CHAPTER 05

1.2K 110 3
                                    

*
*

Sudah waktunya untuk para santri di pesantren Al-Islam ber istirahat, semua santri wati maupun santri wan, kini mereka semua sudah memasuki kamar nya masing-masing.

"Ning Ulfa" Panggil Nawa dengan mendudukkan dirinya di sebelah Ulfairah

"Na'am, kenapa ukhti Nawa?"

"Sebelunya afwan Ning, ana cuman mau meminta penjelasan yang Ning bilang tadi sore waktu sedang melakukan piket, ana ingin tau Ning" Jelas Nawa sedikit gerogi

Ulfairah tersenyum "La ba'sa Ukhti Nawa, biar ana jelaskan, Jadi bang Azhka pernah bilang ke ana, kalo Allah itu mempunyai 3 pesan rahasia, diantaranya itu adalah, yang pertama (Kematian) Allah merahasiakan yang namanya kematian, agar hambanya senantiasa dalam kondisi mempersiapkan diri dengan baik sepanjang hayatnya untuk menyambut kedatangan nya. Yang kedua (Rezeki) Allah merahasiakan jatah Rezeki, agar hambanya tetap berusaha, tidak berpangku tangan, tidak malas, tidak meremehkan kenikmatan yang ada, selalu bersyukur atas pemberian Allah. yang ketiga yaitu (Jodoh) seperti yang kita bicarakan waktu sore. Allah merahasiakan jatah Jodoh, bahwa manusia itu di ciptakan secara berpasang-pasangan. dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah" Jelas Ulfairah panjang lebar

Nawa mengangguk paham "syukron Ning atas penjelasan nya, nanti ana sampaikan ke teman-teman yang lain"

"wa iyyak ukhti" Ulfairah tersenyum.

••••••

"Setelah hari selasa, tepatnya di hari rabu, pesantren kita akan ada kedatangan seseorang, yaitu anak dari pak kyai, namanya Gus Ghaaziy" Celetuk seseorang yang kini tengah membaca buku

"Dari mana kamu bisa tau?"

"Saya tau dari salah satu santri yang mengabdi di ndalem"

"Apakah Gus kita sudah menikah?"

"Sudah memiliki dua keturunan"

"Alhamdulillah"

"Alhamdulillah? Memangnya kenapa?"

"Biasa, para santri putri"

Keduanya saling menggeleng kan kepala, dan di lanjut berfokus untuk membaca buku yang mereka berdua pegang masing-masing.

••••••

"Abi, Umi" Panggil Ulfairah menghampiri Ghaaziy dan Zaisha yang kini tengah menata koper di mobil

"Na'am sayang, kenapa Aiss?" Jawab Zaisha

"Semuanya sudah masuk mi?"

"Alhamdulillah semuanya sudah selesai"

"Syukron umi, abi" Ucap Ulfairah sembari memeluk umi dan abi nya

"wa iyyak malaikat kecil abi" Kata Ghaaziy dengan mencium kepala anak perempuan nya.

"Abang, bang Azhka dimana abi, umi?" Tanya Ulfairah bingung

"Bang Azhka lagi ngambil beberapa barang yang masih ada di dalam sayang"

Ulfairah mengangguk. "Abi, umi, Aiss izin ke pesantren dulu ya sebentar, 15 menit ya bi"

"Yasudah, segera kembali" Perboleh Ghaaziy

"Syukron abi, umi, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" Salam Ulfairah

Manik PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang