"Kala senja hari itu begitu indah berhiaskan sosokmu yang begitu lugu. Pertemuan pertama yang memberikanku keberanian untuk sekedar memberi sapa. Nyatanya kau memang berbeda, dari para kulit putih yang selama ini memenuhi rongga kepala. Kau begitu manis, dengan senyuman bulan sabit yang begitu indah dimata.Tahukah kamu Enderson...
Bahwa senyum mu membawa bahagia untukku, membawa debar jantung tak beraturan ini dalam sepinya hariku. Kita baru berjumpa beberapa saat tapi parasmu begitu terbayang dibenakku. Betapa aku memuja keindahan sosokmu kala cahaya senja itu menyerotmu. Kenapa kau bisa seindah itu enderson..Sial! Aku sangat pusing memikirkan sosokmu yang semakin terbayang setiap malamnya, dalam mimpiku pun kau begitu manis dan menawan. Kenapa kenapa kenapa? Kenapa semudah itu untukmu memenuhi pikiranku? Jericho Enderson kau benar-benar merebut segala atensiku.
Hari itu kau datang, sesuai undangan yang kuberikan. Bahagia tentu saja, namun aku tidak berfikir kau akan datang dengan pakaian yang kuberikan. Awalnya aku hanya berfikir kau datang dengan sukarela atas undanganku, namun ketika pintu besar itu terbuka dan sosokmu menatapku, hati ini kembali berdegup kencang.
Begitu indah, hingga aku kehilangan kata-kataku. Semuanya tertahan di lidah dan aku mulai mendekat, mengenggam tanganmu yang begitu hangat. Ahh, enderson kenapa kau semenawan ini? Balutan pakaian secerah langit beserta iris berbinarmu benar-benar memikatku. Sial! Sial! Aku mulai pusing memikirkanmu.
Malam itu juga kita beranjak pergi, dengan mengendarai mobil milikku. Hatiku benar-benar tak karuan ketika sosokmu duduk bersebelahan denganku diiringi alunan radio dengan suara pelan. Manis manis! Rasanya aku ingin berteriak namun harus kutahan dalam balutan ego yang menguasai.
Sayangnya, aku kembali menyalahkan mengapa kau begitu menawan enderson. Mengapa kau terlalu indah untuk kelewatkan barang sejengkal? Mengapa semua yang ada pada dirimu begitu menarikku mendekat? Pada akhirnya kita terjebak dalam situasi panas yang begitu menggairahkan. Aku kelepasan, takut dan lega menjadi nyata ketika aku memelukmu tanpa cela.
Tubuhmu, haruskah aku mengatakan bahwa apapun dirimu tetaplah begitu indah dimataku? Mendekapmu sepanjang malam dengan hembusan angin yang menusuk kulit. Kau masih tertidur pulas dalam dekapan, suara nafas lirihmu begitu menghipnotisku hingga beberapa kububuhkan kecup untukmu.
Jericho Enderson, sayangku...
Banyak hal yang tak bisa kuungkapkan didepan bilah bibir meronamu yang terukir senyum begitu lucu, karna aku tak tahan untuk senantiasa mengecupmu dan membawamu dalam dekapku.Enderson cintaku, aku hanya ingin mengatakan bahwa aku begitu mencintaimu. Datanglah pada dekapku saat kau membutuhkanku sayang, aku akan membuka tanganku dengan sangat lebar untukmu.
Selamat Malam"
Suryamu, Mahesa Adiyaksa
KAMU SEDANG MEMBACA
REMBULAN : MARKNO
FanfictionPada dasarnya kisah cinta keduanya adalah sebuah kisah cinta manis bagai permen gulali yang dinikmati kawula muda di pagi hari, hanya saja terkadang cinta sejati itu susah untuk dipertahankan sedemikian hari. Mahesa tahu dengan pasti bahwa Jericho c...