalah dengan kita sayang."

"Sekarang kamu belain dia? Kamu ngak pernah nemuin dia setelah keluar dari kantor kan?" tanya Tasya penuh selidik kaerena jengkel dengan Brian yang seolah-olah memebela perempuan itu.

"Tentu saja aku tidak pernah bertemu dengannya." Brian berbohong namun saat bertemu dengan perempuan itu memang tidak ada interaksi di antara mereka. Jadi bisa dikatakan itu bukan suatu hal yang harus diributkan.

"tapi kita bertemu dengannya di butik dua minggu yang lalu." Kembali mengugkit kejadian tidak terduga itu.

"Tapi kamu ada disana sayang dan kita tidak tahu kalau bu Kira akan datang kesana."

"Perempuan itu benar-benar menjengkelkan, pokoknya kamu harus mengundang dia."

"Iya nanti aku titipkan undangannya pada teman-teman di kantor."

"Iya, jangan kamu temui dia secara langsung hanya untuk memberi undangan itu."

"Iya sayangku, kenapa kamu jadi marah kayak gini? Bu Kira tidak akan mempengaruhi apapun yang berhubungan dengan pernikahan kita, karena di aitu orang asing." Menegaskan pada kekasihnya bahwa Kira hanya orang asing yang mencoba merusak hubngan mereka namun tidak berhasil.

"Aku sayang banget sama kamu By, I love you." Sambil mencium pipi sebelah kiri sang kekasih.

"Nakal nih main cium-cium aja." Kata Brian sengaja menjahili kekasihnya itu.

"Calon suami aku jadi boleh dong aku cium." Ucapnya sambil tertawa menanggapi perkataan Brian.

"Sini sayang biar aku cium." Sambil mendekatkan wajahnya pada Tasya dan mencium bibirnya sekilas.

"Hei, disini banyak orang By." Ucap Tasya malu dengan perbuatan kekasihnya yang terang-terangan mencium bibirnya di depan banyak pelanggan dan karyawan cafe.

"Calon istri aku jadi boleh dong aku cium." Ucapnya tertawa dan menirukan perkataan Tasya sebelumya.

"By....." protesnya karena sang kekasih kembali mencium bibirnya.

"Hahaha....muka kamu merah sayang." Ucapnya puas menjahili sang kekasih.

"Aku mau kembali ke kantor jam istirahatku udah mau habis By." Menyudahi kejahilan Brian dan tidak ingin mukanya semakin merah karena malu.

"Mau aku antar?" tawar Brian.

"Tidak usah By, aku bawa motor sediri aja lagian kamu juga ngak bisa jemput aku nanti sore." Kembali mencium kekasihnya lalu pergi meninggal kan cafe, tidak lupa dia melambaikan tangannya.

Tomorrow With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang