13

9 2 0
                                    

Aku dan dia hanya dekat dalam bentuk raga, tapi tidak dalam bentuk rasa.

-Yara Leta Destia

***

✨ Happy reading✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading

Malam ini aku benar-benar pergi ke Gramedia, bukan dengan Aksa, melainkan dengan Clara.

Setidaknya malam ini aku berhasil membuktikan bahwa ada dan tidaknya dia disamping ku itu tidak mempengaruhi apapun, setidaknya untuk malam ini.

Aku dan Clara berjalan menyusuri lorong dimana ada ribuan buku disini, tempat dimana banyak kisah fiksi dapat kita temui.

Kisah fiksi yang katanya selalu lebih indah dari kenyataan, kisah fiksi yang katanya tidak bisa kita temukan dalam dunia nyata.

Tapi aku percaya bahwa beberapa dari kisah fiksi bisa saja terjadi di dunia nyata, yaitu kisah fiksi yang sebenarnya tidak benar-benar fiksi, tapi kisah fiksi yang diangkat dari dunia penulisnya.
"Yar, lo mau cari buku apa sih sebenernya? Perasaan dari tadi nggak nemu-nemu,"

Clara bertanya dengan raut kesalnya, mungkin dia sudah lelah menemaniku berkeliling sejak tadi, ditambah lagi bahwa Clara tidak menyukai hal-hal semacam ini.

"Gue juga belum tau, Clar." Aku menjawab sambil sibuk memilih-milih buku.

" Ck, tapi gue udah bosen banget Yar disini," Clara kembali menggerutu.

"Sebenernya gue ngajak Aksa kesini tadi" Kataku lagi berusaha mengganti topik pembicaraan.

"Terus?" Clara terlihat menungguku kembali berbicara.

"Dia nggak bisa, katanya udah ada janji."

"Udah ada janji? Sama siapa?"

Aku hanya mengangkat bahuku acuh, berusaha untuk tidak peduli dengan siapa laki-laki itu pergi sekarang. Padahal dalam benakku, aku sibuk mesugesti diriku sendiri kalau semuanya akan baik-baik saja, kalau Aksa hanya pergi dengan Awan atau Zidan, bukan yang lain.

"Lo nggak nanya gitu, dia ada janji sama siapa," Clara kembali melontarkan pertanyaannya.

"Enggak, palingan juga sama Zidan kalau nggak Awan. Siapa lagi?"

Clara terkekeh pelan, "Lo bisa ngomong kaya gitu karena lo nggak tau, lo nggak tau sama siapa aja dia bergaul di belakang lo, lo nggak tau gimana kehidupan dia sebenarnya, Yar. Pada kenyataannya lo cuma tau luarnya aja, lo nggak pernah tau gimana dalamnya, iya kan?"

Mencintaimu Itu LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang