*
*Selasa, 1 Januari. Tepat di mana pernikahan Gus dan Ning sudah berlalu 2 bulan kebelakang, hari dengan kehangatan, kesenangan, keceriaan, bahkan kesedihan.
Dua bulan berlalu, namun kedua pasangan suami istri tersebut belum dikaruniai seorang malaikat kecil, hal itu dikarenakan Ulfairah belum memberikan nafkah batin untuk suaminya. Mengapa? Karena Ulfairah lebih dulu ingin menyelesaikan pendidikan nya terlebih.
Hari Selasa, tanggal 1 Juni. Hari ini adalah hari tepat nya Ulfairah menyelesaikan pendidikan nya di tingkat akhir Pesantren. Ulfairah berniat untuk melanjutkan pendidikannya berkuliah ke Kairo, namun Gus Zhafar dengan tegas melarang nya.
Satu minggu berlalu dari hari kelulusan Ulfairah. Rutinitas sebagai seorang istri kini Ulfairah akan selalu melakukannya. Jika kalian bertanya Dimanakah sekarang Ulfairah tinggal? Sejak satu bulan pernikahannya, Gus Zhafar memutuskan untuk menempati dan tinggal di rumah yang sudah ia miliki sebelum menikahi Ulfairah, rumah itu berada tak jauh dari kediaman pesantren Al-Islamic.
Pukul sudah menunjukkan Jam 04.01 WIB yang menandakan saatnya waktu shalat subuh.
Ulfairah membuka matanya secara perlahan sembari mengerjapkan, menerima cahaya lampu sedikit demi sedikit sampai ia membuka matanya dengan sempurna, mata yang sangat indah, bahkan mata yang sangat amat disukai oleh Gus Zhafar.
Ulfairah mendudukkan dirinya, menoleh kesamping memberadakan Gus Zhafar yang masih tengah tertidur sangat lelap.
Sembari memandangi wajah suaminya, Ulfairah mengusap pipi Gus Zhafar dengan sangat lembut.
"Hubby pasti cape banget, gara-gara waktu semalam ada jadwal mengisi ceramah di kota sebelah sampai larut"
Ulfairah memainkan pipi suaminya layaknya mainan anak kecil. Kulit putih Gus Zhafar yang menandai pipinya sudah merah akibat ulah istrinya.
Tak sadar, Gus Zhafar membuka matanya, menatap mata indah milik Ulfairah yang membuat nya terpaku. Ulfairah sontak terkaget dengan Gus Zhafar yang sudah menatapnya tak lama dari sedari tadi. Berkali-kali Ulfairah mengerjapkan matanya lucu.
"Lagi ngapain, hm?" Tanya Gus Zhafar dengan suara khas bangun tidur nya.
Ulfairah hanya menunduk namun ia berkata sangat jujur. "A-aAis mainin pipi Hubby, abisnya pipi Hubby lucu jadi Aiss mainin"
Gus Zhafar terkekeh, mencubit pipi Ulfairah yang sudah mengembung.
"Gemes banget sih istrinya Hubby, pipinya ngembung kaya gitu jadi mau saya makan" Goda Gus Zhafar menjahili Ulfairah.
"Ih Hubby! Nanti pipi Ulfairah ilang dong"
Sungguh jawaban Ulfairah diluar kepala Gus Zhafar, hal itu mampu membuat Gus Zhafar tertawa sejadi-jadinya.
"Astaghfirullah, kamu ini ada ada saja Humaira, yasudah ayo bangun" Ucap Gus Zhafar sembari menuntun tubuh Ulfairah.
Setelah bergantian mandi dan melaksanakan shalat subuh, Ulfairah kini tengah berhadapan dengan Gus Zhafar untuk menyetorkan hafalan nya yang sudah Gus Zhafar beri.
"Qur'an surah Al-Infitar 1-10 ayat saja" Ucap Gus Zhafar dengan nada yang tegas.
Ulfairah mengangguk.
"Jika lancar, nanti malam saya akan membawa kamu untuk ikut mengisi ceramah, jika ada yang salah maka itu tidak akan jadi dan kamu seperti biasa akan sementara di rumah Abi dan Umi".
Ulfairah membulatkan matanya. Namun ia kembali netral dan tersenyum.
"Na'am"
Gus Zhafar mengangguk "silahkan mulai"
Ulfairah dengan tenang membaca pembukaan dengan di awali membaca bismillah.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْماِذَا السَّمَآءُ انْفَطَرَتۡ
Izas samaaa'un fatarat
وَاِذَا الۡكَوَاكِبُ انْتَثَرَتۡ
Wa izal kawaakibun tasarat
وَاِذَا الۡبِحَارُ فُجِّرَتۡ
Wa izal bihaaru fujjirat
وَاِذَا الۡقُبُوۡرُ بُعۡثِرَتۡ
Wa izal qubuuru bu'siratعَلِمَتۡ نَفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ وَاَخَّرَتۡؕ
'Alimat nafsum maa qaddamat wa akhkharatيٰۤاَيُّهَا الۡاِنۡسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الۡكَرِيۡمِ
Yaaa ayyuhal insaaanu maa gharraka bi Rabbikal kariimالَّذِىۡ خَلَقَكَ فَسَوّٰٮكَ فَعَدَلَـكَ
Allazii khalaqaka fasaw waaka fa'adalakفِىۡۤ اَىِّ صُوۡرَةٍ مَّا شَآءَ رَكَّبَكَؕ
Fiii ayye suuratim maa shaaa'a rakkabakكَلَّا بَلۡ تُكَذِّبُوۡنَ بِالدِّيۡنِ
Kalla bal tukazzibuuna bid diinوَاِنَّ عَلَيۡكُمۡ لَحٰـفِظِيۡنَ
Wa inna 'alaikum lahaa fiziinصَدَقَ اللهُ اْلعَظِيْمُ
Setelah membaca surah tersebut dengan lancar dan benar, Ulfairah tersenyum senang, membuat kedua pipinya sangat chubby, matanya yang menyipit, senyum yang membuat Gus Zhafar selalu terpanah.
"Alhamdulillah, pinter"
"Ngga sekalian 30 Juz Hubby?" Tantang Ulfairah
Mendengar ucapan Ulfairah, Gus Zhafar baru tersadar bahwa Istri kecilnya itu adalah seorang Hafidzah, apalagi anak dan cucu dari pemilik kedua pesantren terbesar di kota Bandung dan Jakarta.
"Astaghfirullah, saya baru menyadari kalo istri kecil saya adalah seorang Hafidzah"
Ulfairah terkekeh di tambah ia juga malu.
"Jadi malem ini di temenin Jauzati nya Zhafar, istrinya Muhammad Zhafar Bauyrzhan." Ucap Gus Zhafar dengan menatap lekat mata Ulfairah
Wajah Ulfairah kini sudah memerah, dengan perasaan yang dah dig dug, Ulfairah menutup wajahnya dengan tangan yang amat mungil, tentu saja pemandangan seperti itu semakin menambah Gus Zhafar gemas, sangat gemas.
"Hubby! Maluu!"
Gus Zhafar terkekeh meraih tubuh mungil Ulfairah dan mendekap nya."ngapain malu hm? Masa sama suami sendiri malu?"
Ulfairah hanya tersenyum menyembunyikan wajahnya di dada Gus Zhafar.
"Jauzati nya Zhafar mau punya malaikat kecil berapa, hm?"
Deg
"Satu aja cukup kok by" Jawab Ulfairah dengan sedikit gugup.
"Gimana kalo 11? Biar bisa bikin tim sepak bola, nanti Hubby yang jadi pelatih nya"
Ulfairah membulatkan matanya "Astaghfirullah Hubby, itumah suami puas istri tewas!" Cetus Ulfairah yang membuat Gus Zhafar tertawa
"Astaghfirullah Humaira, kamu ini ada ada saja" Ucap Gus Zhafar dengan sisa tawa nya.
--||--
Afwan ana telat untuk up, kemarin malam ana ada kesibukan🙏🏻
Part ini sengaja untuk di pendek kan, karena part selanjutnya akan sangat panjang, spesial part awal kisah Ulfairah dan Gus Zhafar dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manik Putih
Teen Fiction"Cinta terbaik adalah disaat kamu mencintai seseorang yang membuat akhlakmu semakin baik, jiwamu semakin damai, dan hatimu semakin bijak. " -Habib Umar Bin Hafidz