2. Bocil

2.6K 328 27
                                    

"Haduh, mampus! Baru juga dibilangin, udah telpon aja! Gue balik dulu ya?" Hana buru-buru keluar dengan menenteng tas, lalu menempelkan ponsel pada telinga kanannya, dan menjawab telepon yang berasal dari bosnya.

"Ditunggu kabar kehamilan lo!" Seruan Tenesya mendapatkan jari tengah dari Hana. Namun, wanita itu hanya tekikik geli.

"Daripada lo ngerecokin Hana, kenapa nggak lo cari aja sendiri, laki yang sesuai kriteria lo?" Tanya Tyara.

"Dih, ogah! Males banget gue! Enak gini! Mumpung masih muda, foya-foya aja dulu, pake duit sendiri! Lo aja sana cari laki!" Tolak Tenesya.

"Males! Kalo ntar cuma jadi beban ngapain cari laki! Mending gue sendiri aja! Gue nggak siap bangun pagi, terus ngurus anak sama suami. Hadeeehhh, enggak deh!"

"Tuh kan, lo sendiri aja ogah, apalagi gue!"

"Gue pulang juga, deh. Mau ngurusin kerjaan di rumah dulu. Dah, sampai jumpa di pertemuan selanjutnya."

"Shua! Gue ikut! Gue pulang juga, ya?" Pamit Donita.

"Gak asik banget emang mereka." Komentar Tenesya.

"Gue juga pulang, deh. Mau rebahan, masih pusing kepala gue! Dah!"

"Halah! Punya temen modelannya bang*** semua, gue ditinggalin!" Cibir Tenesya.


***


Tyara menepikan mobilnya di depan apotik, guna membeli obat untuk menghilangkan pusing efek mabuk. Setelah mendapatkan obatnya, Tyara langsung saja meminum obat tersebut.

Kepala Tyara tertunduk, saat ada tangan kecil yang menarik ujung roknya. "Kenapa?" Tanyanya pada bocah laki-laki itu.

"Uyang."

"Hah! Maksudnya?" Tanya Tyara, yang tidak mengerti dengan ucapan bocah laki-laki itu.

"Nono, mau uyang."

Tyara melihat sekelilingnya, mencoba mencari tahu siapa orang tua dari anak laki-laki tersebut. "Kamu anaknya siapa?"

"Eddy!"

"Ayah kamu namanya Edi?" Tanya Tyara memastikan.

Anak laki-laki itu menggeleng cepat. "Eddyyyy!"

Tyara menggertakkan giginya, mencoba menahan rasa kesal. Kepalanya benar-benar pusing, dan dia mau segera pulang. Tapi, kenapa justru dirinya bertemu dengan bocah yang dia tidak tau dari mana asal usulnya ini?

Tak mau berlama-lama, Tyara pun pergi begitu saja. Namun, bocah itu justru menarik tangannya. "Ikut!"

"Hah? Nggak boleh ikut-ikut! Kita nggak kenal! Udah sana, nanti kamu dicariin orang tua kamu lagi!"

Bocah itu tampak mulai merengek, bahkan, anak laki-laki itu menghentak-hentakkan kakinya dan terus berusaha menarik ujung baju dan tangan Tyara.

Hingga Tyara merasa tidak nyaman, karena dirinya menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu-lalang di sekitarnya.

"Kita nggak kenal! Udah, kamu diem sini aja! Nanti kamu dicariin orang tua kamu lagi! Ntar aku dikira mau nyulik anak-anak tau!" Ulang Tyara.

Mata Tyara membulat, ketika bocah di depannya itu justru menangis.

"Nono mau ikut uyang! Ikuutttt!"

"Ibu mau buang anaknya di sini?" Sahut seorang bapak-bapak yang sejak tadi memperhatikan mereka.

"Apa? Eng-enggak pak! Sa-saya..."

"Jangan ngelak! Saya bisa laporin anda ke polisi, karena menelantarkan anak."

Me vs Your Daddy [Miss Independent Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang