Chapter 14
Eun Woo menatap pantulan dirinya dari cermin dihadapannya itu sambil menggulung ketas lengan bajunya. Tidak tersenyum, tidak meringis atau memasang ekspresi apapun karena dia tahu malam ini akan menjadi malamnya. Dia menarik nafasnya panjang, dalam dan menghempasnya perlahan. Ah, mungkin saja ini adalah terakhir kalinya untuk dia melakukan itu. Akhirnya, Eun Woo tersenyum walau dia hanya menggerakan sebelah bibir kirinya ke atas yang justru tampak menyeramkan.
Eun Woo berbalik, berjalan ke luar dari toilet kamarnya itu kemudian dia melangkah mendekati balcony kamarnya. Dia berdiri di balcony kamarnya itu, mendongakan sedikit kepalanya lalu menatap bulan purnama yang sedikit tertutup awan. Dia memejamkan sepasang matanya, menunggu hingga awan itu berjalan pergi hingga membuat bulan purnama bersinar penuh menampilkan sinar bulat kuningnya itu.
"Satu.." Eun Woo mulai berhitung,
"Dua..."
Eun Woo membuka sepasang matanya kemudian melanjutkan, "Tiga..." Setelah menyelesaikan hitungan ketiganya itu, sepasang telinga Eun Woo yang sangat sensitif itu berdengung kuat. Ada terlalu banyak suara dari rongrongan srigala yang saling bersahutan yang sangat nyaring terdengar masuk ke telinganya itu seolah mulut dari para sigala itu sengaja didekatkan ke lubang telinga Eun Woo, bertujuan untuk merusak gendang telinganya Eun Woo itu.
"AWOOOOOO...!"
"AWWWWOOOOO...!"
"AWWWWWOOOOO...!"
"Behenti!" Eun Woo menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya sendiri. Kepalanya menggelang sesekali, berusaha seperti menghindari para mulut srigala yang meraung, merongrong didekat telinganya itu walau kenyataannya dia berdiri sendirian di balcony kamarnya itu.
"BERHENTI KU BILANG!" Lagi, Eun Woo menggelengkan kepalanya, menutup sepasang matanya dan menutup telingannya lebih kuat. "BERHENTI, BRENGSEK!"
Sepasang kaki Eun Woo goyah, hampir terjatuh tapi dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya itu dia mencoba untuk tetap berdiri, tetap bertahan. Sambil membuka sepasang matanya dan terus menahan sakit pada sepasang telingannya itu, tangan kanan Eun Woo bergerak ke arah dalam kamarnya. Sepasang mata tajamnya berfokus pada satu benda yang selalu dia simpan dipojok kamarnya itu kemudian dengan kekuatan yang dia miliki, benda itu seketika melayang menghampirnya.
HAP...
Sebuah pedang yang tidak terlalu panjang kini berhasil Eun Woo genggam ditangan kanannya itu kemudian tanpa aba-aba lagi, Eun Woo tebaskan pedang itu ke udara kosong.
Sunguh, jika kalian melihat Eun Woo saat ini maka kalian akan mengatainya gila. Tampan tapi gila! Eun Woo sudah seperti orang mabuk yang tengah merasa menjadi seorang pendekar lalu mengeluarkan jurus mabuknya itu sendirian. Ckckckckkc...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story About the Eight Tails Fox
FantasíaPada zaman dahulu kala, hiduplah seorang, oh bukan! Dia bukan orang, melainkan siluman! Tapi, siluman itu termasuk sejenis orang atau bukan yah? Sudahlah, lupakan soal itu! Pokoknya, dahulu (saat Taehyung masih kecil) kakeknya yang sangat kolot itu...