CHAPTER 06

1.2K 117 10
                                    

*
*


"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" Salam satu keluarga kecil yang baru saja memasuki area ndalem pesantren Al-Islamic.

Dengan kesenangan hati, memberadakan sepasang suami-istri yang sedang menunggu kedatangan seseorang, setelah sekian lama nya, orang yang mereka tunggu tunggu akhirnya datang juga dan berada di hadapan nya.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" Jawab sepasang suami-istri tersebut.

"Alhamdulillah kalian sampai kesini dengan selamat, nak" Ucap Nyai Sajidah

"Nggih Umma, Alhamdulillah" Jawab Ghaaziy dengan menyalami tangan Abah dan Umma nya, begitu juga dengan istri dan kedua anak nya. "Bagaimana kabar Umma? Abah?"

"Alhamdulillah Abah dan Umma baik-baik saja nak"

"MasyaAllah cucu Jaddun sekarang sudah besar ya" Kata Kyai Azzam sembari memeluk kedua cucunya.

"Na'am eyang, masa Aiss kecil terus" Jawab Ulfairah dengan kekehan

Azhka tersenyum."MasyaAllah eyang, Alhamdulillah" Jawab Azhka

"Jiddah!" Riang Ulfairah dengan cepat menghampiri nenek nya dan memeluk nya. "Omah, Aiss kangen masakan omah"

"MasyaAllah sayang, nanti Omah buatkan untuk kamu dan juga Azhka"

"Syukron Omah"

"Umma" Panggil Zaisha kepada mertua nya.

"Na'am nduk, MasyaAllah Aishah, Umma sangat merindukan kamu nak" Sembari memeluk Zaisha

Zaisha membalas pelukan dari sang mertua nya itu. "Umma sehat, bagaimana kabar Umma?"

"Alhamdulillah nak, Umma sehat dan kabar Umma baik"

"Alhamdulillah" Syukur Zaisha "Abah, Abah gimana kabarnya" Lanjut nya dengan menghadap ke arah Kyai Azzam.

"Alhamdulillah nak, baik" Jawab pak Kyai dengan mengusap puncak kepala Zaisha

"Afwan Bah, sebaiknya kita langsung mulai saja membicarakan mengenai kedua anak Ghaaziy. Karena Ghaaziy tidak bisa berlama-lama meninggalkan tanggung jawab Ghaaziy yang sudah Abah perintahkan" Ucap Ghaaziy

"Kamu adalah orang yang sangat bertanggung jawab Ghaaziy. Baiklah nak, silahkan duduk"

Keluarga besar itu, kini sedang membe rundingkan mengenai pesantren. Di tengah-tengah perbincangan mereka, Ulfairah membuka suara untuk mengungkapkan apa yang ia pikirkan sedari tadi.

"Afwan sebelumnya Abi, Umi, Jaddun, Jiddah. Apakah Ulfairah boleh meminta sesuatu?" Tanya Ulfairah

"Na'am sayang, apa yang engkau minta wahai putriku?" Jawab Ghaaziy

"Ulfairah ingin, Jaddun dan Jiddah menyembunyikan status Ulfairah di sini, Ulfairah hanya ingin menjadi santri pada umumnya, tidak dengan adanya gelar"

"Kenapa harus seperti itu nak?" Tanya Kyai Azzam dan juga Nyai Sajidah

"Afwan Eyang, Omah. Ulfairah hanya ingin menjadi bagian dari santri pada umumnya, agar Ulfairah tidak di bedakan oleh teman-teman baru Ulfairah, dengan sangat menghormati Ulfairah sebagai cucu kalian" Jelas Ulfairah.

Manik PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang