Bukan rahasia lagi, jika Jendral selalu menunjukkan rasa sukanya kepada Tyara secara terang-terangan akhir-akhir ini. Bahkan, laki-laki itu menjadi-jadi saat menunjukkannya di depan teman-teman Tyara. Sebab Jendral tau, jika teman-teman Tyara juga mendukung mereka untuk segera meresmikan hubungan.
"Udah nunggu lama ya? Sorry banget, gue nggak nyangka kalo klien kali ini agak rewel." Jendral tiba-tiba saja datang dengan wajah bersalahnya.
"Nggak masalah. Namanya juga cari duit. Gue ngerti, kok." balas Tyara.
"Halo jagoan-jagoan Daddy. Seru nggak, main sama aunty?"
"Celu! Temen onty antik-antik! Nono cuka!"
Marcello mengangguk setuju. "Temennya aunty, semuanya baik. Lain kali, abang mau main lagi sama temennya aunty, ya? Boleh kan, Daddy?"
"Nono uga! Nono uga!"
Jendral hanya tersenyum dan mengangguk. "Temen-temen lo kemana? Udah pulang?" Tanyanya, saat melihat hanya ada Tyara dan kedua putranya.
"Menurut lo aja, ngapain juga mereka di sini, kalo urusannya udah selesai?"
"Sewot banget, sih? Kenapa coba?" Jendral bisa merasakan nada bicara Tyara yang sepertinya sedang tidak baik-baik saja.
"Nggak tau! Mau kedatengan tamu bulanan kali!"
"Gue hamilin lo aja, gimana? Biar nggak menstruasi." bisik Jendral.
Tyara tersenyum lebar. "Abis itu, elo yang gue abisin! Gue kebiri punya lo, biar mampus lo nggak bisa punya keturunan lagi!"
"Elo mah ngancemnya begitu! Ntar, lo sendiri yang rugi, nggak bisa nyobain punya gue!"
Jendral hanya bisa mengaduh, ketika Tyara justru langsung mencubit pinggangnya tanpa ampun. "Iya, iya, iya, sori-sori!"
"Panas pinggang gue! Dari hati banget lo, nyubitnya! Gue cuma becanda juga!" Keluh Jendral yang mengusap kasar pinggangnya.
"Eddy napa?"
"Dicubit aunty! Udah ah, ayo pulang!" Kedua tangan Jendral masing-masing menggenggam tangan putranya. "By the way, makasih ya sayang udah jagain anak-anak."
Tyara mendelik, mendengar ucapan Jendral. Berbeda dengan laki-laki itu yang justru mengedipkan sebelah matanya dan tertawa bahagia melihat Tyara yang tampak kesal.
"Dadah aunty! Sampai ketemu besok ya!"
"Dah onty! Nono cayang onty!"
"Hati-hati!" Balas Tyara.
***
"Abang." panggil Jendral saat menemani putra sulungnya itu bermain.
Saat ini memang hanya ada mereka berdua di ruang bermain, sedangkan Nono masih tidur siang.
"Hm." Marcello yang sedang sibuk dengan legonya hanya menyahuti panggilan Jendral sekedarnya.
"Abang kalo dipanggil, liat orang yang manggil dong. Masa cuek begitu, sih? Nggak sopan." tegur Jendral.
"Kenapa? Aku kan, lagi main! Daddy jangan ganggu!"
"Giliran Daddy kerja terus, katanya Daddy sibuk terus, nggak mau nemenin main! Pas udah ditemenin main, nyatanya abang yang sibuk sendiri, nggak mau dengerin Daddy."
Marcello mengalah, dan melihat ke arah Jendral. "Daddy mau ngapain emangnya panggil-panggil abang?"
"Daddy cuma mau tanya. Abang mau adik nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Your Daddy [Miss Independent Series]
FanfictionJAEYONG GS LOKAL!!! AYO BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH KARYA, DENGAN FOLLOW, VOTE & KOMEN!!! KARENA SEMUA ITU GRATIS!!! 🥰 Sebut saja Tyara seorang Miss Independent. Sebab, diusianya yang sudah kepala dua, gadis itu tidak punya keinginan untuk menikah s...