"aku juga tidak ingin seperti ini. Papa bisa membenciku kapanpun papa mau. Tapi tolong sekali saja, aku hanya ingin pelukanmu. Aku benar benar lelah sekarang. Apakah sesulit itu untuk menerimaku? Haruskah aku menyusul ayahku? Apa itu yg papa inginka...
"Bukannya aku tidak terluka, hanya saja aku sedang bersembunyi dibalik tawa" . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"....setelah itu anda ada satu lagi rapat dgn para direksi setelah makan malam."
"Baiklah, kau boleh pergi."
"Oh yah satu lagi."
Wanita yg mengenakan heels berwarna biru itu memutar kembali tubuhnya saat mengingat ada satu hal lagi yg lupa dia sampaikan pada atasannya itu.
"Beberapa saat yg lalu Tuan Tay menelfon, beliau mengatakan kalau pihak sekolah menghubunginya tapi beliau sedang berada diluar kota jadi tidak bisa datang ke sekolah."
"Sekolah?"
Vegas melihat sekretarisnya dgn tatapan bingung. Sekolah? Sekolah siapa yg dia maksud. Kalau itu sekolah Venice, kenapa mereka tidak langsung menghubunginya melainkan orang lain.
"Iyah. Putra anda terlibat perkelahian disekolah dan pihak sekolah meminta anda untuk datang."
"Kenapa mereka tidak menghubungiku secara langsung?"
"Saya juga kurang mengerti. Mungkin putra anda memasukkan nomor ponsel tuan Tay sebagai walinya."
"Baiklah, kau boleh pergi."
Vegas merobohkan badanya sesaat, emosinya sedikit naik membuat kepalanya mulai sakit. Bukan karena ulah anaknya yg berkelahi disekolah, tapi lebih pada kenyataan bahwa dirinya seakan tidak dianggap sebagai wali sah atas anaknya sendiri. Bagaimana mungkin Venice bisa melakukan hal itu padanya. Vegas sadar memang selama ini dia cukup mengabaikan anak tunggalnya itu, tapi bukan berarti dia juga tidak ingin ikut campur dalam kehidupan anaknya. ......
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mobil berwarna silver itu berhenti diparkiran sekolah yg cukup mewah. Hanya dgn melihat mobil mobil mewah yg berjajar disana sudah dipastikan sekolah itu dihuni oleh anak-anak dari keluarga kaya. Langkah kaki Vegas terhenti tepat didepan sebuah ruangan di ujung koridor. Kehadirannya langsung disambut oleh tatapan dari Venice yg sudah duduk berhadapan dgn salah seorang guru disana. Dan juga seorang murid lainnya dgn wajah babak belur yg duduk disebelah Venice. Orang tua murid tersebut pun sudah siap memaki Vegas yg baru muncul dari balik pintu.