14. Pandangan Berbeda

1.8K 278 29
                                    

"Yang lo bilang di konferensi pers tadi ... itu beneran? Lo, nggak lagi merencanakan sesuatu, kan?" Tanya Tyara hati-hati.

Jendral mengangguk mantap. "Gue ngerasa malu sekaligus nyesel. Gue minta maaf sama lo." Kepalanya menunduk di hadapan Tyara. "Gue ngaku salah, gue beneran bakal terima kalo lo mau nuntut gue balik. Tapi, seperti yang gue bilang tadi. Gue titip Marcello sama Nono. Untuk biaya hidup mereka, lo nggak perlu khawatir. Gue udah siapin semuanya buat mereka, selama gue menjalani masa tahanan gue nanti."

"Gue bukan orang yang gila hormat atau gimana. Tapi, ngeliat lo udah mau minta maaf gini, sampai bikin klarifikasi di konferensi pers tadi. Gue bisa tau kok, kalo lo tulus."

Kepala Jendral terangkat mendengar ucapan Tyara. Di suasana malam itu, dan lampu taman belakang rumahnya yang temaram, Jendral bisa melihat senyuman yang keluar dari bibir Tyara.

"Gue nggak setega itu buat tuntut lo balik. Lo punya dua anak yang masih di bawah umur. Dimana mereka masih membutuhkan kasih sayang orangtuanya. Yaaahhh, walaupun itu berasal dari orangtua tunggal kayak lo."

Mata Tyara memperhatikan pantulan cahaya bulan pada kolam renang di depannya. "Sewaktu gue temuin Nono, dan gue tau gimana hidupnya dia. Gue udah ngerasa sayang sama anak lo itu. Apalagi, waktu dia bilang, kalo mommy-nya udah meninggal. Gue tau, Nono mungkin belum begitu ngerti sama keadaan orangtuanya. Yang dia tau, dia cuma punya elo sama Marcello. Gua yakin, dia bilang kalo mommy-nya udah meninggal, tanpa tau apa arti dari kata itu sendiri."

"Saran gue, daripada lo memilih buat masuk penjara, mending lo habiskan waktu lo, sama anak-anak lo aja! Gue cuma takut, kalo mereka udah besar nanti, mereka jadi anak-anak yang pembangkang, pemberontak, bahkan bisa jadi anak durhaka. Bisa jadi, suatu saat nanti, mereka justru cuma anggap lo sebagai mesin pencetak uang aja, dan abai, kalo lo orangtua kandung mereka."

Tyara menarik nafas sejenak. "Kita emang nggak pernah bisa melihat masa depan. Tapi, kalo lo terus-terusan sibuk dan nggak perhatian sama anak-anak lo, bukan nggak mungkin, apa yang gue bilang tadi jadi kenyataan. Apalagi, di usia Marcello sama Nono sekarang, mereka lagi di usia golden age. Usia yang bisa menentukan gimana mental mereka saat dewasa nanti. Dan sebagai orangtuanya, tentu lo nggak mau kan, kalo anak-anak lo jadi anak liar di masa depan?"

Jendral hanya diam dan mencerna ucapan Tyara yang begitu menusuk  dalam hatinya. Wanita di sampingnya ini mungkin memang belum pernah menikah, tapi pemikirannya justru jauh lebih matang dari banyaknya wanita yang sudah menyandang status sebagai istri ataupun ibu.

Pandangan Jendral pun berubah terhadap Tyara. Laki-laki itu tidak lagi melihat Tyara sebagai sosok wanita yang ber-ego tinggi dan tidak mau kalah. Tapi, Jendral justru melihat betapa dewasanya pemikiran Tyara tentang betapa pentingnya peran orang tua atas kehidupan anaknya kelak.

"Sekarang gue jadi tau, kenapa anak-anak gue bisa lengket banget sama lo." Celetuk Jendral.

"Kenapa coba?" Pancing Tyara.

"Lo punya sisi keibuan yang bisa bikin seorang anak jadi nyaman ada di dekat lo. Dan, mungkin semua cowok yang deket sama lo, juga bakal ngerasain itu. Apalagi sebagai besar sifat cowok tuh kekanak-kanakan, jadi, udah pasti mereka butuh sosok kayak lo." jawab Jendral.

"Bukannya gue mau sombong, tapi, yang lo bilang emang bener, kok."

Keduanya saling berpandangan, lalu tertawa kecil.

"Sori, kalo gue lancang. Tapi-"

"Ssstttt!" Tyara menaruh telunjuknya di depan bibir Jendral. "Gue tau apa yang bakal lo omongin! Kenapa gue belum nikah, kan?"

Wajah Jendral tampak tak enak hati, karena Tyara seolah bisa membaca pikirannya.

"Well, jaman sekarang cari cowok yang bisa mendukung apapun passion cewek, tuh susah. Kebanyakan dari mereka tuh cowok-cowok insecure, yang merasa nggak suka, saat ada cewek punya profesi dan penghasilan lebih tinggi dari mereka. Dan gue pribadi, jelas anti sama cowok-cowok modelan begini. Jadi, daripada gue terkekang sama cowok-cowok nggak modal kayak mereka itu, mending sendiri aja!"

Me vs Your Daddy [Miss Independent Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang