37

161 22 0
                                    

Hari berganti menjadi pagi. Matahari terik menyinari pasangan yang sedang tertidur dengan pulas nya di ranjang ini. Jungkook yang memang posisi tidurnya berhadapan dengan sinar matahari ini pun sedikit terganggu dengan teriknya sinar itu, ia pun terbangun.

Hal pertama yang ia lihat di pagi nya ini adalah Jihyo, istrinya. Istrinya yang sudah lama sekali ia cari selama 10 tahun belakangan ini. Istrinya yang baik hati pilihan orang tuanya, yang dijodohkan padanya 11 tahun yang lalu.

Jungkook menatapi wajah jihyo yang sedang tertidur itu. Perlahan jungkook menarik selimut yang sudah menyosor kebawah itu ke tubuh jihyo kembali dan kembali menatapi wajah istrinya itu.

Kalau saja ia dulu tidak melakukan hal sebodoh itu waktu itu, mungkin sekarang mereka sudah hidup bahagia dengan masing masing sudah memiliki perasaan yang sama. Atau mungkin sekarang mereka sudah memiliki 2 atau 3 anak? Itu pasti, dalam 10 tahun berhubungan tidak mungkin hanya ada Yena diantara mereka kan?

Tapi begitulah rencana Tuhan, tidak ada yang mengetahuinya. Mungkin dengan kejadian dimasa lalu waktu itu, jungkook dapat belajar bagaimana caranya menghargai perasaan seseorang. Sekalipun memang jihyo adalah wanita pilihan orang tuanya bukan pilihannya, tapi tetap saja jungkook seharusnya menghargai perasaan jihyo sebagai istrinya. Tidak seharusnya ia berhubungan dengan wanita lain apalagi sampai melakukan hubungan se-intim itu.

Dari kejadian itu juga, jungkook dapat mengetahui jelas bagaimana perasaan nya pada jihyo yang ternyata begitu besar. Ia tidak bisa melakukan apa apa sendiri tanpa jihyo, ia kesepian jika tidak ada jihyo disisinya. Wanita pilihan ibu nya, adalah wanita yang pas untuk dirinya. Dirinya yang suka malas malasan, cuek, dan terkadang sombong itu dipertemukan Tuhan dengan wanita yang baik, lembut, rajin dan bertanggung jawab.

Andai jungkook tidak dapat menemukan jihyo, mungkin dirinya sudah gila sekarang.

Syukurlah ternyata ia menemui jihyo dinegara orang itu melalui anak nya, Yena. Sungguh rencana Tuhan yang begitu indah. Ia dipertemukan dengan istrinya melalui anak nya sendiri. Anak yang belum pernah ia kenal dan bahkan ketahui karena tepat dihari jihyo ingin memberitahunya, kejadian itu terjadi.

Pertemuan mereka yang memang tidak sengaja di caffe itu, yang entah kenapa jungkook ingin sekali berbicara dengan Yena waktu itu. Mengajukan dirinya untuk dipanggil 'Daddy' oleh Yena. Bahkan ia sempat menotice bahwa wajah Yena mengingatkannya dengan jihyo. Ternyata itu benar, Yena adalah anaknya dan Jihyo.

Jungkook terus menatapi wajah jihyo yang sedang tertidur itu. Ia juga menepikan anak anak rambut yang ada diwajah jihyo itu. Sesekali ia juga mengeluss kepala dan pipi istrinya itu dengan lembut.

"Aku mencintai mu" ucap jungkook yang memberi kecupan manis dipuncak kepala jihyo

"Aku juga mencintai mu" ucap jihyo yang tiba tiba saja sudah terbangun entah sejak kapan

"Kau sudah bangun?" ucap jungkook

"Hmm, sejak kau mengelus ngelus kepala ku, aku jadi terbangun" ucap jihyo

"Ah maaf" ucap jungkook

"Tidak apa, sudah jam nya untuk bangun juga kan" ucap jihyo

"Heem, oh ya" ucap jungkook gantung

"Hm?"

"ehm... apa kau tidak memikirkannya?" ucap jungkook

"Memikirkan apa?" ucap jihyo

"Adik yena. Kurasa mama benar, yena butuh teman untuk dirumah" ucap jungkook

"Memang kita saja temannya tidak cukup?" ucap jihyo

"Tentu saja tidak, dia harus punya saudara. Apa kau tidak ingin memiliki banyak anak?" ucap jungkook

"Aku? Harusnya pertanyaan itu untuk mu, memangnya kau ingin memiliki banyak anak? Bukankah dulu kau bilang, kau tidak ingin memiliki anak?" ucap jihyo

Luv u My Doctor✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang