Chapter 3
Jika tadi, kemarin, atau kapan hari karena Taehyung tidak tahu dan tidak mau tahu dan karena dia hanya ingin bilang saat itu dia merasa kehausan, tenggorokannya terasa sangat kering seperti empat hari tidak minum kali ini justru berbeda. Ah, mungkin karena dia sudah mati, pikirnya!
Taehyung tidak kehausan, tidak merasa lapar dan anehnya kepalanya terasa ringan, tidak ada rasa pusing atau sakit sama sekali. Oke, sekali lagi, mungkin karena Taehyung sudah mati jadi sakitnya sudah hilang. Lalu, Taehyung berpikir! Apakah selama hidupnya ini Taehyung melakukan kebaikan atau justru keburukan? Lalu, bukankah kalau sepanjang hidupnya dia selalu melakukan kebaikan maka Taehyung akan berada di surga karena Taehyung sudah mati?
Taehyung tersenyum dengan mata yang masih terpejamnya tapi kemudian palu godam harus disebutkan kembali karena seketika palu godam itu kembali terlempar ke arah wajah tampannya Taehyung.
BUGH...
Selama hidup di dunia, Kim Taehyung bukanlah seseorang yang tergolong baik hati, yang suka menolong, bersimpati pada orang lain atau melakukan banyak kebaikan lainnya. Jangannya melakukan kebaikan seperti amal atau hal semacamnya karena untuk membalas senyum dari pegawai di kantornya saja dia malas. Jadi, setelah mati maka matilah kembali kau wahai Kim Taehyung!
Kakeknya yang sering dia abaikan itu akan menertawainya kalau tahu hal ini terjadi. Dokter Yoo yang terakhir kalinya tidak pernah dia dengarkan itu akan menertawainya saat ini. Dan si lintah alias suami dari tantenya itu akan tertawa paling kencang dengan penuh percaya diri kalau tahu semua ini, kalau tau Taehyung telah mat-
Seketika sepasang mata Taehyung terbuka. Tanpa membiasakan cahaya yang masuk seperti sebelumnya karena ini memang malam hari walau bulan purnama serta banyak bintang bersinar dan cukup menerangi penerangan yang ada disini.
APA? DI SINI? DI HUTAN, BUKAN SURGA ATAU NERAKA?
"Akhirnya kau sadar juga!"
Sepasang mata Taehyung membelalak. Itu bukan suaranya dokter Yoo yang sebelumnya bersyukur akan kesadarannya. Bukan juga suara kakeknya yang biasanya sangat mengkhawatirkan nya kalau sesuatu yang buruk terjadi padanya dan yang jelas itu bukan suara si lintah karena dia pasti akan merasa sedih kalau tahu Taehyung justru sadar dibanding mati.
Taehyung bangun tanpa susah payah kemudian dia ingin duduk bersila alih-alih bersender sambil meluruskan sepasang kakinya yang mungkin saja lumpuh atau setidaknya cidera tapi anehnya dia justu bisa duduk bersila dengan mudahnya. Kepalanya menoleh lalu dia bisa melihat sepasang kaki perempuan yang mengenakan sepatu cantik yang tidak berhak tinggi itu berjalan menghampirinya.
DRAP DRAP DRAP...
"Wah... Setelah darahnya hilang kau terlihat berbeda! Kau bahkan lebih tampan dari pada si Anjing!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story About the Eight Tails Fox
FantasyPada zaman dahulu kala, hiduplah seorang, oh bukan! Dia bukan orang, melainkan siluman! Tapi, siluman itu termasuk sejenis orang atau bukan yah? Sudahlah, lupakan soal itu! Pokoknya, dahulu (saat Taehyung masih kecil) kakeknya yang sangat kolot itu...