37. Perjodohan

20.1K 1.4K 247
                                    

hai luvvie aku update!

baca elite
vote sulit🤔🤔

sebelum membaca, budayakan vote ya!
vote itu gratis kok😔
hargai penulis juga🥺

jangan lupa juga rekomendasi in cerita ini ke temen-temen kalian ya luv hehe🥰❤️

‼️ don't be a silent readers ‼️

• • • • •

37. Perjodohan

• • • • •

Keesokan harinya Ryan kembali bersekolah. Kali ini Ryan dengan cukuran rambut barunya berjalan menyusuri koridor sekolahan sendirian, melihat model gaya rambut Ryan yang baru banyak yang memuji Ryan semakin tampan karena model rambut barunya, dengan poni belah dua.

"Widih, ganteng banget Ryan model rambutnya." puji salah seorang guru perempuan yang melihat model gaya rambut Ryan yang tidak seperti biasanya.

Ryan tersenyum lalu bersalaman kepada guru tersebut. "Bisa aja ibu," balas Ryan tersipu malu.

Guru perempuan itu terkekeh lalu menepuk-nepuk pundak Ryan dan berjalan begitu saja meninggalkan Ryan memasuki sebuah kelas. Dan setelah itu Ryan kembali berjalan, namun saat berjalan, Ryan berpapasan dengan Fanny.

"Hai," sapa Fanny dengan senyuman tipis. Setelah putus keduanya tampak seperti orang asing.

Ryan tersenyum tipis.

"Btw, aku ba-"

"AYANG RYAN!"

Fanny menghela nafasnya kasar saat mendengar teriakan cempreng Sasya, dari jauh saja sudah terdengar suaranya. Fanny menatap malas Sasya saat melihat gadis itu yang tiba disampingnya sekarang.

"Sasya bawain bekel buat ayang Ryan!" ucap Sasya.

Fanny membulatkan matanya mendengar panggilan Sasya kepada Ryan, seperti panggilan beberapa bulan lalu. "Kalian berdua jadian?"

"Iya!" jawab Sasya asal, kesal dengan wajah Fanny yang menyebalkan.

Ryan tidak menyahut hanya tersenyum tipis ke arah gadis mungil yang sekarang tengah menggandeng tangannya kuat-kuat.

"Ryan. Kamu beneran jadian sama cewek ini?" Fanny menunjuk Sasya dengan jari telunjuknya dan melemparkan tatapan jijik ke arah Sasya.

"Makasih ya udah buatin bekel." ucap Ryan kepada Sasya. Sengaja mengalihkan pembicaraannya.

Sasya mengangguk. "Sama-sama ayang Ryan!" sahut gadis lugu itu.

"Ayang Ryan mau ke kelas ya?" Ryan mengangguk. "Kalau begitu, Sasya juga! Ayo!" Sasya kemudian menarik tangan Ryan pergi dari sana.

Sebelum pergi dari sana Sasya sempat menjulurkan lidahnya ke arah Fanny dan menatap gadis itu meledek dan setelah itu mereka akhirnya pergi dari sana meninggalkan Fanny yang masih tercengang melihat Ryan dan Sasya barusan. 

Didepan kelas Ryan, keduanya menghentikan langkah mereka. Ryan menatap ke arah Sasya. "Emang beneran bocah." Ryan mengusap bekas coklat yang ada di pipi Sasya.

Sasya mengerutkan keningnya. "SASYA BUKAN BOCAH!"

Ryan menunjukkan ibu jarinya dan menunjukkan coklat yang menempel pada pipi Sasya. "Kalau bukan bocah, ya udah bocil." sahut Ryan.

RASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang