Masalah pembawa Berkah

4 0 0
                                    


Seperti biasa akan ada rapat besar yang diadakan di akhir bulan dimana sang pemimpin perusahaan akan turut hadir. Tidak terasa sudah enam bulan Akira bekerja sebagai manejer keuangan disini, Dia merasa sangat senang karna karyawan disini baik dan saling membantu.

Rapat kali ini ada sedikit kendala dimana laporan keuangan mengalami kesalahan dalam input data. Hal ini menyebabkan keributan dimana sang manejer keuangan yang baru menjadi sasaran kekesalan rekan lainnya. Dia dikatakan terlalu muda, kurang teliti dan lebih menyedihkan disebut tidak kompeten dan sebagainya.

Kira tidak menyalahkan siapapun dalam hal ini, Dia sadar bahwa ini juga salah dalam hal ini tidak teliti saat memeriksa dan menandatangani berkas. Kejadian ini membuatnya harus berurusan langsung dengan pimpinan utama. Kira harus mempersiapkan mentalnya menemui sang pimpinan perusahaan.

***

Ruangan pimpinan utama terasa sangat panas padahal jelas sekali bahwa AC dalam rungan itu dinyalakan. Akira sangat gugup duduk di sofa menghadap sang pimpinan.

"Apakah lain kali kamu bisa bekerja lebih teliti lagi?" Ucap Michael Sanfransesco yang tidak lain adalah pimpinan utama perusahan itu.

"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kelalaian saya Pak. Saya akan lebih teliti kedepannya dan tolong beri kesempatan memperbaiki kineja saya, Terima kasih." Kira mengatakannya dengan jelas dan penuh keyakinan agar sang pimpinan bisa melihat keseriusan dirinya.

"Baiklah nona Kira, saya menunggu perbaikan laporan keuangan besok pagi. Saya harap anda bisa mempergunakan kesempatan yang saya berikan."

"Baik Pak, terima kasih banyak. Saya ijin kembali ke ruangan." Pamit Akira dan meninggalkan ruangan tersebut. Dia bergegas menuju rungannya untuk segera memperbaiki masalah yang ditimbulkanya.

Saat berjalan menuju mejanya Akira memanggil sang wakil manejer.
"Pak Brian, saya ingin bicara." Ucapnya singkat dan melanjutkan langkah kakinya.

"Iya Bu, ada yang bisa saya bantu?" Ucap Brian sambil menatap sang manejer yang fokus membolak balik lembar laporan keuangan yang bermasah tadi.

"Tolong anda dan karyawan lainnya segera membereskan laporan yang salah input ini. Saya harap bisa selesai malam ini agar dapat saya periksa kembali."

"Baik Bu. Akan dikerjakan secepatnya. Apakah semuanya baik-baik saja saat bertemu pimpinan?" Tanya Brian penasaran karna melihat wajah atasannya yang tampak frustasi.

"Semuanya akan baik-baik saja apabila laporan itu selesai malam ini. Pekerjaan saya akan berakhir apabila besok pagi tidak bisa mempertanggung jawabkan ini pada pimpinan. Saya mohon bantuan anda dan karyawan lainya." Terlihat jelas kegelisahan di wajah Kira.

"Saya permisi Bu, saya jamin malam ini pasti selesai dan pekerjaan Ibu aman." Meyakinkan atasannya dengan senyum manis di wajahnya yang mampu membuat hati sang manajer menghangat seketika.

Brian dan empat karyawan lainya mengoreksi dan merevisi laporan keuangan bulan ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Saatnya jam pulang kantor tapi sepertinya karyawan di bagian keuangan akan lembur sampai malam.

Para karyawan menghubungi keluarganya bahwa mereka pulang terlambat hari ini. Begitu juga Brian yang harus menghubungi kekasihnya bahwa Dia tidak bisa mengantar pulang hari ini.

"Halo sayang maaf hari ini kamu pulang naik taxi ya, aku lembur hari ini ada sedikit masalah di kantor." Katanya pada sang kekasih melalui telepon selulernya.

"Iya By. Nanti hati-hati saat pulang" ucap gadis di seberang sana.

"Siap Sya...hati-hati. I love you." Mengakhiri teleponnya dan dilanjutkan mengirimkan pesan pada sang Ibu.

Brian
Ibu, Brian pulang terlambat hari ini. Ada yang harus diselesaikan malam ini.

Selang beberapa lama sebuah pesan masuk ke handphone Brian.

Ibu Sayang
Iya Bang. Hati-hati nanti pulangnya, jangan lupa makan malam.

Brian
Siap ibuku sayang.

Setelah itu Brian kembali melanjutkan pekerjaanya. Sekarang sudah pukul 9 malam akhirnya pekerjaan mereka selesai dan tinggal menyerahkannya pada Manajer untuk di tanda tangani. Karyawan yang lain sudah pamit pulang lebih dulu. Brian menghampiri meja atasannya yang saat ini sibuk dengan komputernya.

"Bu Kira, ini laporannya sudah kami periksa dan tidak ada kesalahan lagi."

"Terima kasih, sekarang kalian silahkan pulang lebih dahulu saya akan memeriksanya kembali."

"Bukankah lebih baik Ibu membawanya pulang kerumah? Di sini sudah tidak ada orang kecuali satpam jaga."

"Tidak apa-apa. Saya akan menyelesaikannya di kantor malam ini."

"Kalau begitu saya akan menemani Ibu sampai selesai dengan pekerjaan Ibu."

"Hah? Tidak perlu bersikap berlebihan seperti itu Pak Brian. Memeriksa ini tidak akan lama setelah itu saya tanda tangan dan pulang."

"Justru itu karena tidak lama maka saya akan menunggu dan membantu anda memeriksa laporan itu agar cepat selesai." Ucap Brian seperti tidak ingin di bantah. Dia baru saja menemukan sikap keras kepala dari atasannya ini.

"Baiklah jika kamu memaksa. Sekarang bantu saya agar bisa cepat bertemu tempat tidur saya." Kata Akira dengan nada bercanda agar suasananya tidak teralalu canggung.

Brian duduk persis disebelah Akira sangat dekat sampai Akira bisa merasakan hembusan nafas pria itu. Entah mengapa keadaan ini membuat jantungnya berdetak sangat kencang.

Setelah hampir satu jam akhirnya pekerjaan itu selesai dan berkasnya ditanda tangani Akira. Dia melihat pria disebelahnya malah tertidur diatas meja kerjanya.

Dia tersenyum manis dan menggoyangkan bahu pria itu agar dia bangun dan segera pulang. Hari ini cukup melelahkan mungkin itu yang membuat pria itu dengan pedenya tidur di atas meja atasanya.

"Hmmm. Ada apa?" Brian mengucek mata sambil menggeliat dan merasa terganggu dengan guncangan di bahunya.

"Apakah anda akan tidur disini sampai pagi?" Ucap Akira sambil menahan senyumnya melihat tingkah Brian.

Seketika Brian sadar dan langsung berdiri "Astaga maafkan saya Bu Akira, bukannya membantu saya malah tertidur."

"Tidak apa-apa. Saya berterima kasih karna sudah mau menunggu sampai pekerjaan selesai. Sekarang mari kita pulang." Ucap Akira sembari berjalan menuju pintu keluar disusul dengan Brian.

Di parkiran Akira melihat wakil manejernya itu mengendarai motornya dan berlalu meninggalkan diri. Entah mengapa Dia merasa kecewa karna pria itu tidak lagi menyapanya saat keluar dari pintu kantor. Tidak ingin memikirkan hal itu terlalu lama akhirnya Akira melajukan mobilnya menuju kediamannya dimana kasurnya sudah menunggu kepulangannya.

***

Akhirnya masalah laporan keuangan sudah beres semua dan karir Akira sebagai manejer selamat. Ini semua berkat bantuan teman-teman satu Timnya. Malam ini Dia berencana mengajak dan mentraktir semua karyawan di bagian keuangan untuk makan bersama sebagai ucapan terima kasih atas kerja samanya. Saat memasuki ruangan Akira menyapa semua karyawanya serta mengungkapkan rencana malam ini.

"Pagi semuanya" ucapnya penuh semangat.

"Pagi Bu Kira." Sahut karyawan lainya.

"Terima kasih atas kerja samanya. Jika kalian berkenan saya ingin mengajak kalian makan malam hari ini. Tenang saja saya yang traktir." Kata Kira sambil tersenyum manis pada semuanya.

"Tentu saja kami tidak menolak ajakan bu Kira" Ucap semua karyawan kompak.

"Baiklah pukul 6 ya, langsung dari kantor saja kita berangkat. Saya harap kalian bisa merekomendasikan restoran yang terbaik."

"Tenang saja Bu." Ucap Bento sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Sore menjelang jam pulang kantor tiba-tiba Brian menghampiri Kira.

"Sore Bu, saya tidak bisa bergabung untuk makan malam hari ini. Sekali lagi terima kasih."

"Baiklah. Anda cukup sibuk sepertinya." Kata Kira dengan nada bercanda .

"Hari ini saya harus menjemput kekasih saya. Semalam saya membiarkanya pulang sendiri." Menjawab dengan senyum manis yang tanpa dia sadari baru saja menghancurkan sebuah hati.

Tomorrow With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang