*
*
Di Pagi hari dengan suasana yang masih petang, tepat di hari selasa. Seperti biasanya para santri akan melaksanakan shalat Tahajud dan dilanjutkan dengan Qira'atil Qur'an hingga sampai shalat Subuh.
Setelah melaksanakan sedikit kegiatan di pagi hari, Ulfairah dan juga Hana kali ini tidak mengikuti kegiatan seperti biasanya, karena tepat di hari ini mereka akan ke Kota Bandung.
Ulfairah dan Hana tengah merapihkan kamar asrama nya, membereskan semua barang Ulfairah hingga bersih, Hana dengan siap membantu Ulfairah mengemasi barang-barang nya, Hana hanya membawa beberapa baju saja untuk satu minggu disana, setelah Ulfairah menikah pastinya Hana akan kembali lagi kesini untuk menimba Ilmu.
Di tengah-tengah mereka sedang mengemasi koper, Hana membuka suara.
"Fa" Panggil Hana
"Iya Han?"
"Jika kita mencintai seseorang dalam diam kita, apakah kita bisa di takdir kan untuk bersama orang yang kita suka Fa?"
Ulfairah tersenyum "Wallahu a'lam Hana, jika takdir kita bukan dengan orang yang kita sukai secara diam-diam melainkan takdir kita adalah sebuah kematian??, cukup memperbaiki diri, masalah jodoh Allah sudah menentukan"
"Jika kita melangit kan namanya?"
"Wallahu a'lam" Lagi-lagi Ulfairah hanya menjawab singkat seperti itu.
Setelah selesai, barang-barang mereka di bawakan oleh orang suruhan Kyai Azzam untuk di bawa dan di letakkan di mobil. Sedangkan kini Ulfairah dan juga Hana bergegas untuk segera menemui orang yang sudah menunggunya di area ndalem.
"Fa, aku laper" Cicit Hana di tengah-tengah mereka sedang bersiap-siap untuk makan.
"Astaghfirullahalazim Hana, kenapa kamu diam saja, ayo kita sarapan dulu"
Ulfairah menarik tangan Hana menuju ke arah kantin pesantren, tepatnya di lantai paling atas.
Di sela-sela mereka tengah makan, Hana mendadak diam, hal itu mampu membuat Ulfairah mendadak kebingungan.
"Hana, kenapa?" Tanya Ulfairah menghentikan aktivitas makan pagi nya
"Huftt, sebentar lagi kamu bakal jadi istri orang huaaa!, kayanya nanti aku udah ngga bisa jailin kamu lagi fa"
Ulfairah mengelus dadanya tertekan. Ulfairah tak habis pikir dengan kelakuan Hana yang hampir 11 12 dengan Bilqis sahabat nya yang berada di kota Bandung.
"Hana, obat kamu sudah habis?" Tanya Ulfairah
"Ulfa!" Kesal Hana yang mampu membuat Ulfairah tertawa.
Setelah selesai, mereka bergegas untuk menuju ke arah ndalem, dimana orang tua Ulfairah sudah menunggunya.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Abi, Umi" Salam Ulfairah sembari menyalami tangan kedua orang tuanya dan juga Azhka. Sedangkan Hana hanya ikut mengucapkan salam saja.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Aiss"
"Aiss? bisa juga nih hhe" Batin Hana dengan pikiran jahil nya.
"Sudah siap nak?" Tanya Kyai Azzam.
"Sudah Eyang!" Riang Ulfairah dan juga Azhka.
Kyai Azzam mengangguk "Eyang akan kesana di hari pelaksanaan saja Nak, sekarang harus mengurus kegiatan santri terlebih dahulu sampai selesai, apakah tidak apa-apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Manik Putih
Teen Fiction"Cinta terbaik adalah disaat kamu mencintai seseorang yang membuat akhlakmu semakin baik, jiwamu semakin damai, dan hatimu semakin bijak. " -Habib Umar Bin Hafidz