35. Baikan

14.9K 1.3K 190
                                    

hai luv aku update lagi!

Double up nih!

vote dan komentnya jangan lupa ya!

Hargai penulis.

‼️ don't be a silent readers ‼️

•••••

35. Baikan

•••••

Pagi itu, Ryan menatapi pipinya yang basah dari pantulan kaca dihadapannya. Ryan menghela nafasnya kasar, kedua tangannya bergerak mengucak-ucak rambutnya yang basah itu dengan handuk kecil agar cepat kering.

Tanpa ba-bi-bu laki-laki itu langsung berganti pakaian dan celana setelah rambutnya yang basah sudah hampir kering.

Setelah menghabiskan waktunya selama dua puluh menit untuk bersiap-siap sekolah Ryan akhirnya keluar dari kamarnya. Saat keluar dari kamar, Ryan tak sengaja berpapasan dengan Reza. Ryan hanya melirik Reza kemudian berjalan begitu saja turun kebawah meninggalkan Reza.

"Bunda," panggil Ryan saat tidak melihat keberadaan sang bunda.

"Bunda dirumah Sasya," ucap Reza memberitahu membuat Ryan langsung terdiam dan menatapnya dengan alis yang terangkat satu.

"Ngapain?"

"Sasya sakit."

Dengan segera Ryan langsung berjalan ke rumah Sasya meninggalkan sang abang yang terduduk dimeja makan sembari menatap kepergian Ryan tanpa basa-basi itu dengan gelangan kepala.

Sesampainya dirumah Sasya, Ryan langsung masuk begitu saja karena pintu rumah Sasya terbuka dan Ryan bisa melihat Sasya dengan rambut dikuncir kuda yang sedang duduk sendirian dimeja makan sembari menatapi Resti yang sedang menyeduhkan teh manis hangat untuknya.

"Bunda," panggil Ryan.

Melihat kedatangan sang anak tentu saja Resti langsung tersenyum. "Eh Ryan, maaf ya bunda ga bisa buat sarapan dulu pagi ini." ucap Resti.

"Tapi bunda buatin kamu bekal buat sekolah." Resti memberikan tempat makan yang berisi roti dengan selai coklat itu kepada Ryan.

"Sasya sakit, bunda khawatir takutnya Sasya kenapa-kenapa makannya bunda kesini buat lihat kondisi Sasya," seru Resti. Resti kemudian memberikan Sasya segelas teh manis hangat.

"Diminum dulu Sya tehnya, hangatin perut kamu." Sasya mengangguk.

"Hari ini Sasya ga masuk Ryan. Ini suratnya, kirimkan surat izin ini ya ke walas nya Sasya. Kamu mau makan?" tanya Resti.

Ryan mengangguk lalu mengambil surat itu. "Nanti Ryan sampaikan."

Ryan melirik Sasya yang daritadi sama sekali tidak mengajak bicaranya. Lalu menghela nafasnya. "Ya udah bunda, Ryan pamit sekolah ya. Assalamualaikum." pamit Ryan sembari bersalaman kepada Resti.

"Waalaikumsallam, Hati-hati ya sayang." Ryan mengangguk lalu berjalan pergi keluar dari rumah Sasya.

Namun saat Ryan ingin menyalakan mesin motornya tiba-tiba saja Ryan melihat Sasya yang berlari kecil menghampirinya dengan sebuah buku yang dipegangnya.

"Kenapa?" tanya Ryan pelan.

"S-sasya minta tolong boleh?" Ryan mengangguk.

"Hari ini semua tugas bahas Indonesia harus dikumpulkan, Sasya ga bisa masuk sekolah dulu. Jadi Sasya minta tolong sama Ryan buat kasih tugas ini ke teman-teman Sasya biar mereka yang kumpulin tugas ini." ucap Sasya sembari menunduk malu.

RASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang