the different worlds.

2.2K 296 2
                                    

"Tunggu... Jiho... Tidak! JI—!"

Semuanya bergerak seperti slow motion ketika suara pecahan kaca jendela gedung berlantai 4 menggema di belakang tubuhnya.

Jatuh. Hyungseok akan jatuh dan mati, begitulah pikirannya menyimpulkan. Mendadak ia merasa bisa melihat langit malam yang entah bagaimana terlihat lebih cerah dari biasanya dan kilas balik kehidupannya selama dua tahun belakangan.

Dua tubuh, siluet wajah Ibunya yang memudar, berbagai pertarungan yang terjadi demi teman barunya. Teman...? Jay, Zin, Vasco, Haneul, dan Soojung... ya temannya... ia sungguh beruntung dapat berinteraksi bersama mereka meskipun sebentar.

Sungguh... rasanya tidak adil. Mengapa Tuhan begitu jahat?

Pada akhirnya, Hyungseok berhenti berpikir ketika ia merasakan bau amis darah dan hangatnya tempat ia berbaring mulai mendingin.

Satu fakta terakhir yang ia ketahui tentang kedua tubuhnya adalah kecelakaan besar yang fatal dapat membunuh dua tubuh yang ia miliki.

Kedua tubuhnya. Park Hyungseok, sudah mati.

gasp!

"TIDAK! JIHO-YA!"

Hyungseok menjerit dan terduduk tiba-tiba dengan nafas memburu. Ia tidak sempat mengamati keadaan sekitarnya dan bergegas turun dari ranjang yang ia tempati sampai tubuhnya rubuh karena tidak kuat menahan rasa sakit yang dirasa.

"KEISUKE?!"

Pintu digeser brutal oleh seorang wanita cantik berhelai jelaga dan menghampiri Hyungseok tanpa basa basi. Pelupuk mata gadis itu berair melihat keadaan Hyungseok ketika rembesan darah mulai kembali menodai perban di area perutnya.

"大丈夫、ゆっくりで良い。姉が手伝いましょう。(Pelan-pelan... ayo kakak bantu kembali naik ke atas kasur)" Tangan wanita itu bergetar ketika berusaha membawa Hyungseok yang masih belum sadar sepenuhnya tentang sekitar.

Rasa sakit di kepala perut dan kakinya membuat ia tidak memperhatikan detail.

"蛍、姉の声が聞こえるかい。(Kei... apakah sekarang kamu bisa mendengar kakak?)"

Hyungseok mendongak dengan raut wajah patah. Air mata mengalir deras namun tidak sedikitpun isakan ia keluarkan dari mulutnya. Sebaliknya, hanya tatapan kosong yang ia layangkan kepada gadis asing di dekatnya.

"누구...세요? (Sia...pa?)"

Wanita itu terperangah. Tak lama ia meraih ponsel yang ada di saku tangannya dan memanggil seseorang dalam bahasa Jepang.

Tanpa menghabiskan banyak waktu, dua orang lelaki masuk ke dalam ruangan yang Hyungseok dan wanita itu tempati. Salah satu laki-laki berpakaian seperti seorang dokter namun tidak terlalu meyakinkan.

Satu-satunya wanita di ruangan itu meminta dokter untuk memeriksa Hyungseok dan menanyakan berbagai pertanyaan yang kini bisa disimpulkan bahwa cedera otak yang dialami oleh Hyungseok membuatnya kehilangan ingatan.

"Tunggu... aku— aku Hyungseok! Park Hyungseok! Kalian siapa?! Kenapa aku disini? dan... kenapa kalian berbicara dengan bahasa Jepang?"

Hyungseok menatap orang-orang yang tidak ia kenal dengan bingung. Situasi apa ini? Yang ia ingat terakhir kali adalah jatuh dari gedung lantai 4 dan... Jiho?

JIHO?

"K-KAU WANITA! JIHO! PARK JIHO?! DIMANA BAJINGAN ITU? BAGAIMANA BISA DIA MELEMPARKU DARI GEDUNG TINGGI DAN MENGHIANATIKU BEGITU SAJA?!"

Menghela napas panjang wanita cantik yang menganggap dirinya sebagai kakak Hyungseok itu mengigit jarinya gelisah. "Sepertinya ingatannya benar-benar bermasalah. Ia kembali berbicara bahasa Korea seperti saat Ayah pertama kali membawanya kesini"

"H-Hyungseok... pertama-tama mari kita tenang dulu, hm?" wanita itu berbicara dengan bahasa Korea yang canggung berusaha menenangkan Hyungseok.

"Kalau begitu bisa kalian tinggalkan kami?" Surai legam wanita itu bergoyang lembut ketika mendudukan diri di dekat Hyungseok mengusir dua lelaki lain di ruangan itu tanpa menatapnya.

"Baik, Mitsuki-sama"

Pintu geser kembali tertutup rapat dan di ruangan itu hanya tersisa Hyungseok dan wanita yang dipanggil Mitsuki.

Masih dengan bahasa Korea yang kaku, Mitsuki angkat bicara. "Jadi, Hyungseok kalau begitu... Perkenalkan, Aku Soma Mitsuki, kakak angkatmu. Namamu sebelumnya memang Park Hyungseok, tetapi sekarang kamu adalah Soma Keisuke setelah Ayah membawamu kemari 10 tahun lalu"

Hyungseok merinding. Ia menatap wanita di depannya bingung. "Kenapa aku tidak mati? I-ini dimana? R-Rasanya berbeda dengan apa yang ada di ingatanku... K-kak... Apakah kamu tahu Jaewon High School? Aku bersekolah disana! A-aku memiliki teman juga! M-mereka Jay, Zin, H-Haneul dan Sooj—"

ucapan Hyungseok berhenti ketika ribuan kilas balik mendadak memasuki kepalanya. Rasanya seperti diberikan gambaran kehidupan orang lain. Film hidup seorang Soma Keisuke beruntun memasuki pikirannya.

Gambaran masa kecil, remaja, hingga kejadian yang sudah merenggut nyawa "Soma Keisuke" asli karena secara teknis, Soma Keisuke yang sekarang bukanlah orang yang sama.

"Apa yang kamu bicarakan, Kei? Kamu tidak bersekolah di sana... sejak kecil sampai sekarang kita selalu berada di Jepang"

"いや、さっき私が言ったのは忘れて。姉さん、私はもう大丈夫、心配しないで。明日から仕事に戻ります。(Tidak, tolong lupakan apa yang kukatakan barusan, Kak. Jangan khawatir dan mulai besok aku akan kembali bekerja)." mengulas senyum tipis Hyungseok berusaha berlagak layaknya Soma Keisuke yang Mitsuki kenal.

Mitsuki mengerenyit bingung ketika Hyungseok kembali berbicara dengan bahasa Jepang yang sangat fasih seperti sebelum kecelakaan terjadi. Padahal beberapa saat yang lalu, Hyungseok tidak mengerti apapun yang Mitsuki bicarakan dengan dokter pribadi keluarganya.

"分かった。それで、何か欲しがったら言ってみて。(Aku mengerti. Kalau begitu, tolong katakan apa yang kamu inginkan?)"

"もし、二人きりになったら、Keisukeではなく、私をHyungseokで呼んでくれないか。(kalau hanya kita berdua seperti ini, bisakah kakak memanggilku dengan nama Hyungseok, alih-alih Keisuke?"

Tersenyum, Mitsuki menepuk helai hitam Hyungseok lembut. "分かった、Hyungseok-a. (Tentu, apapun untukmu Hyungseok-a)"

Hyungseok tersenyum. Karena setidaknya jika ada satu orang yang tetap memanggilnya Hyungseok dia akan tetap merasa waras.

Selain itu, karena sekarang ia berada di Jepang dan secara teknis hidup di tubuh orang lain yang memiliki identitas dan jabatan maka ia akan menggunakan kemampuan dari tubuh ini untuk berkomunikasi dengan orang sekitarnya dan mengumpulkan informasi terkait dimana ia tinggal dan apakah ia bisa menemukan orang-orang yang dikenalnya di dunia ini.

"Terima kasih, Kak"

Mitsuki tersenyum. "Istirahatlah, kalau membutuhkan apapun panggil saja Ryuhei. Ia selalu berjaga di sekitar kamarmu"

"Ryuhei?" tanya Hyungseok bingung. Ia menggali informasi nama itu di ingatannya dan —Ah, Kuroda Ryuhei?

"Ya, teman masa kecil kita, aku memaklumi kalau kamu masih sulit mengingatnya karena diagnosis Dokter Midorikawa sebelumnya, tapi kurasa ia akan sangat khawatir padamu"

Hyungseok memasang senyum kecutnya. Yah, kalaupun reinkarnasi benar-benar ada, Hyungseok benar-benar bangkit kembali di tubuh seorang pria yang menyedihkan.

"Tentu, kak. Aku akan memanggil Ryuhei jika memerlukan sesuatu"

Mitsuki mengangguk. "Kalau begitu kakak permisi. Masih ada beberapa hal yang harus diurus, termasuk membereskan tikus yang menghianati dan mencoba membunuhmu"

Selain fakta bahwa Soma Keisuke adalah orang yang menyedihkan, Hyungseok juga harus menghadapi bahwa dunia yang akan ia tinggali untuk selanjutnya adalah definisi dari neraka dunia yang paling nyata.






notes: untuk alternative universe ini tidak berhubungan dengan original story lookism.

morally grey | nomen ft. jonggun x hyungseok [✅️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang