Tentang Lee Haechan [Lengkap]√

°Tiga Sembilan

Tiga

Puluh

Sembilan

Haechan dan member Nct juga orang tuanya, kini tengah berada disebuah bus. mereka akan melakukan perjalanan liburan bersama.

Iya, mereka memilih untuk mengabulkan permintaan Haechan, tapi tetap dengan pengawasan dokter, bahkan dokter Kim ikut dengan acara berlibur ini.

Bukan, bukan untuk mengikuti liburan yang akan dijalani oleh Haechan dan kawan-kawan.

Dia hanya memantau kondisi Haechan, sebagai dokter yang ditunjuk untuk mengawasi Haechan tentu saja ada kesenangan tersendiri baginya karena dari awal dia yang memang merawat dan menyembunyikan rahasia Haechan tentang penyakitnya.

"Haechan ie,,, kalau mengantuk tidur saja ya! Perjalanan kita masih panjang." Tegur Taeyong lembut.

Sebab Haechan memilih untuk bercanda bersama dengan Chenle dan Ten.

Karena bocah China itu yang memaksa agar Haechan duduk disebelah nya.

Disusul Ten yang memang merindukan Haechan, karena Ten sempat pulang ke Thailand untuk melakukan pekerjaan yang belum usai.

"Nee Hyung," sahut Haechan.
Dia tidak menolak, dan sekarang dia tengah menyamankan posisi nya dalam pelukan Chenle.

Ten membantu memperbaiki selimut nya, mengecup puncak kepala adik nya itu.

Ada rasa sakit yang di pendamnya, jujur Ten takut jika perkataan dokter sebelum mereka berangkat akan terjadi.

Dia belum siap, ah~ tidak akan pernah siap jika harus kehilangan salah satu keluarga kedua nya.

Haechan adalah sosok yang selama ini selalu membuat Ten bisa merasakan kebahagiaan meskipun dia jauh dari keluarga nya.

Bahkan dia tidak rela jika Haechan benar-benar sakit seperti ini, apa tidak bisa untuk mengulur waktu nya sedikit saja, jika bisa Ten akan meminta untuk membiarkan Haechan tetap bersama mereka.

"Hyung," panggil Jaemin.

Dia duduk bersama Jaehyun, di depan nya ada Taeyong dan Mark.

"Wae," pandangan Jaehyun tidak pernah terlepas dari Haechan, dia terus menatap bungsu ilichil itu.

"Jika benar yang dikatakan dokter, aku ingin membuat liburan ini benar-benar indah untuk hyuck, aku mohon Hyung mau membantuku." Ntah itu sebuah permintaan atau perintah, Jaehyun tidak tau harus menjawab apa.

Tapi tanpa disadari nya, justru dia mengangguk menyetujui ucapan Jaemin.

Jaemin mengulas senyum seraya memejamkan matanya, dia harus memiliki list untuk membahagiakan Haechan di pantai tempat mereka akan menghabiskan waktu bersama dengan yang lain.

Taeyong yang mendengar perkataan Jaemin hanya bisa tersenyum miris, hatinya tercubit dengan kenyataan yang dialami nya kini.

Taeyong tau, dia tidak akan bisa melawan takdir, tapi dia juga tidak ingin merasakan takdir menyakitkan ini.

"Ya Tuhan," gumamnya lirih.
Rasanya semakin sakit saat dirinya sendiri harus mengantarkan adik kesayangannya untuk menemui ajalnya.

Kenapa harus sesakit ini, tidak kah semesta terlalu kejam pada adik kecilnya.

Ten terus mengusap surai Haechan, dia bersenandung kecil agar tidur Haechan nyenyak.

"Hehem, Hem ,hehem, Hem, he em." Lantunan pelan tapi menenangkan.

Benar saja, Haechan tidur dengan nyaman.dekapan Chenle hangat dirasa nya, tubuhnya yang dingin tidak lagi merasakan udara yang terus menusuk permukaan kulit ringkih nya.

Ada perasaan senang dalam senyum Haechan yang tercetak di wajah damai nya.

Ten tersenyum, dia begitu menyayangi namja keras kepala ini, ntahlah Ten juga sama menyayangi adiknya yang lain.

Tapi Haechan punya tempat tersendiri di hati Ten, namja itu memiliki tempat yang istimewa di hati setiap orang yang dikenal nya.

"Selamat istirahat bear, semoga mimpi mu indah." Satu kecupan sayang ia berikan di pucuk kepala Haechan.

Begitu lembut, dan dingin saat bibir nya bertubrukan dengan kulit kening Haechan.

Tubuh kurus itu semakin hari semakin lemah, tidak mau membayangkan bagaimana sakit nya dan sulit nya Haechan menjalani hari-hari nya dengan obat dan juga peralatan medis yang selalu menancap di berbagai bagian tubuh nya.

Annyeong 👋 chinguduel....

Nggak boleh nangis, inget?🥺

25-01-2023