Hidup ini memang fiksi, seringkali hanya imajinasi.
* * * * * *
Tidak banyak berubah dari biasanya. Hanya saja, akhir-akhir ini hubungan para sahabat itu sedikit acak-acakan.
Dikarenakan se-seorang yang memimpin mereka sedang membatasi waktu luangnya."Lis sorry, tapi gue gak bisa!" suara itu terdengar meninggi.
"Gorila, lu gak biasanya kek gini. Gue cuma minta lu gabung untuk ngobrolin keseharian kita dong kok, biasanya juga lu fine-fine aja" Lisa menatap manik hitam itu dengan perasaan berkecamuk.
"Udah semingguan juga lu jarang keluar kamar, di sekolah juga lu selalu keperpus. Sebenernya lu kenapa sih?!" Lisa sudah sangat jengah dengan kelakuan gadis di depannya ini.
"Kalo ada apa-apa itu cerita Gorila, gak usah di pendem sendiri. Kita kan sahabatan"
"Bentar lagi ujian, gue gak mau nilai gue sampe jelek!" ekpresi wajahnya datar menatap ke-dua manik itu.
"Alah, biasanya juga lo gak terlalu mikirin tentang nilai tuh. Angka gak menjamin bakalan buat lo sukses Gorila!"
"Tapi angka menjamin kebahagiaan gue, Lisa!" timpalnya dengan intonasi meninggi.
"Gor?" sorot matanya terlihat kecewa dengan Muti.
"Lu berubah!, lu mentingin nilai dari pada kita!"
"Kita cuma mau ngobrol sama lu dong tapi langsung lo tolak. Dan Kenzo yang udah keluar dari Rumah Sakit minta lu untuk jenguk kerumahnya lu langsung tolak mentah-mentah. Lu sebenarnya kenapa sih?!" Lisa memegang ke-dua pundak gadis itu.
"Gue gak bisa jelasin sekarang, banyak mapel yang harus gue baca. Besok malem aja ya?" suaranya mengecil, tangan Lisa yang sempat berada di pundaknya ia turunkan perlahan.
Sebelum benar-benar masuk kedalam kamarnya, ia sempat memeluk Lisa sebentar dan mengulas senyum seceria mungkin.
Setelah melihat sahabatnya masuk kedalam kamarnya kembali Lisa langsung menuruni anak tangga itu dengan perlahan, jerat wajahnya sudah tidak bisa terkontrol lagi.
Hingga sampai di ujung jalannya, matanya membeok kala melihat tatapan penantian dari para sahabatnya.
Lisa tertunduk sejenak, sebelum mengakat kepalanya setinggi mungkin.
"Hari ini gak bisa lagi, kemungkinan besar besok malem"
Mendapatkan jawaban di luar ekspetasi mereka, membuat diri mereka mendengus kecewa.
Akhir-akhir ini pasti mereka akan mendapatkan jawaban mengecewakan dari mulut pelapor masing-masing.
Tarikan nafas terdengar dari salah satunya. "Nungguin lagi?" ia bertanya kepada mereka semua.
"Gue gak tau, pala gue langsung pusing!" decak sebal Lisa.
"Sebenarnya Gorila kenapa lah, semenjak kejadian seminggu yang lalu sikapnya langsung berubah!" ucap Sasa.
"Dia juga sekarang lebih suka ngurung diri di kamar, walaupun perhatiannya ke kita masih ada. Tapi kok kek beda aja gitu" saut Jauzi.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Surat Terakhir
KurzgeschichtenKisah ini tidak sepenuhnya tentang cinta, hanya menceritakan 6 gadis yang bersahabat sejak masih menduduki bangku sekolah menengah pertama, hingga ke jenjang sekolah menengah atas. Paitnya hidup, kebahagiaan, kesengsaraan. Semua mereka lewati bersa...