"Chapt 20"

1.3K 120 5
                                    

"Chapt 20"




Setelah kejadian satu minggu lalu akhirnya Jeno memberanikan diri untuk mengungkap kan perasaan nya pada Haechan.

"Hyung?"

"Uummm"

"Kita mau kemana?"

Jeno, menoleh ke arah Haechan yang duduk di sampingnya dan melihat ke arah luar mobil.

"Nanti juga tau" jawab Jeno.

Mendengar itu Haechan yang ntar trauma dengan kejadian 1 minggu lalu atau emang penasaran aja langsung menoleh ke arah Jeno.

"Kenapa?" tanya Jeno.

"Hyung gak bawa aku ke hutan lagi kan?"

Jeno, tau yang di maksud Haechan dan itu membuatnya tersenyum.

"Hyung~ jawab"

"Enggak kok"

Meski sudah mendapat jawab Haechan tetap menaruhnya curiganya pada Jeno tapi dia tak bisa apa-apa karena gak mungkin dia buka pintu mobil dan lompat keluar.

- - -ooOoo- - -

Jeno, menghentikan mobilnya dan turun dari mobil meninggalkan Haechan yang tertidur di dalam mobil.

"Malam tuan?"

Jeno, menoleh ke arah sumber suara di mana seorang berpakaian pelayan menyapanya.

"Apa semua sudah siap?" tanya Jeno pada pelayan itu.

"Sudah tuan, semua sudah siap sesuai reques tuan" jawab pelayan itu dan Jeno tersenyum.

"Makasih bantuan nya" ucap Jeno dan pelayan itu mengangguk lalu pergi meninggalkan Jeno yang masih senyum-senyum seperti orang gila sampai-sampai tak sadar Haechan susah berdiri di sampingnya.

"Hyung?" panggil Haechan menyadarkan Jeno.

"Yak! sejak kapan kamu berdiri di sini?" tanya Jeno.

Bukannya menjawab pertanyaan Jeno, Haechan malah celingukan melihat sekitar dengan muka bantalnya.

"Chan" panggil Jeno.

"Kita di mana Hyung?"

Jeno, meraih tangan Haechan sehingga Haechan menghadap ke arahnya dan itu membuat Haechan semakin bingung.

"H-Hyung?"

"Aku mau memperlihatkan sesuatu padamu" ucap Jeno.

"Sesuatu?"

Jeno, mengangguk sambil tersenyum "Uummm... tapi-" Jeno mengantung ucapannya.

"Tapi apa?"

"Kamu harus menutup mata" ucap Jeno sambil kembalikan tubuh Haechan menjadi membelakanginya dan menutup mata Haechan dengan kain yang sudah Jeno sediakan.

"Hyung ini harus banget ya?" tanya Haechan.

"Udah lah nurut aja"

Jeno, mulai menuntun Haechan ke tempat yang sudah dia siapkan tanpa sepengetahuan Haechan.

"Hati-hati jalannya di depan ada tangga menurun" ucap Jeno memberi tahu Haechan kalau beberapa langkah lagi ada tangga agar Haechan tak terjatuh.

"Hyung, pengang nya yang erat Echan takut" ucap Haechan mempererat genggamannya pada Jeno.

Jeno, hanya tersenyum mendengar Haechan ngerengek dan terus menuntun Haechan sampai akhirnya langkah mereka berhenti.

"Sampai" ucap Jeno yang sekarang berdiri di belakang Haechan.

"Udah boleh di buka blom?" tanya Haechan.

"Sini aku buka" ucap Jeno mulai membuka ikatan kain yang menutupi mata Haechan.

Setelah kain terbuka, Haechan perlahan juga membuka matanya dan dia begitu terkejut melihat apa yang ada di depannya dan semakin terkejut saat tiba-tiba Jeno berjongkok di sampingnya.

"Chan~aaa" panggil Jeno dan Haechan melihat ke arahnya.

"Mau gak nikah sama aku?" lanjut Jeno sambil membuka kotak cincin yang sudah Jeno siap kan.

Haechan, terdiam seribu bahasa tak tau harus mengatakan apa, semua yang terjadi sama persis seperti impiannya.

"Chan?" panggil Jeno karena Haechan tak merespon.

"Hiks...Hiks...HYUNGGGG...!!!!" triak Haechan sambil berhamburan ke pelukan Jeno.

"Yak...yak... Chan ke cekik aku" ucap Jeno dan Haechan melepas pelukannya.

Mereka terduduk berhadapan dengan Haechan yang masih sesekali sesenggukan.

"Kamu suka?" tanya Jeno yang di angguki oleh Haechan.

"Lalu kenapa nangis?" tanya Jeno lagi.

"Aku...aku...aku bahagia tapi juga sedih" jawab Haechan.

"Sedih?"

"Uumm"

"Kenapa?"

"Yak Hyung! aku kan masih sekolah masa mau di ajak nikah, kecepetan tau" ucap Haechan tiba-tiba ngegas.

"Ya gak usah ngegas juga lah... aku cuma ngelamar bukan ngajak nikah sekarang" balas Jeno gak kalah ngegas dari Haechan.

Mereka pun saling menatap dengan tatapan sengit seolah mereka berada di ring tinju sampai suara biola romantis mengalihkan perhatian mereka.

"Hyung yang sewa?" tanya Haechan melihat ke arah pemain biola.

"Hhmm!"

"Salah lagu"

Jeno, memutar bola matanya jengah mendengar ucapan Haechan yang ntah dia benar salah lagu atau salah ngelamar orang.

Niatnya mau romantis udah sewa orang buat ngedrakor meja di pinggir pantai dengan lampion di sekitarnya malam-malam gak taunya malah berantem sama Haechan.

"Au dah... mau makan gak" ucap Jeno sambil berdiri dan membersihkan bajunya yang penuh pasir.

"Tolongin~" rengek Haechan mengulurkan tangannya.

"Berdiri sendiri" ucap Jeno langsung berjalan ke arah meja.

"Ck! gak romantis" gerutu Haechan ikut berdiri dan membersihkan bajunya yang juga penuh pasir sebelum dia berjalan mengikuti Jeno.

(Dimer romantis yang di buat Jeno buat ngelamar Haechan)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Dimer romantis yang di buat Jeno buat ngelamar Haechan)

Jeno dan Haechan duduk berhadapan dengan beberapa hidangan di atas meja di ingiri merdunya suara biola yang memang sudah di siapkan oleh Jeno dan itu sesuai dengan impian Haechan yang Jeno tau dari Renjun.

- - -ooOoo- - -

End gaessss yey..!!

"Boss" {Nohyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang