"Chapt 3"

5.7K 514 17
                                    

"Chapt 3"












"Itu kurang bersih, bisa kerja gak sih?!"

"Itu... tuh... lihat itu juga kurang bersih"

Jeno, terus mengomentari pekerjaan Haechan padahal Haechan sudah mulai kedinginan karena dari sejak Haechan datang 1 jam lalu dia di suruh bersihin kamar mandi tapi gak selesai-selain karena Jeno.

"Heh! lihat ituuuu kurang ber-"

Klotak!

Haechan, membanting sikat yang dia gunakan untuk membersihkan lantai kamar mandi Jeno sambil menatap tajam Jeno.

"Aku tau aku bekerja untuk mu, dan aku tau aku telat datang, tapi emang harus ya kamu memperlakukan aku seperti ini?" ucap Haechan dengan mata ya mulai berkaca-kaca.

Ya meski Haechan sendiri yang memilih untuk hidup mandiri tapi selama ini keluarganya atau pun keluarga Renjun tak pernah membiarkan Haechan capek apalagi sampai lecet.

"Aku resign aja!" ucap Haechan dengan nada sedikit tinggi dan mulai melangkah pergi.

"Tunggu!"

Jeno, menahan pergelangan tangan Haechan saat Haechan melewatinya.

"Apa? udah lepas mau pulang aku" ucap Haechan sambil menarik tangannya dari genggaman Jeno yang sepertinya butuh tenaga ekstra.

"Bajumu basah semua, masa kamu mau pulang keadaan basah gitu?" ucap Jeno membuat Haechan melihat ke arah tubuhnya sendiri dan memang bajunya udah basah.

"Aisshhh... aku ganti baju dulu" ucap Haechan.

"Ok! ganti baju dan turun bikin sarapan, aku ada meeting jam 10" ucap Jeno sebelum pergi keluar meninggalkan Haechan.

"Etttsss~ jangan keluar kamar kalau belum ganti baju, nanti lantai basah semua" lanjut Jeno sebelum benar-benar pergi meninggalkan Haechan.

- - -ooOoo- - -

Brak!

"Woeee!"

"Apa sih Hyung?"

"Apa...apa... harus nya Hyung yang tanya gitu, kenapa kamu?"

"Enggak"

Mark, memicingkan matanya menatap Jeno "mencurigakan" ucap Mark.

"Apa sih?"

"Gak...gak... ini pasti ada yang gak beres, cewe mana yang membuatmu aneh gini?" tanya Mark yang merasa adek nya yang tak lain dan tak bukan adalah Jeno terlihat berbeda.

"Apa sih Hyung, Jeno gak apa-apa"

"Heh! Jen, Hyung mu ini udah khatap dengan dunia percintaan, jadi Hyungmu ini bisa melihat sisi orang sedang jatuh cinta" ucap Mark sedramatis mungkin.

Pluk!

"Gak jelas!" ucap Jeno sambil memukul kepala Mark menggunakan berkas yang akan dia gunakan meeting sambil beranjak dari duduknya dan pergi keluar ruangan menunggalkan Mark.

"Yak! bocah kampret"

- - -ooOoo- - -

Sedangkan di apartement Haechan benar-benar terlihat emak-emak, menggunakan celemek dan alat bersih-bersih yang menempel di tubuh mungilnya.

"Aissshhh! capek loh aku" gerutu Haechan sambil terduduk di lantai.

Ddrrttt....

Ddrrtttt....

"Aarrgg..!!! siapa sih ganggu aja"

Haechan, merogoh ponselnya dari saku celana yang dia pakai.

"Hyung?!" terkejut Haechan melihat nama yang melakukan panggilan di ponselnya.

Ddrrttt....

Ddrrrtttt....

Haechan, menarik nafas pelan dan membuangnya lalu berpose seolah dia baik-baik saja sebelum mengeser ikon hijau pada ponselnya.

"Hyung, ada apa?"

....

"Aku baik-baik saja Hyung"

....

"Ak-"

Cklek!

Mata Haechan membola saat suara pintu terbuka dan dia segera mematikan panggilannya dengan Renjun.

"Ngomong sama siapa kamu?"

"Enggak"

"Aku tanya ngomong sama siapa?"

"Ngomong sama hp"

Dengan tatapan sinis Jeno berjalan mendekati Haechan yang menunduk takut.

"Sini in hp kamu"

"Hah?!"

"Sini in!"

Haechan, kembali mengeluarkan ponselnya dan memberikannya pada Jeno, "Kenapa sih?" tanya Haechan.

Sedangkan Jeno tak perduli dan fokus pada ponsel Haechan, entah apa yang dia lakukan pada ponsel Haechan.

"Nih" ucap Jeno mengembalikan ponsel Haechan.

"Yak! LEE JENOOOOOO....!!!!!" teriak Haechan saat melihat ponselnya yang sudah kosong gak ada kontak siapapun lagi di sana selain kontaknya Renjun dan Jeno.

- - -ooOoo- - -

Jen, bener" lu ye...🤧🤧🤧

"Boss" {Nohyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang