09

30 9 2
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading
...





  Tiga bulan berlalu, sakusa kesenangan dengan hari ini. Dimana ia akan pulang menemui istrinya tercinta. Sakusa bergegas menuju arah mobil, menarik kopernya lalu memasukkannya kedalam mobil.

"Yo omi. Kau bergegas sekali kalau mengenai pulang. Rindu mamah hmm?" Ucap atsumu dengan nada mengejek. Hinata terkekeh dibelakang atsumu. Hinata tahu, sakusa pasti buru-buru karena rindu istrinya, yamaguchi.

"Diam." Ucap sakusa dingin. Bagasi mobil tertutup dengan keras.

"Kalau begitu salam perpisahan." Ketika atsumu mengulurkan tangan. Semprotan difensaksi mengarah ke arah atsumu.

"Apa lu. Gua tonjok lu." Kecam sakusa sambil menyemprotkan cairan anti kuman, senjata andalannya.

"Eh jangan-jangan." Hinata meralai.

"Hahaha." Atsumu tertawa kekanak-kanakan.

 
  Mobil sakusa melaju dengan cepat membelah jalanan. Sudah membayangkan berapa kali ia, jika bertemu yamaguchi kembali setelah sekian lama. Hatinya begitu tak sabaran ingin segera tiba dirumah yang sangat ia rindukan.

Senyuman terpampang di bibir yang tertutupi masker tersebut. Melihat bagaimana halaman rumahnya sudah ditumbuhi dengan banyaknya buah stoberi. Dia akan memuji istrinya segera karena kehebatannya.

"Aku pulanggg." Sakusa dengan antusias membuka pintu. Senyumannya kini memudar ketika melihat seorang wanita paruh baya tengah memperhatikan sebuah kamar.

"Bibi Hana?" Tanya sakusa.

Bibi sedikit panik ketika ia mengetahui sakusa berada didepannya. Kemudian bibi Hana menyekal sakusa untuk menarik ia keluar rumah.

"Ada apa bi?" Sakusa bertanya-tanya. Apa ada yang salah, mengapa bibinya itu menatap kamar milik yamaguchi?

"Sudah jangan masuk nanti kau menyesal." Pekik bibi Hana, dia menarik tangan sakusa.

Menyesal? Memangnya ada apa? Sakusa yaang terlalu penasaran, akhirnya menepis tangan bibi lalu bergegas menuju kamar.

"Tadashiii." Seru sakusa.

"Tada— eh?"

Ged

  Sakusa tak percaya dengan apa yang dihadapannya sekarang. Pupilnya melebar, nafasnya terasa berat sekarang. Kakinya seperti tak merasakan tapak pada lantai kayu itu.

Kembali! |SakuYama Fanfic|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang