déjà vu.

1.3K 216 15
                                    

"Hei, hei. Katanya akan ada murid baru! Kudengar dia pindahan dari luar negeri!"

"Woah, benarkah?! Kuharap dia wanita cantik!"

"Ck. Siapa yang sinting pindah sekolah ditengah semester begini?"

Berbagai bisik-bisik yang sudah tidak bisa disebut demikian terdengar di telinga Hyungseok ketika berada di lorong kelas. Ia melirik sekilas ke arah jendela yang dipenuhi banyak tatapan penasaran.

Begitu wali kelas menyuruhnya masuk ke dalam, Hyungseok pun menurut.

Ia memindai ruangan kelas lamanya dengan perasaan nostalgia. Tatapannya bertabrakan dengan salah satu pria yang ditemui kemarin.

Menundukkan kepala singkat, Hyungseok angkat bicara. "Perkenalkan, saya Park Hyungseok. Pindahan dari Jepang. Mohon bantuannya" dilanjut dengan senyum manis, satu kelas pun tiba-tiba dilanda keheningan.

Suara derak kursi yang terjatuh ditambah intonasi terkejut seorang Lee Jinsung meraih atensi. "Park Hyungseok?"











Wali kelas menyuruh Hyungseok untuk duduk di satu-satunya bangku yang kosong. Tapi tempat itu seolah-olah menjadi larangan.

Bahkan pria disampingnya yang sekarang menjadi teman sebangku menatap sisi wajahnya tajam. "Park Hyungseok, huh?"

Menahan bibirnya yang ingin tersenyum, Hyungseok mencoba mengendalikan diri. Zin dan temperamennya memang sulit ditebak dan terkadang Hyungseok merindukannya.

"Kita belum berkenalan, bukan? Siapa namamu?" Hyungseok menoleh dan menatap Zin lurus yang disambut dengan decihan tak suka.

"Untuk apa aku memberitahumu?" balas Zin pedas yang hanya dijawab tawa pelan. "Mulai sekarang kita akan sering bertemu di kelas bukan? Jadi, untuk memulai keakraban kurasa?"

Zin masih diam dan menatap balik Hyungseok dengan tatapan menyelidik. "Ah, Park Hyungseok adalah nama Koreaku, tetapi Soma Keisuke juga namaku"

Haneul yang sedari tadi menatap Hyungseok dan Zin dari jauh mendekat penasaran. Ia menopang wajahnya di atas meja Hyungseok dan menatap paras si tampan lekat dari bawah.

"Namamu juga Park Hyungseok?" bisiknya lirih yang menarik atensi Hyungseok seketika.

Senyum Keisuke itu indah dan menawan. Siapapun dapat terjerat kedalamnya bagaikan lebah yang mengerubungi nektar.

Mengulas senyum. Ia mengangguk, memberikan validasi pada ucapan Haneul. "Juga?" pancingnya dengan polos dan selanjutnya Hyungseok dapat mendengar kalau Zin menggeram kesal disampingnya.

"Ck. Park Haneul!"

Menutup mulutnya terkejut, Haneul tersenyum canggung. "Ah, maaf. Hanya saja dulu ada teman kami yang bernama sama persis denganmu. Dia juga duduk disini"

"Park Haneul..." desis Zin untuk yang kedua kalinya dan ia mengabaikan tatapan khawatir yang dilayangkan Mijin dari sebrang.

"Memang kenapa? Aku hanya mengungkapkan kebenaran bukan? Dia akan jadi teman sekelas kita! Akan sangat sulit kalau canggung nantinya! Dia juga berhak tau!"

Haneul marah. Ia merasa kalau perginya Hyungseok seolah-olah menjadi aib dan tidak ada yang boleh membicarakannya di kelas semenjak kejadian itu. Padahal ia sangat merindukan Hyungseok teman sekelasnya dan juga Hyungseok yang menjaga minimarket tak jauh dari sekolah.

Seharusnya ia yang lebih marah karena ditinggalkan oleh dua Hyungseok yang ia kenal. Terlebih ia menyukai salah satu dari mereka.

Tersenyum tipis, Hyungseok menepuk helaian legam Haneul. "Tidak apa-apa, Haneul-a. Aku juga mengenal Hyungseok, karena dia aku pindah kesini"

morally grey | nomen ft. jonggun x hyungseok [✅️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang