"Sori banget, gue telat." sesal Tyara, begitu tiba di tempat janjian bersama dengan kelima temannya.
"Bu bos emang beda." Sahut Hana.
"Nggak kaget sih, kalo sama lo." Timpal Donita.
"Udahlah, cuma sepuluh menit juga. Santai aja kali." ucap Shua memaklumi.
"Jadi, pembahasan klinik kecantikan kita, udah sampai mana?" Tanya Tyara.
"Nggak pesen minum dulu?" Tanya Wanda. "Pembahasan kali ini kayaknya agak berat dan lama."
Tyara mengangguk mengerti, lalu mengangkat tangannya untuk memanggil salah satu pelayan. Setelah memesan, Tyara memulai diskusi dengan teman-temannya.
"Kalo menurut gue, kita harus bisa menggaet para cowok-cowok independen yang punya banyak duit. Jadi, kita harus punya produk buat menggaet para cowok-cowok modelan begini." usul Tenesya.
"Cowok independen? Duda kali maksud lo! Lagian ya Ten, duda nggak ada yang bakal mikirin perawatan!" Seru Donita.
"Kata siapa? Sok tau, lo! Lo pikir, cowok nggak butuh perawatan gitu? Asal kalian tau, cowok-cowok modelan hot daddy gitu, duitnya pasti banyak. Dan, itu artinya, kita harus bisa mengeluarkan produk buat cowok-cowok modelan kayak mereka. Produk yang efisien dan efektif. Nggak makan waktu lama, tapi hasilnya jelas."
"Gue setuju sama idenya Tenesya. Tapi, alangkah lebih baik, kalo produknya bukan cuma untuk kalangan cowok high class. Tapi, juga kelas menengah ke bawah. Jadi, semua cowok-cowok dengan usia remaja sampai dewasa bisa pakai produk kita." Imbuh Hana.
"Itu jauh lebih bagus. Selama ini kita terlalu berpatokan dengan slogan, bahwa skincare itu buat cewek! Padahal, skincare nggak pandang gender. Semua manusia butuh yang namanya perawatan buat diri mereka sendiri. Dan, nggak ada yang aneh dengan hal itu." ujar Wanda. "Gimana menurut, lo?" Tanyanya pada Tyara.
Pada akhirnya, mereka tetap akan menanyakan keputusan akhir kepada Tyara. Menurut mereka, Tyara adalah sosok yang pas untuk seorang pemimpin dalam kelompok mereka.
"Menurut gue bagus. Kita emang perlu membuka pandangan mata buat semua orang, bahwa perawatan diri itu bukan cuma buat cewek, tapi juga bisa juga untuk cowok! Dan, gue juga setuju sama apa yang dibilang Wanda. Target kita harusnya bukan cuma kalangan atas, tapi juga menengah ke bawah. Jadi, semua orang bisa menikmati perawatan dari produk kita nanti." jawab Tyara.
"Emang ide gue nggak pernah salah! Selalu cemerlang!" Tenesya mengibaskan rambut dark brown-nya yang bergelombang.
"Pede lo!" Cibir Donita.
"Bacot lo! Namanya juga Miss independent! Harus pede, lah! Kenapa? Nggak suka? Ke laut sana lo!" Balas Tenesya.
Sedangkan empat pasang mata disana hanya memperhatikan keduanya dalam diam, sembari menikmati minuman mereka dengan anggunnya.
"By the way Ty, lo abis dari mana kali ini? Kenapa telat?" Tanya Hana.
Tyara hanya meringis. "Ketiduran. Semalem abis clubbing soalnya."
"Gila lo, clubbing kok nggak ngajak-ngajak?" Seru Tenesya.
"Gue cuma bawa dompet, nggak bawa ponsel!"
"Kenapa lagi? Ditanyai "kapan" lagi?" Tanya Shua.
"Udah jelas, kan?"
"Kali ini siapa?" Tanya Donita.
"Tante. Tiba-tiba aja dia dateng ke rumah. Nggak ada angin, nggak ada badai, tau-tau udah nyindir-nyindir mulu. Panas kuping gue, males banget dengerinnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Your Daddy [Miss Independent Series]
FanfictionJAEYONG GS LOKAL!!! AYO BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH KARYA, DENGAN FOLLOW, VOTE & KOMEN!!! KARENA SEMUA ITU GRATIS!!! 🥰 Sebut saja Tyara seorang Miss Independent. Sebab, diusianya yang sudah kepala dua, gadis itu tidak punya keinginan untuk menikah s...