fluorescent.

1.3K 231 16
                                    

cw / described minor character death

Hyungseok mengerenyit tidak nyaman ketika panggilan tuan putri terucap dari bibir si pewaris klan Yamazaki.

"Hentikan, aku bukan wanita"

Desisan kesal yang tidak disembunyikan membuat Jonggun tertawa pelan. "はい、はい。(Ya, ya)"

Mendekat tanpa basa basi, Jonggun meletakkan nampan tersebut di nakas samping ranjang yang ditiduri Hyungseok.

"Sarapanmu, maaf aku tidak bisa menemanimu lebih lama karena aku harus segera ke tempat Nona Muda yang ku layani"

Hyungseok mengangguk tanpa banyak tanya. Ia justru tertarik dengan ponsel yang ada di genggamannya sekarang.

Banyak sekali pesan dan panggilan tidak terjawab yang berasal dari Ryuhei.

Ia mengerenyit ketika tercatat 250 pesan dan 367 panggilan tidak terjawab.

"Orang gila" bisiknya tidak percaya. Jonggun terkekeh mendengar itu. "Ryuhei, huh?"

Hyungseok mendongak dan wajahnya menyiratkan ekspresi bagaimana kau tahu?

"Sebelumnya dia juga meneleponku tahu. Jam 3 pagi, bajingan tidak tahu waktu"

Decak lelah dari Jonggun membuat Hyungseok agak merasa bersalah. Ryuhei pasti panik karena ia tidak bisa dihubungi dan pada akhirnya memilih Jonggun untuk direcoki.

"Dia bilang selama seminggu kedepan masih harus mengurus Pachinko dan Ilhae yang kembali berulah di sana. Polisi mulai mencium gelagat aneh dari tempat itu"

Menahan napas, Hyungseok mengangguk saja. Oh, ya. "Soal semalam—"

Jonggun menyeringai. Ia mendudukkan diri di sisi ranjang Hyungseok dan menatap pemuda berhelai legam itu lurus. "Park Hyungseok?"

"Y-ya... A-apa maksudmu?" Hyungseok bertanya dengan hati-hati. Jangan sampai dia menajamkan intuisi dari laki-laki berbahaya di hadapannya ini.

Menaikkan sebelah alisnya, si pewaris Yamazaki berpikir. "Kurasa setahun yang lalu aku pernah bertemu dengan orang yang memiliki nama persis sepertimu. Itu lumayan berkesan karena dia bisa menahan tendangan dan pukulanku"

Hyungseok membisu. Ia tidak memberikan reaksi apapun kepada Jonggun dan pria itu melanjutkan ucapannya tanpa pikir panjang. "Ah, tapi sayangnya dia sudah mati. Kecelakaan kurasa dan itu masih ada urusannya dengan Big Deal serta Ilhae jadi aku mengetahuinya"

"M-mati? B-bagaimana?"

"Jatuh dari gedung toserba atau klub billiard? Aku tidak terlalu tahu detailnya" Pria berjas hitam mengedikkan bahu ringan tanpa memerhatikan ekspresi horor Hyungseok.

"A-apakah dihari yang sama juga ada orang lain yang mati?"

Mengusap dagu, Jonggun tersenyum miring. "Sayang, orang-orang mati setiap hari. Jadi, jika kamu bertanya tentang hal itu maka tidak menutup kemungkinan"

Hyungseok menyembunyikan kedua tangannya di bawah bedcover. Apa ini?

Apakah ini masih dunia yang sama dengan kehidupan aslinya? Lalu bagaimana dengan tubuh aslinya?

"Apakah kamu dekat dengannya? Park Hyungseok yang ...itu?" Hyungseok dalam tubuh Keisuke mencoba menggali informasi.

Seberapa dekat Jonggun dengan dirinya yang asli maka jawabannya adalah tidak dekat sama sekali. Mereka hanya pernah bertemu sekali ketika festival Jaewon High saat itu.

Iris cerah Jonggun membelalak senang. Sepasang mata bersklera hitam menatap Hyungseok antusias. "Oh, apakah kamu cemburu?"

Hyungseok tetap diam dan menjaga raut wajahnya meskipun gagal total. "Kalau tidak mau memberitahuku aku juga tidak masalah"

morally grey | nomen ft. jonggun x hyungseok [✅️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang