Serre Moi (Jaeyong)

31 - Date?

✨ Chapter 31 - Date? ✨

.

Rasanya hangat. Tapi semakin matahari beranjak ke atas kepala, sinar panas kian menyengat kulit.

Taeyong berbaring di kursi santai di pinggir kolam renang. Ah, mungkin kalian belum tau jika mereka memiliki kolam renang di rooftop rumah mereka.

Ini ide Lucas sebenarnya, karena ia suka berenang. Dan tidak ada yang merasa keberatan dengan ide itu.

Untung saja Johnny sudah memasang payung besar yang menghalangi sinar matahari agar tidak langsung mengenai permukaan kulit sang adik.

Para lelakinya sedang menjalani pemotretan dengan salah satu majalah. Sebenarnya Taeyong ingin ikut, tapi tentu saja Taeil melarangnya ikut karena takut ia akan kelelahan nanti.

Lagipula pemotretannya hanya sebentar. Jadi mereka meninggalkan Taeyong sendiri di rumah dengan syarat lelaki cantik itu harus membawa ponselnya kemana-mana, bahkan ke kamar mandi sekalipun.

Hanya berjaga-jaga jika terjadi apa-apa, Taeyong bisa langsung menghubungi salah satu lelakinya.

Dengan buku dan sebotol air minum, Taeyong siap bersantai menikmati harinya. Rasanya sudah lama sekali ia tidak menikmati waktu bersantainya.

Ia membuka buku berjudul Twilight yang ia beli di bandara beberapa hari yang lalu. Tidak ada alasan khusus ia ingin membeli buku karya Stephenie Meyer itu. Hanya saja, mungkin sebuah buku bisa mengisi waktu bersantainya.

Taeyong tidak lagi merasakan morning sickness separah hari-hari sebelumnya, dan ia bersyukur atas hal itu. Ia tidak perlu membuat khawatir para lelakinya.

Menjelang siang, Taeyong melemparkan buku ke kursi. Ia meregangkan tubuhnya sebelum berjalan memasuki rumah. Suasana masih sepi, jadi ia berpikir para lelakinya belum menyelesaikan pemotretan.

Ia berjalan menuju dapur untuk mengambil beberapa camilan dan buah sebagai teman bersantainya. Lelaki cantik itu berniat membuat mulutnya sibuk mengunyah sementara matanya sibuk membaca deretan kalimat dalam buku bacaannya.

Taeyong kembali berjalan menuju tempat bersantainya. Merasakan udara semakin memanas, ia memilih menanggalkan kaosnya. Membiarkan kulit putih mulusnya dihujani sinar matahari yang terasa semakin panas.

Lelaki cantik itu menunduk. Menatap kulitnya yang terbuka. Alisnya mengerut. Ia melihat kulitnya bersinar di bawah terpaan sinar matahari. '

Apa aku vampire?' pikirnya konyol.

Sedetik kemudian ia tertawa, menertawakan kebodohannya. Mungkin ini karena ia tengah membaca buku mengenai vampire, jadi sedikit banyak itu mempengaruhi pikirannya.

Taeyong kembali berbaring. Ia menggigit apel di tangannya sebelum kembali membaca buku. Benar-benar larut dalam jalan cerita yang di tulis dalam buku. Tapi ia tidak habis pikir, memangnya bagaimana rasanya menjadi kekasih seorang vampire?