"Kamu mau ngapain?!" Tyara memekik tertahan, ketika melihat Nono sudah naik ke atas kursi meja riasnya.
Tyara segera menghampiri Nono dan melihat apa yang dilakukan bocah itu. "Ngapain naik-naik gini? Ntar jatuh! Ayo turun!"
"Nono mau iat aca! Nono, ake baju balu!"
"Ngapain ngaca di sini? Di sana kan, bisa! Lebih jelas!" Tyara menunjuk kaca yang menempel dengan lemari pakaiannya.
Nono menggeleng. "Ndak mau! Dicana Nono pendek! Dicini, Nono tinggi!"
"Tapi, kalo di sini, kamu cuma bisa liat bagian depan baju kamu aja! Kalo di sana, kamu bisa liat bagian belakang baju kamu juga. Nih, biar aunty kasih tau."
Tyara berputar di depan kaca, hingga dress selututnya mengembang, saat wanita berputar.
Mata Nono memandang takjub ke arah Tyara. "Nono mau!"
"Ayo sini turun!"
Dengan bantuan dari Tyara, Nono pun turun dari kursi rias dan berjalan menuju kaca di lemari.
"Onty, Nono anteng, kan?"
"Iya."
"Onty uga cantik."
Tyara mengulum bibirnya, menahan perasaan bahagia, saat mendengar pujian Nono. Bukankah, ucapan anak kecil itu selalu jujur? "Makasih. Oh iya, Nono umur berapa?"
"Iga!" Nono menunjukkan kelima jarinya.
Tyara terkekeh geli. "Itu namanya lima. Kalo tiga begini." Tyara menekuk jari kelingking dan jempol bocah itu.
Nono hanya mengangguk. "Onty."
"Ya?"
"Nono mau ain ya?"
Kening Tyara mengerut. "Main apa?"
"Ayun-ayun!"
"Ayunan maksudnya?"
Nono mengangguk. "Tadi, Nono iat di bawah, ada ayun-ayun. Ayo ain ayun-ayun onty."
Sebenarnya, Tyara merasa lelah dan ingin tidur. Tapi, telinganya tidak toleran, jika nanti bocah tiga tahun di depannya ini menangis ataupun merengek.
"Ya udah, ayo! Tapi nggak lama ya? Ini udah mau malem."
Nono mengangguk semangat.
***
"Pelan-pelan aja jalannya! Nggak perlu lari!" Seru Tyara, begitu mereka tiba di taman dekat apartemen dan Nono tampak bersemangat.
"Kamu mau ngapain, hei!" Buru-buru Tyara menghampiri Nono yang tiba-tiba saja berdiri di atas ayunan.
"Ayun-ayun cambil beldili!"
"Nggak ada! Nggak ada! Main ayunan yang normal-normal aja! Nggak perlu sambil berdiri! Duduk!" Titah Tyara.
"Api celu kalo cambil beldili!"
"Ya udah, kita pulang aja! Nggak usah main ayunan!"
Tyara sudah bersiap untuk pura-pura meninggalkan bocah itu. Namun, dia tidak mendengar seruan yang mencegahnya untuk pulang. Seperti yang biasa dilakukan anak-anak, jika takut sendirian.
Akhirnya Tyara berbalik, ketika sudah berada tiga langkah dari ayunan tempat Nono. Dapat dilihatnya jika bocah itu tampak tak peduli, dan berusaha bermain ayunan sambil berdiri, dengan usahanya sendiri.
Tyara berdecak dan berkacak pinggang. "Bandel banget, nih bocil!" Cibirnya.
Akhirnya, Tyara pun mengalah dan mendekati ayunan yang ditempati Nono, lalu berdiri di belakang bocah itu. "Nono turun dulu!" Titahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Your Daddy [Miss Independent Series]
FanfictionJAEYONG GS LOKAL!!! AYO BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH KARYA, DENGAN FOLLOW, VOTE & KOMEN!!! KARENA SEMUA ITU GRATIS!!! 🥰 Sebut saja Tyara seorang Miss Independent. Sebab, diusianya yang sudah kepala dua, gadis itu tidak punya keinginan untuk menikah s...