24 - Unexpected

1.8K 223 1
                                    

✨ Chapter 24 - Unexpected ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 24 - Unexpected

.

What I need is the dandelion in the spring.
The bright yellow that means rebirth instead of destruction. The promise that life can go on, no matter how bad our losses. That it can be good again.

.

Udara dingin pada punggungnya cukup membuat lelaki cantik itu membuka matanya sesaat. Lampu yang kelewat terang membuatnya mengernyit. Bau antiseptic memenuhi udara.

"Dehidrasi berat." suara asing itu tertangkap telinganya.

"Sudah berapa lama dia muntah-muntah?"

"Aku tidak tau." Lelaki cantik itu mengenali suara yang satu ini. Jonghyun.

Dari suaranya, ia bisa menilai bahwa lelaki itu dilanda stress.

"Tunggu disini." suara asing itu kembali berusara.

Sejenak tubuhnya terasa mengambang. Ia berasumsi itu adalah tim medis tengah mendorong tempat tidurnya. Jarum disuntikkan ke lengannya, tapi ia tidak punya cukup tenaga hanya untuk sekadar merintih.

"Taeyong?" suara asing itu memanggil namanya. "Kami akan memberimu cairan."

Taeyong bisa merasakan ada jarum lain di lengannya.

"Hanya mengambil sedikit darah." Kali ini suara seorang wanita yang terdengar ramah dan lembut.

Taeyong tidak pernah berhubungan dengan wanita yang baik padanya sebelumnya. Jika saja keadaannya sedikit lebih baik, ia akan menangis terharu.

Kini ia merasakan sebuah tangan menempel di pergelangan tangannya selama beberapa menit. Perlahan Taeyong membuka matanya.

"Aku benci dokter." lirihnya.

Dokter dengan wajah tampan itu terkekeh pelan.

"Sayang sekali, padahal aku lumayan tampan."

Samar-samar matanya menangkap name tag yang terpasang di dada dokter itu.

Suho.

"Sudah berapa lama kau muntah-muntah?" dokter bernama Suho itu menatapnya dengan lembut.

Taeyong terdiam. Ia sibuk mengingat-ingat. Mungkin jika muntah, baru akhir-akhir ini. Tapi ini sudah berminggu-minggu sejak ia merasakan mual.

"Entahlah, aku tidak yakin." jawabnya akhirnya.

"Kau pernah menemui dokter sebelum ini?"

Taeyong menggeleng sebagai jawaban. Dokter itu menghela napas pelan.

"Kau makan dengan baik?"

"Tidak terlalu."

"Bagaimana dengan minum? Cleo? Pocary Sweat? Gatarode?" Dokter itu menyebut beberapa produk minuman.

Serre Moi (Jaeyong) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang