°Lima tujuh

2K 137 11
                                    












"Kau......"
Jaemin membeku, dia benar-benar terkejut akan sosok mungil yang ada di depan nya sekarang, anak lelaki yang dia perkirakan sekitar usia sembilan atau sepuluh tahun an itu, sangat mirip dengan Haechan.

"Ada apa ahjussi.?" Anak lelaki itu menelengkan kepala nya heran, dia menatap pria dewasa di hadapan nya dari atas sampai bawah, seperti mengenal nya tapi dimana?

Jaemin berjongkok guna menyamakan tinggi nya dengan sosok mungil itu. Jaemin mengusap pipi gembul bocah itu, lembut sama seperti milik Haechan dulu, lalu beralih mengelus hidung minimalis bocah itu, sama juga, dia kembali kini tangannya mengusap rambut halus si bocah, sama seperti rambut Haechan.

"Kalau boleh ahjussi tau siapa namamu? Dimana tempat tinggal mu? Dan kau tau lagu tadi dari mana?"

"Ugh, banyak sekali pertanyaan nya aku bingung ahjussi." Jaemin terkekeh, sudah pasti anak ini akan bingung, pertanyaan Jaemin memang banyak dan dia bertanya secara beruntun.

"Nama dulu." Ujar Jaemin masih mengusap pipi bocah itu, apalagi si bocah tidak menolaknya jadi dia semakin bisa merasakan kalau bocah tersebut memang mirip Haechan.

Sebab dulu Haechan sangat menyukai afeksi seperti ini, dia paling suka saat ada seseorang yang melakukan psycaltouch padanya.

Dia berpikir kalau itu adalah hal yang paling membuat nya bisa merasakan kasih sayang dari orang lain.

"Namaku Gu Dong Chan."
Jaemin tersenyum, anak ini benar-benar mengingat kan nya pada Haechan.

"Kalau rumah mu.?"

"Aku tinggal di perumahan daerah Gangnam," Jaemin terdiam, berarti anak ini anak orang berada.

"Orang tuamu?"

"Ayah bekerja,ibuku di rumah karena ayah tidak mengijinkan ibu untuk membantu nya." Jaemin mengangguk, dia akan mengantarkan anak ini sekaligus menemui orang tua nya.

"Boleh ahjussi mengantar mu,?"
Bocah itu mengangguk, toh memang rumahnya sedikit jauh dari taman yang dekat pemakaman Jaemin datangi tadi.

Jaemin menuntun bocah kecil itu kedalam mobilnya dan membawanya masuk, lalu mengantar nya pulang.

"Oh ya, satu lagi ahjussi lupa bertanya?"

"Apa ahjussi?" Bocah itu menoleh dengan botol minum yang diberikan Jaemin tadi.

"Kau tau lagu tadi dari mana? Kenapa bisa kau menyanyikan nya dengan begitu mirip."

"Ooh,, ayahku bilang itu lagu kesukaan nya dan dia sangat mengagumi penyanyi nya, tapi sayang kata ayah penyanyi itu sudah pergi ke surga." Jaemin tersenyum, dia tidak tau siapa yang begitu mencintai sosok sahabat nya sebagai seorang idol.

"Ini rumah mu?" Mobil miliknya berhenti di depan sebuah rumah mewah dengan beberapa maid yang seperti nya tengah lalu lalang ntah mencari apa.

"Ehem, ayo ahjussi masuk juga! Katanya mau ketemu ayah." Jaemin ikut masuk.

Ketika sampai di dalam, dia disuguhi pemandangan yang sangat indah, senyum nya bahkan tidak pernah luntur ketika kakinya menapak pintu utama rumah tersebut.

"Astaga sayang, kemana saja eoh, ayahmu sampai ingin menelfon polisi." Ibunya langsung memeluk anak kecil itu begitu erat.

"Heheh miane ibu, aku tadi bermain di taman lalu bertemu ahjussi ini, kenalkan namanya ahjussi tampan." Jaemin dan ibunya tertawa mendengar si bocah itu mengenalkan dirinya dengan sebutan ahjussi tampan.

"Hei, mana ada nama seperti itu hem." Ibunya menguyel pipi bakpao milik bocah kecil itu.

"Maaf merepotkan mu tuan, namaku Nam Yuri aku istri nya Gu Seok Han." Jaemin menerima uluran tangan dari ibu bocah mungil itu.

Tentang Lee Haechan [Lengkap]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang