°Empat Puluh

946 122 13
                                    

Empat












Puluh












Ntah kenapa Jaemin merasa waktu berjalan begitu cepat, mereka sudah menghabiskan dua hari disini dengan melakukan banyak hal.

Mulai dari main voli di pinggir pantai,barbeque an di malam hari, berenang bersama,main game, karaoke,masak bersama, bahkan dia juga sempat mendongeng untuk Haechan.

Apa dia bahagia, jawaban nya adalah iya! Tapi dia juga merasa semakin takut.

Takut untuk melepas kepergian sahabat yang menganggap nya seperti saudara dan kakak baginya.

Jaemin tidak marah saat Haechan mengatakan pada nya kalau dia ingin menjadi adiknya, justru Jaemin senang.

Seharian ini Haechan selalu bermanja pada hyungdeul nya.

Bahkan momen langka yang dimana Yuta memangku Haechan pun tak luput dari perhatian nya.

Sebahagia ini melihat orang yang ia sayangi tersenyum begitu lebar.

Bangga, dia bangga karena bisa membantu Haechan untuk mewujudkan keinginan nya dengan pergi bersama.

Kini dia kembali melihat Hyung nya memanjakan Haechan, Jungwoo namja Kim itu menyuapi Haechan buah.

Begitu saja sudah membuat Jaemin senang, dengan senyuman yang Haechan tunjukkan tidak pernah luntur saat mereka sampai hingga hari ini.

Dan mungkin hingga lima hari kedepan, semoga saja.

"Haechan ie,,," panggil Jaemin lembut.

Haechan menoleh, tersenyum saat Jaemin berjalan melingkari nya dan kini duduk di sebelah nya, elusan lembut ia rasakan saat tangan Jaemin menyentuh surai nya.

"Bagaimana harimu?" Tanya Jaemin

"Ehm, menyenangkan terima kasih Na, aku bahagia punya kalian semua." Senyum Haechan begitu tulus.

Jaemin dan Jungwoo bisa merasakan nya. Mereka ikut tersenyum, kadang kala mereka melupakan fakta tentang Haechan yang saat ini tengah berada dalam fase yang begitu berat.

Namja manis itu dengan senang nya menunjukkan bahwa dia benar-benar bahagia, tidak mau membuat orang lain kecewa karena sudah rela menemani dirinya berlibur dan membuang waktu untuk nya.

"Mau tidur nggak, sini aku elusin kepalanya biar cepet ngantuk." Jaemin meminta Haechan untuk berbaring dengan paha nya sebagai alas.

Jungwoo memilih mundur untuk menaruh piring yang tadi berisi pepaya juga anggur yang dia suapkan pada Haechan.

"Hyung tinggal dulu ya." Haechan mengangguk, Jungwoo langsung meninggalkan dia sahabat itu untuk menikmati waktu bersama kedua nya.

"Na," panggil Haechan saat Jaemin mengelus rambutnya perlahan dan seperti nya itu benar manjur karena Haechan kini sudah terlihat mengantuk dan matanya yang semakin sayu menandakan bahwa dia sebentar lagi akan terlelap.

"Hem," Jaemin terus mengulang kegiatan nya saat ini.

Sudah menjadi kesukaan nya mungkin, menidurkan Haechan dengan usapan kepala yang ia berikan selalu membuat nya merasa berkali lipat bahagia memiliki sahabat tangguh seperti Haechan.

"Kamu percaya sama yang namanya reinkarnasi nggak?"

Ntahlah, Jaemin tiba-tiba merasa tabu dengan ucapan Haechan.

"Ntah, kenapa memang nya." Sungguh Jaemin mohon agar Haechan cepet tidur saja daripada nanti mulutnya mengatakan yang tidak-tidak, Jaemin tidak suka tapi dia tidak mau membuat Haechan kecewa dengan mengabaikan perkataan yang terucap dari bibir pucat itu.

"Kalau memang ada, aku ingin suatu saat nanti jika aku terlahir kembali, aku tetap berada di dekat kalian. Aku juga tidak mempercayai itu karena selama ini aku sendiri belum melihat hal pasti mengenai tentang adanya reinkarnasi,! Tapi aku punya satu harapan, jika aku dilahirkan kembali aku ingin tetap menjadi Lee Donghyuck yang disayangi semua orang dan juga bertemu kalian lagi. Bolehkan Na?"

Jaemin memberikan senyum terbaiknya saat mendengar doa Haechan, dia beruntung dipertemukan dengan Haechan di kehidupan nya kali ini. Dia bahagia dan tidak perlu dijelaskan lagi seberapa bahagia nya saat ini.

"Boleh, bahkan jika memang kau terlahir kembali aku ingin menjadi orang yang pertama menemukan mu Lee Haechan." Ungkapnya kali ini Jaemin tidak ingin terlihat sedih Dimata Haechan maka dengan sekuat tenaga yang ia bisa. Ia menekan egonya agar airmata nya tidak kembali jatuh di hadapan Haechan.

"Terima kasih Na, terima kasih untuk segala nya." Mata Haechan semakin tertutup dengan disusul dengkuran halus yang terdengar.

Bibir pucat tidak berwarna itu kini terlihat menyedihkan, meskipun sudah dibantu dengan lipbalm tidak bisa menutupi warna pucat yang jelas terlihat itu.

"Selamat tidur bear." Jaemin kembali tersenyum, tapi kali ini berlomba dengan buliran yang jatuh dari mata nya.























Huuaaaaaa......

Nggak bisa bikin sad end, gimana dong?🤧

Omong-omong jempol ku cidera, susah banget nulis pake jempol kiri, jadi maaf ya kalo banyak salah nya.

26-01-2023

Tentang Lee Haechan [Lengkap]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang