"Chapt 14"

3.7K 355 18
                                    

"Chapt 14"










Setelah Haechan sekarang giliran Jeno yang ngambek karena dia harus kelaparan saat di tinggal seharian oleh Haechan kemarin.

"Jeno~aaa?" panggil Haechan yang langsung mendapat tatapan tajam dari Jeno.

"K-kenapa?" tanya Haechan.

"Kalau manggil tuh satu aja"

"Hah?!"

"Hyung, Boss, Jeno, mau mu yang mana?"

Haechan, tersenyum tipis mendengar ucapan Jeno yang dia rasa ngambeknya Jeno tuh gemesin gak sesuai muka garang nya.

"Ehemmm..!! kalau sayang giman-"

Ccciiiitttt....

"Yak! apa-apa sih main rem mendadak" kesal Haechan.

"Ngomong apa kamu?"

"Kalau ngerem jangan mendadak"

"Bukan"

"Truss?"

"Tadi ngomong apa? kamu panggil aku apa?"

Haechan, terdiam dengan wajah yang mulai menghangat karena tadi niatnya cuma bercanda biar Jeno gak ngambek lagi, tapi kenapa sekarang jadi serius gini.

"Uumm... itu...itu... Uumm... Hyung sal-"

Srak!

Jeno, meraih dagu Haechan dan menariknya mendekat sehingga wajah mereka saling bertemu dengan jarak yang sangat dekat.

"Kamu boleh memanggil ku semau mu setelah aku mencium bibirmu" bisik Jeno membuat wajah Haechan kini benar-benar panas hingga berwarna merah padam.

Jeno, mulai memiringkan kepalanya dan perlahan mendekatkan wajahnya semakin dekat dan semakin dekat membuat jantung Haechan semakin tak karuan dengan tubuhnya yang tiba-tiba membeku sehingga dia hanya bisa diam.

"Ini juga hukuman karena kamu membuatku kelaparan kemarin" ucap Jeno lagi sebelum dia menutup matanya dan....

Ttiiiiinnnnnn....!!!!!

Suara klakson mobil dari arah belakang membuat Jeno mengurungkan niatnya untuk mencium Haechan.

Tok!

Tok!

Jeno, melihat ke samping di mana ada Mark berdiri di luar mobil sambil memberi isyarat untuk membuka kaca mobil.

Dan dengan muka kesal Jeno pun membuka kaca mobilnya yang membuat Mark tersenyum.

"Kalian ngapain?" tanya Mark.

"Hyung sendiri ngapain?" tanya balik Haechan yang entah kenapa itu membuat Jeno ingin tersenyum.

"Tadi aku mau jemput kamu tapi ternyata kamu udah berangkat, mangakanya aku ngikutin kalian" ucap Mark jujur karena memang dia tadi sempat mau ke apartemen Jeno buat jemput Haechan, tapi baru mau cari parkiran dia malah lihat mobil Jeno keluar. Jadinya Mark putar balik dan ngikutin Jeno dari belakang. (Ingin mereka masih saingan dapetin Haechan).

Jeno, melihat ke Mark dengan tatapan tak suka, "Kuramg kerjaan" ucap Jeno sebelum dia menginjak gas dan pergi ninggalin Mark yang untung aja kepalanya gak di masukin ke dalam mobil tadi, kalau enggak putus kali tu kepala karena Jeno main tancap gas.

- - -ooOoo- - -

"Kenapa Chan?"

Haechan, yang lagi bengong gak jelas terkejut dan reflek menoleh ke arah Han yang baru sampai di sekolah.

"Enggak"

"Mau percaya tapi gak bisa, ada apa sih?"

"Di bilang enggak ya enggak"

"Ya udah kalau gak mau cerita, asal gak setres aj-"

"Aishh..!! wajar gak sih kalau babu berpasangan sama majikan nya?" ucap Haechan membuat dahi Han mengerut bingung.

"Au ah! gak jadi" lanjut Haechan sambil beranjak dari duduknya dan pergi dari kelas membiarkan Han dengan segala pemikirannya.

Haechan, pergi ke toilet dan berdiri di depan wastafel dan kembali bengong.

"Masa iya Jeno suka sama aku?" batin Haechan yang masih bertanya-tanya setelah dia chat Hyungnya dan bercerita kejadian di jalan tadi.

"Tapi kayak nya gak mungkin deh" batin Haechan lagi, "Tapi...tapi kalau di pikir-pikir lagi bisa jadi, dia ngambek pas aku di jemput Mark Hyung, dia juga gak suka pas Mark Hyung bawain aku makan, dan tadi? aaarrggg..!! enggak...enggak... waras Chan waras... kamu di sana cuma kerja gak leb-"

Dddrrrtttt....

Ddrrrtttt....

Ucapan Haechan terhenti saat ponsel di saku celananya bergetar seperti ada yang melakukan panggilan pada ponselnya.

Haechan, meraih ponselnya dan terdiam sesaat meliat kontak yang tertera di layar ponselnya sebelum akhirnya dia mengeser ikon hijau dan mengarahkan ponsel ke telinganya.

"Hallo?"

"Temani aku malam ini"

- - -ooOoo- - -

Siapa itu...??? Aku juga mau dong Chan di temani.

"Boss" {Nohyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang