*
*
Bandung, 12 Oktober. Di pagi hari yang sangat cerah, Hari yang dimana telah dinantikan oleh dua keluarga besar. Hari pernikahan Gus Zhafar dan Ning Ulfairah yang akan dilaksanakan beberapa menit lagi kedepan.
Hanya ada dua keluarga besar dan para santri Pesantren Al-Islam yang menjadi tamu Undangan.
Ulfairah yang sudah siap tinggal menunggu panggilan nya setelah akad untuk menemui seseorang yang akan menjadi suami nya hari ini. Ulfairah dengan gaun yang ia pakai, sangat cantik. Gaun yang indah dan elegant melekat pada tubuh mungil Ulfairah, tak lupa cadar yang selalu ia pasang di wajah nya.
Kini bapak penghulu sudah datang dan terduduk di tempat yang disediakan begitupula Gus Zhafar yang sudah terduduk tepat di depan penghulu dan Kyai Ghaaziy berserta Kyai Ahmad sudah berada di tempat. Berselang beberapa menit, acara pun dimulai.
"Bismillahirrahmanirrahim"
"Ya, Muhammad Zhafar Bauyrzhan bin Ahmad Nizam Bauyrzhah, Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Ulfairah Aiss Alhusayn alal mahri, Safinat Siahiat Wahida, Tayirat Khasat Wahida, Qitat Bayda' Wahida, 7.750.000.000 M. Indonesia Rupiah majmueat min 'adawat alsalaa, hallan."
"Bismillahirrahmanirrahim. Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan".
Gus Zhafar melantunkannya satu tarikan nafas dengan lantang dan fasih menggunakan bahasa Arab. Gus Zhafar merasa lega dan senang karena berhasil mengucapkan ijab kabul dengan sempurna.
"Kayf hal alshuhud? Shareiun?"
"SHAREIUN!!"
"SAHH!"
"Alhamdulillah..."
Tes
Air turun begitu saja dari mata indah milik Ulfairah. Dirinya tak menyangka jika ia telah berganti status detik ini juga sebagai istri, lebih tepatnya lagi sebagai istri dari seorang Gus Zhafar. Nyai Zaisha menuntun anak nya perlahan untuk keluar menuju tempat akad. Nyai Zaisha menuntun anaknya berjalan untuk menuju ke arah Gus Zhafar.
Melihat Ulfairah, senyuman mengembang di bibir Gus Zhafar, senyuman yang mampu membuat orang melihat nya terpanah. Gus Zhafar tersenyum melihat Ulfairah yang amat sangat cantik dengan gaun indah yang melekat pada tubuh mungil Ulfairah.
Setelah berada di depan Gus Zhafar, Ulfairah sangat gugup, tangan nya sudah bergetar sedari tadi, hanya lantai saja yang ia lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manik Putih
Novela Juvenil"Cinta terbaik adalah disaat kamu mencintai seseorang yang membuat akhlakmu semakin baik, jiwamu semakin damai, dan hatimu semakin bijak. " -Habib Umar Bin Hafidz