bab 3 mahen📍

377 12 1
                                    

Tepat jam 2.00 di perusahaan berlantai banyak itu kita bisa melihat di salah satu jendela terdapat ruangan kerja yang yg masih di terangi lampu dan pastinya ada orang di dalam sana.

Di dalam ruangan itu terdapat lelaki berjas yg sedang duduk di kursi kebesarannya dan di mejanya terdapat berkas berkas serta beberapa cangkir kopi yg separuhnya sdh habis di minum oleh pemuda itu, ia terlihat masih terus menanda tangani berkas yg masih menumpuk meskipun sdh tdk sebanyak sebelumnya,,,tadi dia istrahat sekitar 15 menit itupun ketiduran karna itu berkasnya masih belum selesai-author.

Nama pemuda itu ialah mahendra al-farizi ' seseorang yang rajin dalam bekerja, menjanjikan serta seperti kesatria berkuda'itu lah kira kira arti di balik nama belakang mahendra,sesuai dengan nama belakangnya,ia merupakan pemuda yg sangat rajin dalam urusan pekerjaan dan juga selalu menepati janji nya.di lingkungannya ia biasa di panggil ustazd mahen/hendra jika itu dari kalangan ibu ibu,jika di kalangan wanita yg masih perawan terkadang ia di panggil dengan sebutan 'akhi' sebenarnya sih wajar,kan dia emang cwo, tapi masalahnya para gadis gadis itu memanggil dengan nada yg sengaja di lembutkan dan sering kali ia di goda dengan kedipan mata para kaum hawa yg masih gadis 'hadeh gatal bet dah🙂'-author .tapi mahen terkadang cuek dengan gadis gadis cantik nan mulus kek pantat monyet,,,karna jujur sebenarnya dia tdk suka di panggil hanya karna untuk menggodanya.tidak heran sih byk kaum hawa tertarik pada nya,dia memiliki tinggi sekitar 188 dan memiliki wajah yg tampan dan kulit putih tapi bukan putih pucat serta mata yg berwarna kecoklatan, sungguh indah jika di pandang apalagi dia seorang yg paham agama.

Oiy, mahen ini lulusan pesantren Darunnajah Jakarta dan selalu memenangkan lomba lomba yg berhubungan tentang agama,terkadang dia juara 1 dan 2. dia juga selalu di undang dalam majelis taklim dan di suruh untuk memimpin acara tersebut.'wajarlah kan hafizd'-author.terkadang ia juga berceramah di mesjid mesjid lain saat bulan ramadhan.

perlu kalian tau saat mahen berusia masih 11 tahun ia sdh di ajarkan untuk menjaga pandangan dari lawan jenis,bahkan untuk berbicara kepada mereka saja itupun jika ada hal yg penting,jadi selama ia pesantren hingga lulus pun dia selalu menundukan pandangan jika tidak sengaja melihat lawan jenis lewat di hadapannya bahkan ia selalu menjaga jarak dengan mereka, sampai sekarang pun begitu.karna itu ia jarang keluar dari ruang kerja nya kecuali saat meeting, itupun ia selalu fokus ke layar monitor dan tidak melihat kanan dan kiri,bahkan ia menyuruh karyawan wanitanya untuk menjelaskannya di tempat agar ia tdk melihat tubuh para karyawan wanita yg mengenakan pakaian yg sempit.dan jika para karyawan wanita itu ingin memberikan berkas,mereka hanya menitipkan nya kepada sekretaris bos nya yg seorang pria sedikit paruh baya itu.

Skippp... Udah intronya ygy;)

Jam sudah menunjukan pukul 2.15 dan berkas berkas yang di tanda tangani oleh mahen itu pun akhirnya habis juga. "Alhamdulillah akhirnya kelar juga" Ucap mahen sambil meregangkan otot otot nya yg sdh kaku akibat terlalu lama di tempat duduk, saat ia bersantay sejenak sambil melihat keluar jendela yg terdapat jalanan kosong, ia di kejutkan oleh suara pintu yang seperti di buka oleh seseorang, iapun segera berbalik dan melihat orang yg masuk tanpa ijin.

Ia pun bernafas legah saat tau orang yang masuk itu adalah ayahnya sambil membawa bekal untuknya,setelah tau kalau yg datang adalah ayahnya tercinta ia lansung tersenyum yang sangat jarang di lihat oleh orang lain kecuali abi dan umi nya.

"Abi?...ada apa abi pagi pagi ke sini? Diluar masih sangat dingin" Ucap mahen dengan suara berat tetapi lembut,ia berdiri dari kursi nya dan menghampiri sang ayah.

"Abi ke sini karena tau kau belum makan sedari malam jadi abi membawakan bekal  serta sarung dan peci untuk mu,kita akan shalat tahajud bersama sama" Jawab sang ayah sambil meletakkan bekal itu di meja dan memberikan sarung serta peci kepada putra nya"sudah sana pergi lah wudhu setelah itu kita shalat tahajud 2 raka'at sebelum masuk waktu subuh"sambung sang ayah.

"Baiklah abi, kalau begitu mahen ambil wudhu dulu,assalamu'alaikum" Respon mahen lembut dan tak lupa memberikan salam saat ia hendak keluar dari ruangannya.setelah itu mahen menuju wc yg di khususkan untuk berwudhu,setelah wudhu dia kembali masuk lengkap dengan sarung yg sdh terlipat rapih di pinggangnya serta peci di kepalanya, saat ia membuka pintu mahen melihat ayahnya yang sedang menyiapkan sajadah untuk mereka berdua,ayah mahen memang sdh berwudhu sebelum kemari klo kalian ingin tau.

Setelah smw selesai di siapkan mereka mulai shalat tahajud bersama dengan ayah mahen yang menjadi imam.

Skipp...

Setelah selesai shalat tahajud mereka sedikit membaca al-Qur'an agar ibadahnya lengkap,setelah membaca al-quran mereka mengobrol sebentar.
"Maaf ya nak,di umurmu yang menginjak 20 tahun ini malah merepotkan mu dengan pekerjaan,seharusnya pemuda seumuran mu masih bebas dan tidak terperangkap di dunia bisnis" Kata sang ayah karena kasihan melihat putranya yg selalu kurang tidur demi pekerjaan yang di berikan olehnya "Abi tidak usah khawatir meskipun banyak seumuran ku di luar sana yg masih menikmati kesenangan mereka,aku tetap merasa tidak iri karena telah bekerja, bahkan aku bersyukur di umurku ini allah sdh memberikan kesuksesan kepada ku" Jawab mahendra mencoba meyakinkan ayahnya bahwa ia tidak keberatan sama sekali dengan apa yang di berikan ayahnya bahkan ia bersyukur karena telah menghasilkan uang untuk keluarganya.

"Baiklah...hmm...ngomong ngomong abi tdk melihat sahabat abi,kemana dia?" Ayah mahendra tiba tiba menanyakan ayah aisyah karena beliau tadi menelfon untuk memberi tahukan kepada istrinya bahwa dia akan lembur sampai pagi karena ingin membantu mahendra,tapi ia tidak melihat keberadaan sahabat nya itu.

"Ah... Maksud abi om ibrahim? Aku tadi melihatnya seperti sangat kelelahan dan menahan kantuknya jadi aku menyuruhnya pulang dan ber istirahat, dia tadi sempat menolak tapi aku selalu memaksanya karena mengkhawatirkan dirinya,akhirnya dia pasrah juga dan mengikuti apa yg ku pinta" Jelas mahen.

"Oo...gitu,jadi kamu nyelesaiin ini sendiri? " Tanya ayah mahen lagi."tidak, tadi sempet di bantu sm om ibrahim tadi"jawab mahen lagi.

Setelah itu ruangan hening karena merasa sdh kehabisan topik, kemudian ayah mahen teringat jika putranya itu belum memakan bekal yg di berikannya,"heh... Kamu belum makan bekal yang abi bawa!sekarang makanlah,,abi tidak ingin kamu sakit!"ia lansung menegur putranya dengan nada sedikit tinggi tapi tidak membentak."astagfirullah abi...jangan keras keras ,telinga mahen nanti copot ya allah"kaget mahen yang lansung mengelus dadanya karena  tiba tiba mendengar suara ayahnya yg seperti berteriak."haha... Okok maafkan abi. Sekarang makanlah, umimu sudah susah payah bangun untuk memasakan makanan untukmu"ayah mahen sedikit tertawa dan meminta maaf karena melihat wajah anaknya yang shok karena suaranya.

Setelah itu ayah mahen membuka bekal dan memberikannya kepada putranya,mahen yg sudah menerima itu pun lansung menyantap nya dengan khidmad,sungguh masakan umi nya yg terbaik dari segalanya...ayahnya yg melihat itu lansung seketika bersuara"sebaiknya ayah segera mencarikan mu seorang istri agar ayah tak repot repot lagi membawakan bekal untuk mu hahah..." . Tobe countined....

Sampe sini dulu yakk
Soalnya mau nugas^^
Nanti di lanjut
Terima kasih karna udah baca

Dhomo arighatou...
See you next chapter^^

PERJODOHAN USTAZD MUDA & SISWI SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang