bab 19

241 4 0
                                    

Tak terasa pernikahan mereka sudah menginjak 1 tahun lamanya dan aisyah belum sama sekali ingin mempunyai bayi,katanya dia masih ingin bebas dan gk mau ngurus anak dulu karna menurutnya gadis seumurannya itu masih harus menikmati kebebasan.

Sedangkan mahendra juga tidak memaksa aisyah,ia masih sabar menanti sampai istrinya siap,janji adalah janji iy kan?

Selama setahun itu bukan berarti hidup mereka aman tentram masih seperti biasanya yg selalu terjadi debat kecil lebih tepatnya aisyah yang mulai sih,aisyah kesal karena handphone nya selalu berbunyi akhir akhir ini karna orang tua dan mertuanya selalu menelfon dan menanyakan hal yg aisyah kurang suka yaitu "gimana nak?,sudah ada perkembangan?" Itu lah perkataan yg selalu keluar dari orang tua aisyah saat menelfon dan aisyah tau maksudnya.

Begitupun mertuanya yg selalu bilang "semoga allah segera memberikan kalian rejeki,umi tidak sabar ingin gendong cucu" Ya itu.

Seperti saat ini dimana aisyah mengomeli mahendra karna perkataan perkataan tdi,mahendra hanya diam saja mendengar istrinya mengomel tidak jelas karna klo dia ikut bicara yang ada omelannya tidak akan berhenti,ia mendengarkan sambil duduk di sofa dengan laptop di pangkuan nya melihat perkembangan perusahaan nya dari jauh.

Mahendra baru saja pulang dari majelis taklim,ia tadi di panggil untuk mewakili salah satu ustazd karena beliau sedang berhalangan atau tidak bisa mengikuti acara tersebut,majelis taklim itu di hadiri oleh banyak orang, laki laki mau pun perempuan tetapi tetap saja dua golongan itu di berikan pembatas dan mahendra di tempatkan di atas panggung yg tidak terlalu tinggi bersama dengan ustazd lainnya,ia sebenarnya lelah karena sesudah acara itu ia ke kantornya terlebih dahulu setelah itu baru ia pulang, dan ternyata ia di sambut oleh omelan aisyah tentang hal yg tdi sudah di bahas di awal.

Sebenarnya bukan hanya aisyah yg mendapat pertanyaan seperti itu tetapi ia juga selalu di tanya oleh abi nya dan mertuanya,ia hanya menjawab"abi bersabar dulu ya,in sha allah setelah aisyah siap dan allah mengijinkan,mahen akan memberikan abi cucu" Itu lah jawaban mahen.

Mahen juga sebenarnya lelah mendengar pertanyaan seperti itu tapi mau bagaimana lagi,wajarkan mereka menantikan nya?.

Drrttt... Drrttt... Drrttt...📞📞📞
Handphone aisyah berbunyi lagi.

"Tuhkan, pasti umi mu nelfon karna mau nanya hal itu lagi" Ucap aisyah seteelah melihat nickname bertuliskan 'umi(mertua)',ia melihatnya dengan malas.

"Jangan salah sangkah dulu sayang,mungkin ada sesuatu,angkat saja" Jawab mahendra.

"Ogah,males,paling klo gw angkat pasti nanya lagi,lu aja yg angkat" Ucap aisyah sambil menyodorkan handphone nya ke mahendra,mahendra menerimanya dan langsung mengangkat telfon dari uminya.

"Assalamu'alaikum umi,ada apa?"
Ucap mahendra.

*Umi ( mertua)
"Wa'alaikumussalam nak...kok bisa kamu yang angkat? Istriimu mana?"

"Aisyah sedang ada di kamar umi,dia sedikit kesal karna selalu mendapatkan pertanyaan dari umi haha..."

*umi(mertua)
"Ya allah...mungkin dia muak karna pertanyaan umi"

"Haha...tidak apa umi,wajar kalau umi menantikannya,ngomong ngomong ada apa umi?"

*umi(mertua)
"Oh iya...umi hampir lupa,jadi begini,kamu taukan tanta farah?nah tdi dia datang ke rumah dan mencarimu katanya ada yg mau di bicarakan,dia bilang akan datang lagi malam ini,jadi umi menyuruh mu datang ke rumah sebentar malam dan jangan lupa ajak istrimu juga sekalian kita makan malam sekeluarga sambil memperkenalkan istrimu dengan saudari umi,tapi itu jika kamu tidak sibuk nak,klau sibuk nanti umi beritau tanta farah"

PERJODOHAN USTAZD MUDA & SISWI SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang