Memilikimu hanyalah halusinasi, kamu adalah objek nyata. Namun, terasa fatamorgana untuk di miliki.
-Kenzo Zavier
* * * * * *
Perkumpulan para sahabat itu terdengar sangat ricuh, mereka membahas apapun yang tidak penting untuk dialog malam hari ini.
"Kalian tau makna cinta?"
"Cih, cinta? Kenapa harus ada cinta di dunia ini?" Mentari. Memutar bola matanya malas.
"Cinta harus ada di antara manusia yang rumit, bukan?" Muti menyadarkan punggungnya kepada kepala sofa.
"Persahabatan kita gak bakalan hancur cuma gara-gara cinta kan?" Muti melanjutkan ucapannya.
"Ya, gak mungkin lah. Masa iya cuma gara-gara satu cowok, persahabatan kita hancur gitu aja" Lisa tertawa receh di depan mereka, menyairkan obrolan mereka.
"Boleh kan, gue megang janji kalian?" Muti menatap mata para sahabatnya.
"Kok kita jadi kek mau nikah dah, ada perjanjian segala" Sasa menyuapkan se-sendok nasgor ke dalam mulutnya.
"Pikiran lo nikah mulu, cin" malas Jauzi, sambil mengambil nasgor yang Sasa pangku.
"Ngurus diri aja belum bisa, udah mikirin ke sana aja" saut Mentari.
"Makanya itu, mulai sekarang kita harus memperbaiki diri dulu" Sasa menjawab dengan senyuman kuntilanaknya.
"Selera kita kan tingginya selangit, cuy" Lisa membalas mereka.
"Yasudahlah monyed-monyed gue, mari kita memperbaiki diri hingga bisa menggapai. Angkasa, Moonbin, Gibran, Septian, Canva, Areksa, Marvel, Marvin, Masnaka, Gus Abi, Gus Abyan" seru kencang Muti.
"Jangan lupa, kim Taehyung, kim Namjoon, Min Yoong-Gi, kim Seokjin, Jung Ho-Seok, Park Jimin, Jeon Jeong-guk" ucap Lisa semangat.
"Kurang Rangga, Langit, Alpha, Angkasa, Bara, Rival, Donald, Boo, Farhan, Samuel, Gus Biru, Algantara, Arsena, Elgar" teriak Sasa.
"Masih kurang itu mah, tambahin rayyan, Lucas, Mark, Bright, Arlan, Mew, Jaemin, Rival, Cakrawala, Galaksi, Cha Eun-woo, Lee Jong-suk dan Soong Jong-ki" ucap Jauzi.
"Jangan lupain pacar lo, nyed"
Sasa melirik Jauzi yang mengakat alisnya."Siape?"
"Riki"
"Dia bukan pacar gue, monyed" Jauzi menatap nyalang Sasa.
"Lah, kalo bukan pacar, kok sosweet banget sih" Sasa mencolek tangan Jauzi dengan wajah julidnya.
"Emang ada apa? Jauzi di cium sama kak Riki, kah?" Tanya Lisa yang sedang tiduran di paha Muti.
"Kok tau? Mana di cipok lagi" Sasa tersenyum menang, melihat ekpresi Jauzi.
"Si anjing, monyed satu ini kagak usah di percaya, semua itu hoax sumpah!" Jauzi tertekan dengan keadaan sekarang.
"Lu kok, keliatan keringet dingin gitu?" Muti menyipitkan matanya, curiga dengan pergerakan Jauzi.
"Ngaku aja deh lo, lo habis di cipok kan?" Sasa semakin bersemangat, membuat gadis di depannya ini salah tingkah.
Semua mata menatap kepadanya. Dengan tajam dan membunuh, sampai tanganya bergetar hebat merasakan diintimidasi dengan malaikat maut.
"Jauzi, yang di katain micin bener?" Muti memasang wajah datarnya kepada Jauzi.
"Jawab, nyed!" bentak Lisa, wajahnya sudah memerah menahan amarah.

KAMU SEDANG MEMBACA
5 Surat Terakhir
Short StoryKisah ini tidak sepenuhnya tentang cinta, hanya menceritakan 6 gadis yang bersahabat sejak masih menduduki bangku sekolah menengah pertama, hingga ke jenjang sekolah menengah atas. Paitnya hidup, kebahagiaan, kesengsaraan. Semua mereka lewati bersa...