"Chapt 21"

1.5K 101 5
                                    

                                        "Chapt 21"




Di apartement Jeno terlihat Mark celingukan mencari penghuni apartement itu.

"Sayang ada gak?" teriak lelaki mungil dari lantai atas.

"Gak ada"

Lelaki mungil itu berjalan menuruni tangga mendekati Mark yang berdiri tepat di ujung tanggang di lantai bawah.

"Kemana sih mereka? di telefon juga gak di angkat" gumamnya.

"Lagi kencan kalik ya mereka"

Mendengar ucapan Mark, lelaki mungil yang tak lain adalah Renjun kekasih Mark sekaligus kakak sepupu Haechan langsung melihat ke arah Mark dengan mata melotot.

"Apa sih?" tanya Mark.

"Apa kamu bilang? kamu tadi bilang apa? Kencan... iya kencan... Haechan harus sekolah tinggi dan menjadi orang suks-"

Ucapan Renjun terhenti saat Mark menarik tengkuknya dan mempertemukan bibir mereka.

Cklek!

"HYUNG...!!!!"

Teriakan Haechan membuat Renjun mendorong Mark dengan kuat sampai Mark terjatuh.

Brugh!

"Awww~ sayang sakit" rintih Mark.

"Apa yang Hyung lakukan di rumah ku" ucap Haechan.

Renjun, yang mendengar ucapan adiknya seketika mengerutkan dahi.

"Hah? apa kamu bilang? coba ulangi"

Haechan, melangkah lebih dekat pada Renjun dan dia tersenyum "Apa yang Hyung lakukan di rumahku?" ucap Haechan mengulang ucapannya dan itu berhasil membuat Renjun mengerutkan dahinya bingung.

"Masih gak paham ya Hyung?" tanya Haechan dan Renjun mengangguk mengiyakan ucapan Haechan.

"Hhuuffttt~" hela Haechan sambil memutar bola matanya sebelum dia mengangkat tangannya.

"Karena aku akan menikah dengan Jeno, jadi ini apartemen secara otomatis menjadi milik ku jug-"

Plak!

Ucapan Haechan terhenti saat Renjun memukul kepalanya cukup keras dan membuat Haechan meringis menahan sakit karena pukulan Renjun.

Sedangkan Jeno dan Mark hanya berdiri bersebelahan melihat para uke mereka berantem.

- - -ooOoo- - -

Jeno, Haechan, Mark dan Renjun duduk di ruang tv di apartemen milik Jeno dengan Renjun dan Haechan yang tak mau saling menatap.

"Aihhh... ini mau sampai kapan seperti ini?" ucap Mark memecahkan keheningan.

"Sayang, udalah lah" lanjut Mark membujuk Renjun.

Renjun, yang di bujuk memutar tubuhnya menghadap Mark, "Udah katamu? aku yang mengasuhnya sampai sebesar itu, dan dia mau menikah tanpa memberitahuku dulu?" kesal Renjun.

"Yak! bukannya aku gak mau kasih tau Hyung tapi Jeno ngelamarnya dadakan" timpal Haechan tak terima di salahkan.

"Ya terus... emang ada orang nikah tanpa pacaran? kenapa kamu gak bilang kalau ada hubungan dengannya"

"Ada kok, namanya ta'aruf"

"Begok!"

"Apa?!"

Jeno dan Mark yang duduk di antara Haechan dan Renjun yang sedang saling berteriak hanya bisa menutup telinga mereka masing-masing.

"Yak! berani kamu ya teriak pada Hyungmu?"

"Hyung duluan ya"

"Tapi ya gak gitu"

"Apa sih ak-"

Chup!

Ucapan Haechan terhenti saat Jeno menarik tengkuknya dan mempertemukan bibir mereka membuat Mark dan Renjun terkejut.

"Aaaaaa~"

Chup!

Mark, melakukan hal sama dengan yang di lakukan Jeno yaitu menarik tengkuk Renjun dan mempertemukan bibir mereka saat Renjun tiba-tiba berteriak.

Dua pasangan itu pun berlarut pada ciuman mereka masing-masing sampai seseorang menyadarkan mereka.

"Ehem!"

Tanpa melepas lumatan mereka berempat membuka matanya dan melirik ke arah sumber suara Diana seseorang menatap dengan tatapan yang sulit di deskripsi kan.

"APPA...?!" terkejut Mark dan Jeno secara bersamaan dan secara bersamaan juga mereka menghadap ke arah orang yang mereka panggil appa.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya appa Jeno dan Mark.

Ya, orang yang sekarang berdiri di hadapan Jeno, Mark, Renjun dan Haechan adalah appa nya Mark dan Jeno yang tadinya ingin meminta maaf pada anak bungsunya yaitu Jeno, tapi malah hal tak terduga yang dia lihat.

- - -ooOoo- - -

Parah emang Lee bersaudara ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"Boss" {Nohyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang